Karya Reza Rahadian Mejeng di Artjog, Berisi Refleksi 20 Tahun Jadi Aktor

Karya Reza Rahadian Mejeng di Artjog, Berisi Refleksi 20 Tahun Jadi Aktor

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 20 Jun 2025 19:28 WIB
Aktor kenamaan, Reza Rahadian menjelaskan makna karyanya di Pembukaan Artjog 2025 di JNM, Kota Jogja, Jumat (20/6).
Aktor kenamaan, Reza Rahadian menjelaskan makna karyanya di Pembukaan Artjog 2025 di JNM, Kota Jogja, Jumat (20/6). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Aktor kenamaan Indonesia, Reza Rahadian, menjadi satu dari sekian seniman yang memamerkan karyanya di Artjog 2025. Reza pun menceritakan makna karya yang ia pamerkan dalam gelaran tahunan ini.

Dalam acara pembukaan Artjog 2025 di Jogja National Museum (JNM), Wirobrajan, Kota Jogja, Reza menceritakan karya yang ia pamerkan berupa karya audio-visual yang sangat personal. Berisi tentang refleksi dirinya selama 20 tahun berkarya sebagai aktor.

"Pada dasarnya ini adalah momentum refleksi, karena saya menghindari kata selebrasi. Sebuah refleksi tentang apa yang saya jalani sebagai seorang aktor," ujarnya di JNM Kota Jogja, Jumat (20/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karyanya itu Reza beri nama Eudaimonia. Sebuah konsep filosofis dari seorang filsus Yunani kuno, Aristoteles. Eudaimonia diterjemahkan sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan tetapi memiliki makna yang lebih dalam.

"Sebenarnya ini tuh pameran yang bercerita tentang tubuh, pengalamannya, sangat personal sebenarnya karya ini, bicara tentang kehidupan dan pergolakan batinnya, ada luka, ada tawa, berbagai macam rasa," paparnya.

ADVERTISEMENT

"Yang saya balut dalam satu kata yaitu Eudaimonia, mengimani seorang filsuf Aristoteles yang berbicara mengenai kebahagiaan," sambung Reza.

Dalam pembuatan karya ini, Reza mengaku berkolaborasi dengan berbagai seniman untuk menghasilkan sebuah karya audio-visual.

"Bagi saya sendiri dalam karya ini kata bahagia sangat indefinitif sebenarnya, sangat sulit merefleksikan, karena di dalam luka ada kebahagiaan, dalam perih juga," urai Reza.

"Jadi rasa-rasa itu yang berusaha secara intim tersampaikan dari gerak tubuh seorang aktor, yang saya buat secara audio visual di sebuah ruang," lanjutnya.

Artjog 2025 berlangsung mulai 20 Juni 2025 hingga 31 Agustus 2025 di Jogja National Museum. Kurator Artjog, Hendro Wiyanto menjelaskan makna tema Motif: Amalan yang bermaksud untuk membaca ulang praktik artistik dan fungsi dari karya seni, selain memuat nilai estetika.

"Makna Amalan pada tema ini tidak hanya terbatas pada definisi kamus yang menekankan klise pahala, melainkan sebuah laku praksis seniman sebagai subjek aktif pada konteks estetika, sosial, politik, dan sebagainya," jelasnya.

Berbagai seniman turut andil dalam pameran ini, seperti seniman asal Jogja Anusapati dan REcycle-EXPerience dari Bandung. Selain seniman komisi, juga dihadirkan presentasi proyek seni dari Murakabi Movement (Jogja), ruangrupa (Jakarta), dan DEVFTO Printmaking Institute (Bali).

Selain di dalam ruang pamer, juga tersaji penampilan Bottlesmoker (Bandung) bersama Rumah Atsiri Indonesia, Garasi Performance Institute menampilkan karya dari Ishvara Devati (seniman performans) dan Lembana Artgroecosystem (komunitas seni dan agrikultur).

Kemudian bersama Liquid Architecture menghadirkan pertunjukan dari Tralala Blip (grup musisi difabel asal New South Wales), dan IFI Yogyakarta dengan penampilan Ko Shin Moon (proyek musik elektronik) dan Rouge.

Tiket masuk ARTJOG bisa didapatkan melalui website dan loket di lokasi dengan harga Rp 80 ribu untuk dewasa dan Rp 50 ribu untuk anak-anak. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal dan program dapat diakses melalui media sosial dan website ARTJOG.




(afn/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads