Punya Ribuan Jugangan, Caturharjo Bantul Tak Bergantung pada TPA Piyungan

Punya Ribuan Jugangan, Caturharjo Bantul Tak Bergantung pada TPA Piyungan

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Sabtu, 29 Jul 2023 14:51 WIB
Pembuatan jugangan dalam Gerakan 5.000 Jugangan di Caturharjo, Pandak, Bantul, DIY. Diunggah Sabtu (29/7/2023).
Pembuatan jugangan dalam Gerakan 5.000 Jugangan di Caturharjo, Pandak, Bantul, DIY. Diunggah Sabtu (29/7/2023). Foto: dok. Kalurahan Caturharjo
Jogja -

Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, ternyata sudah lebih dulu memulai gerakan membuat jugangan untuk menampung sampah organik. Hal itu agar tidak lagi tergantung dengan TPA regional Piyungan.

Lurah Caturharjo, Wasdiyanto mengatakan gerakan membuat jugangan sudah sejak tahun lalu. Bahkan, pelaksanaannya masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) tahun 2022. Kini jumlah jugangan di sana mencapai ribuan.

"Gerakan membuat 5.000 jugangan itu sebenarnya sudah lama dan saat ini masih berjalan. Bahkan kita backup lewat APBKal, perencanaannya sejak tahun 2022," kata Wasdiyanto kepada detikJogja, Sabtu (29/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan, gerakan itu awalnya untuk mendukung program Bantul Bersih Sampah 2025 atau 'Bantul Bersama'. Dengan demikian, tidak ada hubungannya dengan penutupan TPA Piyungan sejak 23 Juli lalu.

"Karena Bupati mencanangkan Bantul Bersih Sampah 2025, kita langsung mengambil langkah itu. Jugangan (lubang di tanah) itu untuk menampung sampah organik yang bisa membusuk. Sekarang jumlahnya ribuan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Wasdiyanto menjelaskan, jugangan-jugangan itu sebenarnya untuk melengkapi langkah gerakan pemilahan sampah di Caturharjo. Mengingat luasan wilayah Caturharjo mencapai 605 hektare dengan jumlah penduduk 12.600 jiwa, sehingga sampah hariannya terbilang banyak.

"Kita juga lakukan pelatihan pilah sampah di tingkat rumah tangga, karena kuncinya itu. Di masing-masing RT juga kita masifkan, karena memilah sampah kalau hanya sekali dua kali tidak akan berhasil, harus terus menerus," ucapnya.

Kini sudah dibentuk kader sampah di Caturharjo. Bahkan, Caturharjo disebut sudah mampu mengelola sampah sendiri hingga selesai di tingkat Kalurahan.

"Dari sampah itu kita bedakan sampah organik dan non organik, sampah yang organik atau bisa busuk kita masukkan jugangan, dan sampah non organik kita pilah lagi," ucapnya.

"Yang laku kita jual untuk kesejahteraan warga. Residu tinggal sedikit dan ditangani BUMKal, pemusnahannya pakai waste terminator atau pembakar sampah," lanjut Wasdiyanto.

Maka itu Wasdiyanto tidak mempermasalahkan TPA Piyungan yang saat ini belum bisa menerima sampah dari Bantul. Dia juga berharap upaya di Caturharjo ditiru Kalurahan lain.

"Tidak masalah kalau TPA Piyungan tutup sampai September. Mau ditutup selamanya kita tidak masalah, karena kita menuju Kalurahan mandiri sampah. Jadi sampah selesai di Kalurahan, karena sampah kita tanggung jawab kita," pungkasnya.




(dil/dil)

Hide Ads