Galian Kakung dan Singset Jadi Andalan Jamu Ginggang Pakualaman

Jamu Ginggang telah berdiri sejak tahun 1950 dan masih eksis hingga saat ini. Berbagai menu disajikan di warung ini, tetapi terdapat menu yang kerap menjadi andalan yaitu jamu galian dengan berbagai variannya.

Jamu Ginggang yang berlokasi di Jalan Masjid, Kauman, Pakualaman, Kota Jogja, dan telah buka selama 73 tahun. Para penikmat jamu pun bisa mampir ke warung ini. Nuansa bangunan lamanya memberi kesan klasik.

Ada beraneka menu jamu yang bisa dipesan di warung ini. Mulai dari beras kencur, kunir asem, jamu pegal linu, hingga galian. Pemilik Jamu Ginggang saat ini, Yayuk (62), mengatakan jamu galian kakung dan putri menjadi salah satu menu yang sudah ada sejak masa Paku Alam VII.

Minuman ini berkhasiat untuk meredakan pegal linu. Sekarang, galian kakung dikenal dengan nama sehat pria dan galian putri terbagi menjadi galian singset dan galian putri.

"Kalau galian itu ada dua macem, galian kakung sama galian putri. Yang galian kakung itu ada lagi yang pegel linu, yang putri juga ada pegel linu. Kalo yang putri itu ada galian singset sama galian putri," jelas Yayuk saat berbincang dengan detikJogja, Rabu (30/8/2023).

Salah satu pengunjung Jamu Ginggang, Satria (55), mengatakan sudah sering ke warung ini. Terutama saat dia pulang merantau dari Riau.

"Saya sudah beberapa kali, saya kan aktivitasnya di luar Jawa. Kebetulan pas pulang ke Jogja saya sempatkan ke sini, sudah dua kali ini. Dulu waktu saya masih di Jogja sering ke sini. Dulu dari orang tua saya waktu masih hidup kan ajak saya ke sini," jelas Satria.

Satria pun memesan sehat pria yang dulu dikenal dengan galian kakung. Satria menyebut jamu sehat pria ini membuat badannya terasa hangat sehingga dapat menjaga kondisi tubuhnya dari penyakit.

"Mungkin jamu ini alami, yo entah (jamu) di luar alami atau nggak kita nggak tahu ya. Cuma sebatas pengetahuan saya itu apa ya, alami, rasanya juga tradisionil," ujarnya.

Hal senada disampaikan pengunjung lainnya, Fransisca (59) yang datang bersama anaknya Andri (22). Dia mengaku mencoba jamu Ginggang pertama kali saat hamil anak pertamanya pada 1998 lalu.

"Waktu hamil pertama itu sering beli di sini. Jadi wis suwi banget yo (sudah lama sekali ya), pas itu tahun 1998, sering maksudnya bukan selalu ya. Tapi sering beli. Kalau hamil kan (jamu) uyup-uyup biar ASI lancar," ujar Fransisca.

Berbeda dengan Fransisca, Andri baru pertama kali mengunjungi Jamu Ginggang bersama ibundanya. Ia merasa jamu Ginggang lebih segar dan memiliki sensasi tersendiri ketika beras kencur dicampur telur.

"Karena aku juga baru pertama, lebih seger aja sih. Terus ini kan beras kencur aku pesennya yang biasa nggak yang pedes, jadi lebih enak aja buat diminum es-es. Selera sih sebenernya. Ini pertama sih beras kencur pake telur, es lagi. Lumayan enak, dapet tambahan creamy dari telurnya," jelas Andri.