Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan beasiswa kedokteran senilai Rp 1 miliar kepada seorang anak petani asal Tanjungsari, Bentak, Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), Edward Hikmawan. Edward termotivasi menjadi seorang dokter sebab ingin bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk mendapatkan beasiswa Kedokteran UAD itu, Edward harus menempuh rangkaian ujian mulai dari akademik, psikotes, hingga wawancara mendalam untuk mengukur kesiapan spiritual, mental, dan akademik.
Wakil Rektor Bidang Akademik UAD, Sunardi, menjelaskan penerima beasiswa kedokteran UAD mendapatkan pembebasan biaya kuliah sampai jenjang profesi dan mendapatkan uang saku. Tak hanya itu, UAD juga menawarkan beasiswa lainnya mulai akademik hingga nonakademik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun peminatan calon mahasiswa Program Studi Kedokteran UAD meningkat signifikan. Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD, Caraka Putra Bhakti, menyebutkan tahun sebelumnya pendaftar Kedokteran UAD mencapai 640 orang. Untuk tahun ini, jumlah tersebut meningkat signifikan hingga di angka 894 pendaftar.
"Peningkatan ini menunjukkan bahwa Kedokteran UAD semakin dipercaya masyarakat. Tidak hanya karena kualitas akademiknya yang unggul, tetapi juga karena pembentukan karakter dan semangat pengabdian yang selalu kami tekankan kepada mahasiswa," ungkap Caraka Putra Bhakti dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (7/7/2025).
Sementara itu, Edward yang mendapatkan beasiswa Kedokteran UAD dengan pembebasan biaya kuliah 100% itu mengungkapkan, dengan menjadi dokter dirinya ingin bermanfaat bagi masyarakat, khususnya yang kurang mendapat pelayanan.
"Saya memilih kedokteran karena ingin memberi manfaat nyata, terutama bagi masyarakat yang kurang terlayani. Dengan latar belakang keluarga petani yang penuh perjuangan, saya ingin membalas dukungan mereka lewat profesi yang mulia ini," ungkap putra dari Supriyanto dan Fitri Hidayati itu.
Meski dalam kesederhanaan, Edward tak putus sekolah dari tingkat SD hingga SMP. Saat menempuh pendidikan di SMA Trensains, Edward belajar berpikir kritis dan ilmiah berlandaskan nilai keislaman.
Di sekolah tersebut, Edward ditempa untuk menjadi orang yang disiplin dan bertanggung jawab. Dia pun aktif di organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang membentuk kepribadiannya yang peka terhadap kebutuhan orang lain.
"Di IPM saya belajar memimpin dan bekerja dalam tim. Dari situ, saya memahami bahwa menjadi dokter bukan hanya soal ilmu medis, tapi juga kepemimpinan, empati, dan tanggung jawab sosial," tuturnya.
Bagi Edward, tantangan terbesarnya adalah keterbatasan ekonomi keluarga. Keterbatasan itu lantas menjadi motivasi bagi Edward untuk lebih giat belajar.
Edward pun memegang prinsip hidup yang sederhana. Dia pun percaya walaupun berasal dari tempat yang sederhana, usaha akan membuahkan hasil dengan dikerjakan dengan tulus dan pantang menyerah.
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil," ujarnya.
Kedua orang tuanya juga menjadi sumber kekuatan terbesar Edward. Mereka pun selalu menyemangati dan mendoakan Edward.
"Mereka tidak pernah membatasi mimpi saya, justru terus mendorong agar saya menempuh pendidikan setinggi mungkin. Dukungan itu membuat saya yakin bahwa saya tidak berjuang sendiri," ungkap Edward.
Edward bercita-cita menjadi dokter kompeten yang berjiwa pengabdian. Dia juga ingin membuka akses kesehatan di wilayah terpencil dan berkontribusi di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), seperti rumah sakit dan klinik.
Edward mengungkapkan, dokter merupakan jalan dakwah yang nyata seperti mengobati, melayani, dan menginspirasi. Dia pun yakin untuk menempuh pendidikan kedokteran di UAD.
"UAD tidak hanya unggul dalam akademik, tapi juga membentuk karakter Islami dan semangat pengabdian. Saya yakin di sinilah tempat terbaik untuk menempuh pendidikan kedokteran," jelasnya.
Kepada pelajar, Edward berpesan untuk tidak berhenti bermimpi meski berasal dari keluarga yang sederhana.
"Terus belajar, berdoa, dan berjuang dengan sungguh-sungguh. Jangan takut gagal karena setiap proses pasti mendewasakan. Percayalah, Allah selalu bersama orang yang bersungguh-sungguh," pungkasnya.
Edward menjadi bukti mimpi besar akan terwujud jika diperjuangkan dengan tulus. Banyaknya peminat Kedokteran UAD setiap tahunnya, Edward yakin, akan lebih banyak muncul dokter muda yang siap mengabdi untuk negeri dan umat.
(ahr/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan