Serunya Main ke Bendhung Lepen, Agrowisata Cantik yang Dulunya Kumuh

Serunya Main ke Bendhung Lepen, Agrowisata Cantik yang Dulunya Kumuh

Agnest Aprillia, Hanan Jamil - detikJogja
Rabu, 27 Mar 2024 06:00 WIB
Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024).
Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024). Foto: Agnest Aprillia/detikJogja
Jogja - Bendhung Lepen menjadi salah satu destinasi agrowisata seru di tengah Kota Jogja. Siapa sangka jika dulunya kawasan ini dikenal kumuh dan bekas kandang ternak.

Hal itu disampaikan salah satu pengurus Komunitas Bendhung Lepen, Juang. Agrowisata yang berada di kawasan Giwangan, Umbulharjo, Jogja, ini kini dipercantik dengan taman dan ikan.

"Kita prihatin, kenapa sungai yang dulu kita buat mandi, buat main itu menjadi kotor. Dari inisiatif itu kita kerja bakti dulu. Dulu ini cetek (dangkal) banget, tahun 2019 sedimen menumpuk hingga 80 cm, jadi pekerjaan pertama kita itu bersih-bersih sedimen dulu (pasir, batu, semen)," ucap Juang kepada detikJogja saat ditemui di Bendhung Lepen, Selasa (26/3/2024).

Juang menuturkan tak hanya kotor, kawasan ini juga dulu digunakan untuk membuang limbah medis. Lalu berdasarkan inisiatif komunitas karang taruna setempat, Mrican Youth, kawasan ini pun mulai dibersihkan.

"Sebelum itu, dulu di sini ada pemulung, pemulung limbah medis. Nah, jadi buangnya sampah kayak jarum suntik dan lainnya itu di sungai. Dulu ada yang mau mandi itu, ketusuk jarum. Dari inisiatif itu, kita bersihkan sedimen-sedimen itu dengan swadaya (marwah), itu juga dibantu sama warga sekitar juga sih," jelas dia.


"(Kami pada saat itu memasang) Penjaring sampah, terus kepikirannya mewarnai air. Dengan mewarnai air itu, (kami) ngasih ikan (di saluran sungai)," tambahnya.

Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024).Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024). Foto: Agnest Aprillia/detikJogja

Juang menuturkan inisiatif karang taruna itu sempat mendapat penolakan dari para petani di sekitar lokasi. Mereka khawatir debit air irigasi Bendhung Lepen bakal berkurang. Namun, belakangan setelah merasakan dampak positifnya para petani itu akhirnya mendukung pengelolaan Bendhung Lepen.

"Setelah beberapa negosiasi sama mereka, mereka (para petani) menyetujui, 'ternyata oh ya bener'. Kita mikirnya juga gini, kalau sampah ini berhenti di sini (jaring sampah), nanti alirannya (bakal) bersih. Jadi sampah-sampah seperti sampah popok dan sebagainya nggak mengalir ke sawah mereka, (akhirnya) mereka setuju," urai pria yang kini menjabat Kabid Parkir Komunitas Bendhung Lepen ini.

Fasilitas di Bendhung Lepen

Saat ini area Bendhung Lepen dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk pengunjung. Di antaranya pendopo, gazebo, lapak UMKM, musala, hingga kamar mandi. Tak hanya itu, ada pula wahana permainan anak seperti ayunan, kereta motor atau mobil, traktor dan kapal remote dengan tarif Rp 10.000-25.000 per 15 menit.

Selain itu, ada paket wisata pemancingan. Pengunjung bisa menyewa alat pancing, wadah ikan, dan pakan dengan tarif Rp 5.000 per orang. Ada beragam jenis ikan di Bendhung Lepen ini seperti koi, tombro, ikan mas, lele, patin albino, nila, bawal, hingga wader.

detikers pun bisa membeli ikan dari hasil pancing dengan harga per kilo sebagai berikut:

  • Lele: Rp 25.000
  • Nila: Rp 30.000
  • Bawal: Rp 27.000

detikers juga bisa memberi makan ikan di kolam dengan harga Rp 2.000 per gelas. Pakan ikan ini dijual oleh warga sekitar.

Sebagai informasi, Bendhung Lepen memiliki panjang sekitar 700 meter dan rencananya akan diperlebar lagi sampai ke Ring Road Selatan. Bendhung Lepen juga bakal menjadi salah satu sumber tenaga listrik mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik Bendhung Lepen dari pagi sampai malam.

Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024).Suasana di Bendhung Lepen Jogja, Selasa (26/3/2024). Foto: Agnest Aprillia/detikJogja

Harga Tiket Masuk Bendhung Lepen

detikers yang ingin berkunjung ke Bendhung Lepen bisa masuk secara gratis. Tidak ada tiket masuk di agrowisata ini. detikers pun hanya membayar tarif parkir seikhlasnya.

"Memang kita fokuskan ke UMKM masyarakat (sini). Jadi kenapa Bendhung Lepen nggak ada tiket masuk dan parkir pun (bayar) seikhlasnya, karena kita emang fokusnya tuh biar pengunjung menghabiskan uangnya dengan jajan aja, meningkatkan UMKM warga," jelas Juang.

Kesan Pengunjung

Salah satu wisatawan lokal, Joko (30) mengaku senang dengan objek wisata ini. Apalagi agrowisata ini terbilang murah meriah dan ramah anak.

"Ya senang soalnya kan anak-anak juga senang. (Tarifnya) Ya murah meriah, makanannya juga banyak di sini sebenarnya pas libur kemarin," ucap Joko kepada detikJogja di lokasi.

Artikel ini ditulis oleh Hanan Jamil dan Agnest Aprillia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/rih)

Hide Ads