Apa itu Diferensiasi Sosial? Ini Pengertian dan Macamnya

Apa itu Diferensiasi Sosial? Ini Pengertian dan Macamnya

Mutiara Zalsabilah Ridwan - detikJogja
Senin, 10 Feb 2025 17:13 WIB
Ilustrasi masyarakat
Ilustrasi masyarakat. Foto: Gerd Altman/Pixabay
Jogja -

Perbedaan antar individu kerap ditemukan di lingkungan masyarakat majemuk. Adapun perbedaan tersebut dapat berupa budaya, agama, ras, profesi dan lain sebagainya. Perbedaan ini disebut dengan diferensiasi sosial.

Dalam sebuah masyarakat, diferensiasi sosial menjadi fenomena yang tak terelakkan dan mencerminkan adanya perbedaan antara individu. Perbedaan ini dapat mencakup berbagai aspek dan dapat menciptakan identitas masing-masing individu dalam suatu komunitas.

Lantas apa yang disebut diferensiasi sosial dan bagaimana bentuknya? Dikutip dari buku Sosiologi oleh Kun Maryati, berikut ini penjelasan mengenai pengertian dan bentuk diferensiasi sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Diferensiasi Sosial

Dalam kamus sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian merujuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal atau sejajar. Anggapannya tidak ada golongan dari klasifikasi tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.

Pada masyarakat beragam (plural society), pengelompokan horizontal didasarkan pada perbedaan ras, etnis, klan, dan agama yang disebut dengan kemajemukan sosial. Fenomena diferensiasi sosial sering kali menciptakan hierarki sosial yang menentukan struktur masyarakat dan mempengaruhi cara individu atau kelompok mendapatkan akses dan keuntungan dalam kehidupan sosial.

ADVERTISEMENT

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial terbagi ke dalam 6 bentuk, yakni:

1. Diferensiasi Ras

Diferensiasi sosial ras merupakan kelompok manusia yang memiliki kesamaan fisik bawaan yang sama. Dikatakan satu kelompok ras, maka ciri yang dikemukakan adalah ciri fisik bukan ciri budayanya. Ralph Linton membagi manusia menjadi tiga kelompok ras besar, yakni ras Mongoloid, Kaukasoid dan Negroid.

Ras Mongoloid

Ciri-ciri fisik yang dimiliki yaitu warna kulit berwarna kuning hingga sawo matang, bulu badan sedikit, rambut lurus, dan mata sipit. Ras ini terbagi menjadi Mongoloid Asia dan Indian.

Ras Kaukasoid

Ciri-ciri fisik yang dimiliki ras ini adalah hidung mancung, rambut pirang, kulit putih dan kelopak mata lurus. Kaukasoid terbagi kedalam 5 subras yaitu Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman.

Ras Negroid

Ras ini memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, kelopak mata lurus dan bibir tebal.

Faktor-faktor yang menyebabkan ciri-ciri fisik setiap ras berbeda, yakni

Kondisi geografis dan iklim

Orang yang hidup di dataran tinggi atau daerah dingin cenderung memiliki hidung yang bentuknya lebih panjang dan menonjol dikarenakan ciri fisik seperti membantu mereka untuk melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru.

Faktor makanan

Perbedaan jenis makanan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya postur fisik antar individu.

Faktor perkawinan (amalgamasi)

Pernikahan antara dua ras menyebabkan perpaduan suatu ciri fisik antar ras.

2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Etnis atau suku bangsa adalah hubungan kekerabatan dalam jumlah besar. Mereka meyakini bahwa memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suku bangsa di Indonesia menurut C. Van Vollen Houven diperkirakan berjumlah 316 suku. Secara garis besar suku Indonesia terbagi menjadi ke dalam 6 wilayah yaitu,

  • Pulau Sumatera (suku bangsa Aceh, Gayo, Batak, Padang, Minangkabau, Mentawai dan lain-lain).
  • Pulau Jawa (Sunda, Tengger, Madura, Betawi dan Bawean).
  • Pulau Kalimantan ( Dayak, Bulungin, dan Banjar).
  • Pulau Sulawesi (Bugis, Luwu, Mandar, To Seko, Banjau, Sangir, Toraja, Minahasa, dan lain-lain).
  • Kepulauan Nusa Tenggara (Bali, Bima, Sasak, Rote, Lombok, Ende, Dompu, dan lain-lain).
  • Kepulauan Maluku (Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dan lain-lain).

3. Diferensiasi Klan

Diferensiasi sosial klan merupakan kesatuan turunan, kesatuan kepercayaan dan kesatuan adat. Klan juga merupakan kesatuan ikatan darah atau keturunan yang sama, yakni garis keturunan ayah (patrilineal) dan garis keturunan ibu (matrilineal).

Di Indonesia, suku yang menganut klan atas dasar garis keturunan Ibu adalah masyarakat Minangkabau. Nama-nama klan di Minangkabau adalah Chaniago, Piliang, Koto, Dalimo, dan lain-lain. Sedangkan suku yang menggunakan klan keturunan ayah adalah masyarakat Batak yang biasa disebut marga. Marga batak karo adalah Sembiring, Tarigan, Ginting, dan lain-lain.

4. Diferensiasi Agama

Berdasarkan pengalaman hidup dan kepercayaan yang diyakininya, manusia atau individu terbagi ke dalam diferensiasi sosial agama. Di Indonesia, agama terbagi menjadi Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Keberadaan agama ini saling mempengaruhi masyarakat. Sebaliknya pula, masyarakat mempengaruhi agama sehingga menimbulkan sebuah interaksi yang dinamis.

5. Diferensiasi Jenis Kelamin

Diferensiasi jenis kelamin mengacu pada proses atau kondisi di mana individu-individu dibedakan berdasarkan jenis kelamin mereka, yaitu sebagai laki-laki atau perempuan. Diferensiasi jenis kelamin mencakup berbagai aspek, termasuk peran sosial, karakteristik biologis, hak-hak dan kewajiban yang diterapkan berbeda berdasarkan jenis kelamin.

Misalnya pada masyarakat Manggarai (Flores), pembagian tanah atau warisan hanya diperuntukkan bagi anak laki-laki. Pada aspek jabatan kekuasaan, masyarakat Manggarai hanya menempatkan laki-laki yang dapat menjadi tua golo (kepala adat).

6. Diferensiasi Profesi

Diferensiasi sosial profesi adalah sebuah pengelompokan masyarakat berdasarkan jenis pekerjaannya. Dalam diferensiasi profesi, pekerjaan atau profesi diidentifikasi berdasarkan tingkat keterampilan, pengetahuan, pendidikan, dan tanggung jawab yang berbeda.

Hal ini menciptakan hirarki atau struktur yang membedakan antara pekerjaan yang dianggap lebih prestisius, kompleks, atau memiliki status sosial yang lebih tinggi dengan pekerjaan yang dianggap lebih sederhana atau memiliki status sosial yang lebih rendah. Misalnya, kita mengenal kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai guru, dokter, polisi, pegawai negeri, pedagang, buruh, dan sebagainya.

Artikel ini ditulis oleh Mutiara Zalsabilah Ridwan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(par/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads