Direktur ARTJOG, Heri Pemad, menutup rangkaian acara ARTJOG 2025 Motif: Amalan tanpa perayaan. Seremonial tersebut diubah menjadi pernyataan sikap atas kondisi bangsa yang dinilai keruh belakangan ini.
Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja pada Selasa (2/9/2025), dijelaskan seni selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Sebab itu, berbagi pandangan kritis dapat dilakukan melalui pendekatan seni.
Hari Pemad menyampaikan pihaknya turut berempati terhadap masyarakat yang tengah berjuang untuk menyuarakan keadilan dan keberanian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hadirin, para tamu undangan yang saya hormati, melihat situasi negara kita yang sedang berduka, dan sebagai bentuk rasa empati kami kepada kawan-kawan yang masih berjuang menyuarakan keadilan, dan kebaikan untuk bangsa ini," tutur Hari Pemad dalam penutupan yang dihelat di Jogja National Museum (JNM), Wirobrajan, Kota Jogja.
"Maka, acara malam penutupan ARTJOG 2025 ini mengemasnya menjadi malam kebersamaan, kepedulian, keprihatinan yang mendalam. Malam duka sekaligus doa bersama kebaikan negeri ini," lanjutnya.
![]() |
Tema Amalan yang diusung dalam ARTJOG 2025 mengantar masyarakat menuju ruang reflektif dan imajinatif. Dapat dilihat praktik dan karya seniman menyoroti hubungan antara manusia dan lingkungan di sekitarnya.
Tema tersebut bukan hanya berarti 'klise' pahala, tetapi lebih dari itu. Para seniman pun tidak terisolasi hanya dalam konteks estetika, melainkan sebagai subjek aktif dalam konteks yang lebih luas.
Hendro Wijayanto sebagai kurator menutup rangkaian trilogi Motif yang dirancang sejak 2023. Dia menjelaskan, Motif adalah kerangka kritis yang tidak hanya berperan untuk menelusuri proses penciptaan dan pembacaan karya para seniman.
Dia menuturkan, Motif dalam konteks sekarang bisa digunakan untuk mendalami gejala sosial dan politik. Dia menyebutkan, seniman berperan penting untuk membagikan pesan demi kebaikan hidup bersama.
![]() |
"Melalui pergulatan untuk menghadirkan motif-motif yang baik, indah dan benar para senimanlah yang pertama-tama akan memberi tahu kita, mana sesungguhnya pemimpin yang patut kita pilih, mereka yang sungguh-sungguh mengamalkan amanat politik untuk kebaikan hidup bersama, bukan melindas dan mempertontonkan arogansinya pada yang lemah. Tiap seniman, sesungguhnya hanyalah seorang kurir bagi pesan-pesan kebaikan dalam kehidupan bersama kita," tegas Hendro Wiyanto.
Dalam momen penutupan tersebut, seniman Faisal Kamandobat mengajak untuk kembali merenungkan semua yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Faisal Kamandobat pun berdoa untuk memohon kepada Sang Kuasa agar diberikan perlindungan dan kekuatan guna menghadapi hal-hal yang menjauh dari nilai keadilan dan kemanusiaan.
Berikut bunyi doa lengkap Faisal Kamandobat:
Gusti, kula nyuwun pangapunten
Kami mengelola ladang dan hutan yang luas
Tapi masih banyak yang menderita kelaparan
Kami mempelajari pengetahuan yang tinggi
Namun semakin jauh dari kebenaran
Kami memeluk agama dan membangun banyak tempat ibadah
Namun semakin jauh dari-Mu
Negara kami membuat banyak sekali aturan dan undang-undang
Namun kehidupan kami justru semakin jauh dari keadilan
Penampilan musik dari Sirin Farid Stevy dan Prontaxan turut menutup rangkaian acara tersebut. Mereka mengajak untuk tetap berharap dalam situasi belakangan.
Sirin Farid Stevy membawakan lagu yang memuat lirik-lirik yang mendorong untuk saling merangkul untuk mewujudkan cita-cita bersama. Sementara Prontaxan membawakan musik funkot yang membuat para penonton sadar untuk saling merawat kekuatan untuk memperjuangkan hak masyarakat.
Penutupan ARTJOG 2025 itu bukanlah akhir dari komitmen untuk menciptakan ekosistem yang terbuka dan lebih kritis. ARTJOG bakal selalu menyuguhkan pengalaman baru melalui berbagai program dan agenda di mana bagian utamanya adalah keterlibatan masyarakat.
Pihak ARTJOG turut berterima kasih atas komitmen dan dedikasi para seniman dan pekerja kreatif yang telah terlibat. ARTJOG juga berterima kasih kepada para sponsor, mitra, lembaga, dan institusi yang mendukung acara mereka.
Tak lupa, ARTJOG mengucapkan terima kasih kepada masyarakat sudah berpartisipasi dalam rangkaian acara dan program tahun ini. ARTJOG bakal kembali dengan kurator, tema, dan suasana baru pada 19 Juni 2026!
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan