Guru Besar Termuda di UGM Berusia 35 Tahun, Ini Profilnya

Guru Besar Termuda di UGM Berusia 35 Tahun, Ini Profilnya

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Jumat, 16 Feb 2024 18:31 WIB
Guru besar termuda UGM, Pramaditya Wicaksono. Diunggah Jumat (16/2/2024).
Guru besar termuda UGM, Pramaditya Wicaksono. Diunggah Jumat (16/2/2024). Foto: dok. UGM
Jogja -

Prof Pramaditya Wicaksono, S.Si., M.Sc mencatatkan namanya sebagai guru besar termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia menyandang gelar Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir di Fakultas Geografi UGM.

Dikutip detikJogja dari situs resmi UGM pada Jumat (16/2), pria yang akrab disapa Prama ini secara resmi menerima SK Pengangkatan Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir di Fakultas Geografi UGM pada 1 Juni 2023.

Prama kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir di Fakultas Geografi UGM pada Selasa (13/2) di Balai Senat UGM pada usia 35 tahun 11 bulan. Prama memecahkan rekor guru besar termuda di UGM sebelumnya yang dicatatkan Agung Endro Nugroho di usia 36 tahun 9 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepak terjang Prama di bidang Geografi dimulai saat menempuh pendidikan di S1 program studi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi UGM pada tahun 2008 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan.

Kemudian, Prama melanjutkan studinya di S2 Geografi/MPPDAS Fakultas Geografi UGM pada 2008-2010 dengan memanfaatkan Beasiswa Unggulan Dikti.

ADVERTISEMENT

Pada jenjang studi S3, Prama melanjutkan di S3 Geografi/Penginderaan Jauh Joint Program Fakultas Geografi UGM dan ITT TH Koeln, Jerman, pada 2015 dengan beasiswa program CNRD (Centers for Natural Resources and Development) melalui pendanaan dari DAAD Jerman.

Dalam pidatonya saat pengukuhan, Prama memaparkan terkait pemetaan dan pemantauan padang lamun menggunakan metode penginderaan jauh.

"Meski hanya menempati 0,1% dari luas laut, padang lamun mampu menampung sekitar 18% dari total karbon yang terserap oleh lautan di bumi," kata Prama, dikutip detikJogja dari dalam situs resmi UGM pada Jumat (16/2/2024).

Prama menambahkan, metode penginderaan jauh merupakan metode yang paling ampuh untuk pemetaan biodiversitas ekosistem padang lamun.

"Dalam upaya mengelola padang lamun serta memaksimalkan perannya sebagai nature-based solutions dalam proses adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, langkah awal yang krusial adalah memahami pola sebaran spasial dan temporal dari padang lamun," ujar Prama.

"Penggunaan teknologi penginderaan jauh telah terbukti sebagai metode paling efektif dan efisian dalam pencapaian langkah ini," sambung dia.




(dil/apu)

Hide Ads