Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja bisa ikut menilai dosennya. Penilaian tersebut bisa berimbas pada kenaikan pangkat dosen.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Dr Al Makin mengatakan kebijakan tersebut juga dapat menekan munculnya dosen 'killer' atau dosen yang keras di lingkungan kampus.
"Feed back istilahnya, itu juga sarana (agar tak ada dosen 'killer') itu," ujar Prof Makin saat dihubungi detikJogja, Rabu (2/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makin menjabarkan, setiap selesai kuliah, mahasiswa akan diberikan angket yang harus diisi. Angket itulah yang akan menjadi bahan evaluasi bagi dosen.
Angket-angket yang telah diisi mahasiswa tersebut, lanjut Prof Makin, mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi dosen. Salah satunya dapat menjadi pertimbangan kenaikan pangkat dosen.
"Itu kan masuk pada PKD, penilaian kinerja dosen. Itu masuk sistem pengkajian, impact-nya serius itu, masuk ke kenaikan pangkat," jelasnya.
Meski begitu, Prof Makin tak memungkiri jika ada rumor beredar adanya dosen 'killer' di kampusnya. Jika rumor itu benar, menurutnya ada mekanisme untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun ia tidak membeberkan mekanismenya.
"Rumor ya ada, tapi ya perlu dicek gitu. Ya kasus-kasus di mana-mana sama saja saya kira. Orang kan kadang cocok nggak cocok, watak orang ya lain-lain, kalau ada yang kurang pas ya kita selesaikan, kita ajak diskusi," ujarnya.
"Misalnya tentang skripsi sulit (atau) KKN sulit, itu kan ada kasus-kasus itu, ya pelan-pelan kita pelajari, kan semua ada mekanismenya," imbuh Prof Makin.
(dil/rih)
Komentar Terbanyak
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka