PSIM Jogja Promosi Liga 1, Coach Erwan Titip Doa Buat PSS dan Persis

PSIM Jogja Promosi Liga 1, Coach Erwan Titip Doa Buat PSS dan Persis

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 27 Feb 2025 14:03 WIB
Spanduk Mataran Is Love di Stadion Manahan Solo, Rabu (5/10/2022).
Spanduk Mataran Is Love dengan logo klub PSIM, Persis, dan PSS di Stadion Manahan Solo, Rabu (5/10/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Jogja -

PSIM Jogja memastikan satu tempat di Liga 1 musim depan dan keluar sebagai juara Liga 2 2024/2025. Pelatih karteker PSIM, Erwan Hendarwanto, berharap bisa tercipta Derby DIY dan Derby Mataram pada musim depan.

Kehadiran PSIM tentu akan membuat Liga 1 musim depan semakin berwarna, terutama bagi persepakbolaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di mana, saat ini PSS Sleman menjadi satu-satunya perwakilan DIY yang bermain di kasta tertinggi liga Indonesia.

Lolosnya PSIM sekaligus membuka peluang munculnya dua laga derby. Yakni Derby DIY antara PSIM dengan PSS. Kemudian, Derby Mataram antara PSIM dengan Persis Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, PSS dan Persis saat ini masih berkutat di zona degradasi Liga 1. PSS berada di peringkat 17 dengan 19 poin. Adapun Persis di posisi juru kunci dengan sama-sama mengoleksi 19 poin.

Erwan pun berharap PSS dan Persis bisa bangkit dan tetap bertahan di Liga 1 musim depan.

ADVERTISEMENT

"Saya kira ini hal positif yang didapatkan bahwa dengan berpeluangnya Derby DIY dan Derby Mataram. Terkhusus DIY, tentu saja jika ada dua tim di Liga 1 menunjukkan bahwa sepakbola di DIY bergerak maju dari segala sisi," ujar Erwan saat dihubungi wartawan, Kamis (27/2/2025).

"Tapi saya berharap dan berdoa supaya tim-tim di Jateng DIY kayak PSS, Persis dan PSIS bisa bertahan di Liga 1 musim depan," harapnya.

Meski suporter tiga klub PSIM, PSS, dan Persis punya sejarah kurang baik di masa lalu, tiga wadah suporter ini sudah damai lewat Mataram is Love. Erwan berharap, rivalitas tiga tim ini tetap terjaga di Liga 1 musim depan.

"Ya termasuk pergerakan perdamaian suporter yang sudah ditunjukkan oleh DIY dan Jateng, terutama antara PSIM, PSS dan Persis serta PSIS," sambung pelatih berusia 48 tahun tersebut.

"Atmosfer pertandingan yang tersaji bisa dinikmati oleh semua kalangan bahkan bisa ditonton langsung dengan nyaman oleh anak-anak. Rivalitas harus tetap ada, namun rivalitas yang positif saling bersaing dalam hal-hal yang baik," katanya.

Dengan begitu, Erwan bilang, momen ini bisa dijadikan bukti bahwa sepakbola DIY-Jateng bisa menjadi contoh positif di Indonesia.

"Sehingga menurut saya dampaknya tidak hanya untuk sepak bola DIY dan Jateng saja, tapi bisa memberikan kontribusi untuk persepakbolaan nasional," pungkasnya.




(rih/aku)

Hide Ads