Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, menyebut ada belasan SD yang tidak mendapatkan murid baru pada SPMB 2025. Di mana separuhnya adalah SD berlabel negeri.
"Tahun ini ada 14 SD yang nol pendaftar, dari 14 itu 7 SD negeri dan 7 SD swasta," ujarnya saat dihubungi, Selasa (15/7/2025)
Dia menyebut hal itu dikarenakan jumlah angka usia masuk SD yang berkurang di Gunungkidul. Menurutnya, setiap tahun memang ada perbedaan jumlah pendaftar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau penyebabnya secara pasti itu kan siswanya yang kurang. Tetapi terkadang tahun ini sekolah ini tidak dapat siswa tapi tahun berikutnya yang usia SD dapat banyak. Maka banyak yang usul untuk regrouping, tapi kita kaji dulu, pelajari dulu," ucapnya.
Selain itu, Nunuk menyebut jika pendaftaran sekolah secara offline masih terbuka. Bahkan, Nunuk meminta sekolah yang kekurangan murid agar langsung menerima jika ada pendaftar offline.
"Terus kalau tidak dapat siswa di SPMB boleh mendaftar melalui offline. Jadi saat ini sudah masuk toh, terus kalau ada anak yang mendaftar harus diterima tidak boleh menolak siswa," ujarnya.
Salah satu SD yang tidak mendapat murid baru tahun ini ialah SD Muhammadiyah Wareng. SD di Wareng, Wonosari, Gunungkidul itu sudah tidak mendapatkan murid baru selama dua tahun terakhir.
Guru kelas 3 SD Muhammadiyah Wareng, Tiara Novita Sari menjelaskan, bahwa tahun ini SD tempatnya bekerja tidak mendapatkan murid saat seleksi penerimaan murid baru (SPMB) 2025. Menurutnya, hal itu bukanlah kali pertama.
![]() |
"Tahun ini kami tidak mendapatkan murid baru, begitu pulang dengan tahun lalu. Jadi selama 2 tahun ini tidak ada murid baru," katanya kepada wartawan di Wareng, Wonosari, Gunungkidul, Selasa (15/7/2025).
Padahal, SD yang berdiri sejak 1971 itu merupakan sekolah pertama yang ada di Wareng. Namun, seiring banyaknya SD negeri dan SD swasta membuat jumlah murid di SD Muhammadiyah Wareng terus berkurang.
"Terus sekarang ada empat sekolah negeri dan swasta yang berdiri di Wareng dan kemungkinan itu yang membuat sekolah ini mulai ditinggalkan," ucapnya.
Selain itu, Tiara menyebut bahwa penyebab lainnya adalah berhasilnya program KB dari pemerintah. Menurutnya, hal itu berdampak pada jumlah anak usia SD.
"Dan mungkin karena program KB berhasil, jadi semakin tahun semakin sedikit jumlah muridnya," ujarnya.
Tiara menambahkan, bahwa saat ini jumlah murid di SD Muhammadiyah Wareng 33 orang. Jumlah itu terbagi mulai dari kelas tiga hingga kelas enam.
"Untuk jumlah guru ada delapan orang. Kalau upaya mencari murid baru sudah dilakukan, seperti bekerja sama dengan TK tapi kan kami juga tidak bisa memaksa wali murid mau mendaftarkan anaknya ke SD mana," katanya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa