Wuzz! Mobil Karya Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Chem-E-Car di Jerman

Wuzz! Mobil Karya Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Chem-E-Car di Jerman

Elizabeth Meisya, Anandio Januar - detikJogja
Jumat, 29 Sep 2023 17:03 WIB
Tim Reactics Chem-E-Car UGM saat ikut kompetisi di Berlin, Jerman 17-19 September 2023.
Tim Reactics Chem-E-Car UGM saat ikut kompetisi di Berlin, Jerman 17-19 September 2023. (Foto: dok. Tim Reactics Chem-E-Car UGM)
Sleman -

Tim Reactics Chem-E-Car UGM meraih juara II di kompetisi kjVI ChemCar Competition di Berlin, Jerman. Mereka berhasil meraih hadiah sebesar € 1.000 euro atau senilai dengan Rp 16 juta.

Kompetisi bergengsi internasional itu digelar oleh VDI Germany 2023 secara luring di CityCube, Berlin, Jerman, pada 17-19 September 2023 lalu. Tim Reactics Chem-E-Car UGM ini mendapatkan hadiah sebesar € 1.000 euro atau senilai dengan Rp 16 juta.

Tim ini beranggotakan lima orang yakni Muhammad Hasbi Aminudin (Departemen Teknik Mesin) sebagai ketua dengan anggota Armando Rizky Nugroho (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika), Mikael Bagastama Jatinitiraga (Departemen Teknik Kimia) dan Muhammad Akbar Ariffandi (Departemen Teknik Kimia). Kemudian Muhammad Husein Hartanto (Departemen Teknik Mesin), serta manajer tim, Novia Safitri (Departemen Teknik Kimia).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga dibimbing dosen Budhijanto, ST., MT., Ph.D., IPM, Addin Suwastono, S.T., M.Eng., Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng., dan Robertus Dimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., PhD.

"Rasanya senang, kerja keras dari bulan Mei dibalas dengan juara walaupun bukan juara 1," ujar salah satu anggota tim Reactics Chem-E-Car UGM, Mikael Bagastama Jatinitiraga ata Mike, saat berbincang dengan detikJogja, di Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UGM, Sleman, Jumat (29/9/2023).

ADVERTISEMENT

Hal senada juga disampaikan anggota lainnya, Muhammad Akbar Ariffandi. Dia mengaku bangga bisa bertanding dengan kontestan lainnya.

"Senang juga. Pengalaman baru bisa presentasi dan display-in mobil di depan insinyur se-Eropa. Bisa ketemu kontestan dari luar negeri juga, bangga sih. Semoga ke depannya bisa ikut di kompetisi internasional dan mencoba untuk menang di negara lain," tambah Fandi.

Tim Reactics Chem-E-Car UGM saat ikut kompetisi di Berlin, Jerman 17-19 September 2023.Mobil buatan tim Reactics Chem-E-Car UGM saat ikut kompetisi di Berlin, Jerman 17-19 September 2023. Foto: dok. Tim Reactics Chem-E-Car UGM

Dalam kompetisi ini, Tim Reactics Chem-E-Car UGM menciptakan mobil gas bertekanan bahan kimia. Mike menyebut mobilnya menggunakan bahan kimia sebagai energi terbarukan.

"Kita pakai energi terbarukan, saat riset semua dicoba. Kita pake bahan kimia yang bukan konvensional, yang tahunya bukan buat bahan bakar untuk menggerakan mobil tersebut. Kalau mobil kita itu pake hidrogen peroksida seperti deterjen," ujar Mike.

Bahan itu mereka juga menggunakan kalium iodida sebagai katalis dan iodine clock sebagai stoppernya. Kompetisi kjVI ChemCar Competition ini bukan untuk menguji kecepatan tapi ketepatan penggunaan bahan bakar kimia dalam menghadapi tantangan yang diberikan.

"Saat finalnya presentasi ke juri konsep mobilnya dan race, bukan cepet-cepetan tapi dikasih jarak mobilnya dan suruh berhenti sesuai jarak. Jadi mengukur bahan bakar untuk bisa sampai ke jarak tertentu. Harus tepat hitungan bahan-bahannya," jelas Mike.

Di lokasi yang sama, Fandi menambahkan ada tantangan saat uji coba menggerakkan mobil. Ada jarak tertentu yang harus dilalui peserta hingga beban tambahan yang diundi saat lomba berlangsung.

"Kalau di Jerman kemarin challenge tambahannya itu single action mechanism. Waktu pertama mobil dioperasikan di starting line cuma boleh satu kali action nggak boleh ada dua atau tiga action. Jadi seperti pencet tombol switch dan semacamnya di awal," jelas Fandi.

Selengkapnya di halaman berikut.

Persiapan Sejak Awal 2023

Untuk mengikuti kompetisi ini, tim telah mempersiapkan sejak awal 2023. Mobil gas bertekanan yang diikutsertakan dalam lomba sudah terkonsep sejak Agustus 2022 lalu, dan terus disempurnakan sejak Mei 2023.

"Sebenarnya konsepnya sudah ada dari Agustus tahun lalu, niatnya mau ikut lomba juga tahun lalu tapi ada kendala. Mulai Mei tahun ini baru diseriusin lagi karena mau lomba itu," jelas Mike.

Sederet berkas pun harus dipenuhi tim sebelum mengikuti lomba tersebut. Mulai dari assessment safety hingga berkas pendaftaran. Tahapnya sendiri ada concept submission, safety concept submission, barulah jika lolos akan bertanding di final.

Mikael Bagastama Jatinitiraga (Mike) dan Muhammad Akbar Ariffandi (Fandi) saat ditemui di Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UGM, Sleman, Jumat (29/9/2023)Mikael Bagastama Jatinitiraga (Mike) dan Muhammad Akbar Ariffandi (Fandi) saat ditemui di Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UGM, Sleman, Jumat (29/9/2023) Foto: Anandio Januar/detikJogja

Tantangan saat Kompetisi di Jerman

Mike dan tim harus membongkar bagian kecil mobil yang akan diperlombakan untuk dibawa ke Jerman. Konsekuensinya mereka harus merakit ulang mobil tersebut di Jerman. Mike mengungkap ada beberapa komponen yang tidak bisa dibawa langsung dari Indonesia karea terkait perizinan penerbangan.

"Lebih susah ketika di Jerman karena bukan warga sana. Jadi kalau aneh-aneh bingung siapa yang nolongin kan, bahan kimia dan regulasi juga beda, kualitas bahan kimia di sana juga beda, jadi kita kalibrasi ulang di sana, ya itu tantangannya gimana operasin mobil di negara baru sana," jelas Mike.

Mereka berharap pencapaian tim bisa memantik motivasi generasi muda untuk mengembangkan potensinya. Mereka berharap penerus komunitasnya pun bisa mendapatkan pencapaian prestasi lebih tinggi lagi.

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Elisabeth Meisya peserta magang bersertifikat detikcom.


Hide Ads