Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eko Suwanto, menyebut pemerintah daerah di DIY perlu bergotong royong untuk mengatasi masalah sampah. Eko Suwanto juga berterima kasih terhadap masyarakat yang telah membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut.
"Pemda DIY kita harapkan lebih serius mengkoordinasikan dan membantu penyelesaian masalah sampah. Bisa dengan dukungan anggaran atau sarana prasarana, sepanjang sesuai peraturan perundang-undangan. Gotong royong Pemda DIY dan Pemda Kabupaten/Kota saat ini diperlukan untuk membantu atasi masalah sampah dalam waktu yang cepat," jelas Eko Suwanto dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Selasa (9/9/2025).
Lebih lanjut, Eko Suwanto menjelaskan, DLH Kota Jogja perlu menginisiasi adanya bank sampah sebagai unit bisnis. Dia juga mengatakan salah satu solusi tata kelola sampah yakni melalui pelatihan daur ulang sampah yang dilakukan secara berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah tugas legislatif berikan kepastian akses anggaran ketika bank sampah menjadi unit bisnis. Urusan tambahan modal bisa pake dana KUR atau Kredit Usaha Rakyat. DLH Kota Yogyakarta harus mendorong diskusi bersama ahli bagaimana potensi hasil daur ulang, jadi unit bisnis," kata Eko Suwanto.
Eko Suwanto mengatakan, masyarakat telah berpartisipasi dalam menangani masalah sampah. Dia menyebutkan, ada sekitar 700 bank sampah aktif yang dikelola secara sukarela.
"Terima kasih kepada seluruh pengelola bank sampah di Yogyakarta. Ini bagian partisipasi langsung masyarakat dalam upaya kelola sampah yang ideal. Ada 700-an bank sampah yang aktif, ibu-ibu yang bekerja secara sukarela sangat membantu berikan solusi kelola sampah," katΓ legislator dari Fraksi PDIP itu.
Eko Suwanto mengatakan masalah sampah di Jogja memerlukan partisipasi masyarakat. Dia menyebutkan, salah satu masalah sampah yakni volume produksi sampah harian yang besar dari warga perkotaan.
Sebab itu, lanjut Eko Suwanto, perlu adanya pengurangan atau penggunaan kembali barang bekas. Bahkan, imbuhnya, sampah dapat menjadi produk bernilai untuk dijual.
"Sejak dari rumah tangga sebagai unit terkecil hingga kelembagaan baik swasta maupun kantor pemerintahan perlu selalu jalankan langkah untuk kurangi, gunakan kembali barang atau produksi sampah jadi barang atau produk bernilai dan bisa laku dijual," kata alumni Magister Ekonomi Pembangunan UGM itu.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Detik-detik Pembuat Mural 'Awas Intel' di Jokteng Wetan Didatangi Polisi