Waspada Bahaya Mengonsumsi Beras Oplosan

Waspada Bahaya Mengonsumsi Beras Oplosan

Mira Rachmalia - detikJatim
Senin, 14 Jul 2025 13:33 WIB
Karung beras, satu sendok beras di sendok kayu, dan padi
Ilustrasi beras. Kenali bahaya konsumsi beras oplosan. Foto: Jcomp/Freepik
Surabaya - Praktik pengoplosan bahan pangan kembali mencuat, kali ini menyasar beras-makanan pokok utama masyarakat Indonesia. Beras oplosan bahkan ditemukan beredar di supermarket dan minimarket dalam kemasan premium, meski mutu isinya jauh dari standar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan beras oplosan menipu bukan hanya dari sisi kualitas, tetapi kuantitas dan label. Hasil investigasi gabungan Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan menemukan 212 merek beras tidak memenuhi standar mutu.

Pelanggaran ditemukan pada berat kemasan, komposisi, hingga label produk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 merek diduga merupakan hasil pengoplosan. Merek-merek itu berasal dari empat perusahaan besar, yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).

Beberapa produk seperti Sania, Sovia, Fortune, dan Siip milik Wilmar disebut tidak memenuhi standar berdasarkan uji sampel di wilayah Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, hingga Yogyakarta.

Temuan ini memicu kemarahan publik, terutama para konsumen yang rela membayar lebih untuk membeli beras premium. Kekecewaan pun merebak karena kepercayaan terhadap produk berlabel resmi dinilai dikhianati. Selain merugikan secara ekonomi, beras oplosan juga berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Bahaya Mengonsumsi Beras Oplosan bagi Kesehatan

Mengonsumsi beras oplosan tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga membahayakan kesehatan. Campuran bahan kimia atau beras kualitas rendah yang digunakan dalam praktik ini bisa mengandung zat berbahaya yang dapat merusak tubuh jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Beberapa risiko kesehatan akibat konsumsi beras oplosan berikut.

  • Kerusakan organ dalam tubuh, seperti ginjal dan hati, akibat zat kimia atau bahan tambahan berbahaya.
  • Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, atau sembelit karena kualitas beras yang buruk.
  • Paparan zat karsinogenik, yang dapat memicu kanker, terutama jika beras mengandung zat pemutih atau pengawet berbahaya.
  • Gangguan hormon, yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
  • Cacat janin, bila dikonsumsi oleh ibu hamil, karena paparan bahan kimia bisa memengaruhi perkembangan janin.

Ciri-ciri Beras Oplosan yang Perlu Diwaspadai

Menurut Pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University Prof Tajuddin Bantacut, ciri-ciri beras oplosan sebenarnya bisa dikenali secara kasat mata jika konsumen jeli. Berikut adalah beberapa tanda fisik beras oplosan yang umum dijumpai:

1. Warna Tidak Seragam

Beras oplosan sering menunjukkan warna butiran yang berbeda-beda. Dalam satu kemasan, Anda bisa menemukan butiran yang putih bersih bercampur dengan yang kekuningan atau kusam. Ketidakseragaman ini mengindikasikan campuran dari berbagai jenis atau kualitas beras.

2. Ukuran Butiran Tidak Sama

Beras asli berkualitas memiliki ukuran bulir yang seragam. Namun, beras oplosan biasanya mencampurkan beras panjang, pendek, besar, dan kecil. Ini bisa jadi tanda bahwa beras tersebut berasal dari sisa produksi atau campuran kualitas rendah.

3. Aroma Beras Mencurigakan

Beras normal cenderung berbau netral atau memiliki aroma wangi alami. Jika beras berbau apek, menyengat, atau terasa kimiawi, bisa jadi beras tersebut telah disimpan terlalu lama atau telah dicampur dengan zat pengawet atau pewangi buatan.

4. Tekstur Nasi Lembek Setelah Dimasak

Setelah dimasak, nasi dari beras oplosan biasanya tidak pulen dan mudah basi. Teksturnya bisa terlalu lembek atau lengket karena percampuran jenis beras yang tidak sesuai dan kadar air yang tidak seimbang.

5. Ada Benda Asing Saat Dicuci

Perhatikan saat mencuci beras. Jika Anda menemukan serpihan plastik, serbuk putih, atau partikel asing lainnya yang mengambang, segera hentikan penggunaan. Ini bisa menandakan kontaminasi atau penambahan zat kimia yang berbahaya.

6. Bau Aneh dan Tidak Wajar

Selain apek, beras oplosan bisa mengeluarkan bau yang menyengat seperti bahan kimia. Hal ini biasanya disebabkan oleh penambahan zat pemutih, pengawet, atau pewangi buatan untuk membuat beras tampak lebih menarik di mata pembeli.

Tips Menghindari Beras Oplosan

Agar tidak menjadi korban beras oplosan, masyarakat perlu bersikap lebih cermat dan teliti dalam memilih bahan pangan, terutama beras yang menjadi konsumsi harian keluarga. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa dilakukan:

  • Hindari membeli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas. Pilih produk yang memiliki label resmi, SNI, dan izin edar BPOM.
  • Periksa tampilan fisik beras sebelum membeli. Lihat warna, ukuran butir, dan bau secara seksama.
  • Cuci beras sebelum dimasak, amati apakah muncul benda asing atau air cucian berwarna tidak wajar.
  • Simpan beras maksimal enam bulan di tempat sejuk dan kering untuk menjaga kualitasnya.
  • Jangan tergiur harga murah. Harga yang jauh di bawah pasaran bisa menjadi tanda kualitas yang dipertanyakan.

Praktik pengoplosan beras bukan hanya tindakan penipuan, tetapi ancaman serius bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai konsumen untuk meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian dalam memilih produk pangan, terutama yang berlabel "premium". Demikian detikers penjelasan tentang bahaya dan ciri-ciri beras oplosan.


(ihc/irb)


Hide Ads