Wamenkeu Anggito Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM

Wamenkeu Anggito Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 04 Feb 2025 17:22 WIB
Wakil Menteri Keuangan Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. saat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Sleman, DIY, Selasa (4/2/2025).
Wakil Menteri Keuangan Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. saat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Sleman, DIY, Selasa (4/2/2025). Foto: dok. Humas UGM
Sleman -

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Prof Anggito Abimanyu dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Pengukuhan berlangsung di Balai Senat UGM, Sleman, DIY.

Dalam upacara pengukuhannya, Anggito menyampaikan pidato yang berjudul 'Ekonomi syariah sebagai bentuk kepatuhan, cara hidup dan aktivitas bisnis yang membawa manfaat'. Anggito menyatakan bahwa ia tidak lagi melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif atau penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional di Tanah Air.

"Ekonomi syariah adalah cabang ilmu ekonomi yang mengikuti hukum atau prinsip syariah islam. Para pengikut ekonomi syariah menjalankannya dengan alasan kepatuhan atau kewajiban agama islam, seperti halal, maslahat dan tidak riba. Ada lagi yang beranggapan ekonomi syariah adalah cara hidup berbagi, bersih dan sehat," kata Anggito dalam pidato pengukuhan guru besar, Selasa (4/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggito mengaku menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah. Yaitu sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan terhadap agama serta wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia.

Dia menyampaikan dalam rumpun ekonomi makro yang membahas tentang kebijakan dan regulasi, ekonomi syariah adalah cabang ilmu yang semakin relevan dipelajari sebagai gugus teori. Para peminatnya bukan hanya para mahasiswa muslim, melainkan juga dari nonmuslim.

ADVERTISEMENT

"Saya masuk dalam kelompok rumpun ilmu ekonomi syariah. Mengajar dua mata kuliah ekonomi dan keuangan syariah," ucapnya.

Menjelang akhir abad ke-20 dan di awal abad ke-21, semua bisa menyaksikan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris mendorong perkembangan pusat keuangan Islam (Islamic financial hub).

"Kampus-kampus barat yang memiliki pusat studi ekonomi Islam pun bermunculan," katanya.

Di Indonesia, disebutnya, sejarah ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah tersemai awalnya melalui deregulasi perbankan pada tahun 1983. Sejak tahun tersebut Bank Indonesia memberikan keleluasaan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga, serta memperbolehkan sistem bagi hasil dalam perkreditan.

"Deregulasi ini merupakan konsep awal dari perbankan syariah di Indonesia," jelasnya.

Soal faktor pemanfaatan dan minat ekonomi syariah di Indonesia adalah sebuah fenomena yang menarik. Faktor kepatuhan, cara hidup dan bisnis dengan prinsip syariah menjadi lahan perhatian para ahli syariah.

"Kajian saya memfokuskan kepada aspek kepatuhan atau religiusitas, cara hidup dan bisnis dalam memilih produk perbankan syariah, konsumsi produk halal dan manfaat perjalanan umrah," ungkapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyebutkan bahwa Anggito Abimanyu merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif UGM, dan salah satu dari lima Guru Besar aktif yang dimiliki Sekolah Vokasi UGM.

"Sementara itu, di Sekolah Vokasi UGM, ia merupakan salah satu dari lima guru besar aktif," kata Ova.

Adapun di acara pengukuhan Guru Besar Anggito Abimanyu, sejumlah tokoh nasional yang hadir di antaranya Wapres ke-11 Budiono, Wapres ke-13 Ma'ruf Amin, dan Ketua MWA UGM Prof. Dr. Pratikno. Sejumlah Menko juga pun terpantau hadir seperti Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan Wiranto.

Selanjutnya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Mahfud MD, Wakil Menteri Hukum Edward Omar Hiariej atau Eddy Hiariej, hingga Chairul Tanjung.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads