Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengungkapkan, saat ini status Gunung Merapi aktif siaga level 3. Di mana status tersebut naik sejak tiga tahun lalu.
"Kalau di pengujung 2023 ini yang perlu kita waspadai adalah tentu Merapi. Karena Merapi menjadi ikonnya Sleman kalau bencana, dan Merapi kita ini statusnya aktif siaga level 3. Ini sudah 3 tahun statusnya naik," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Makwan dalam keterangan tertulis, Senin (12/2/2024).
Berdasarkan hasil pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi kini memiliki dua kubah aktif, tetapi tidak membahayakan. Keberadaan kubah tersebut merupakan hasil letusan dengan nama tipe Merapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, dia meminta masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Sleman tidak perlu khawatir. Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki aplikasi yang berisikan informasi kesiapsiagaan dan pelaporan bencana bernama Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (SIMANTAB).
"SIMANTAB (Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana), ini baru launching kemarin. Ini sudah diapresiasi oleh BIG (Badan Informasi Geospasial), kemarin Ibu Bupati yang terima pialanya," kata Makwan.
Dia menjelaskan lewat aplikasi SIMANTAB merupakan penyempurnaan dari aplikasi kebencanaan yang telah ada sebelumnya, yaitu Lapor Bencana Sleman (SDIS). Aplikasi ini kemudian disempurnakan oleh BPBD Sleman dengan menyuguhkan tampilan yang lebih menarik.
Makwan mengatakan, SIMANTAB dilengkapi fitur baru yang memudahkan para pengguna untuk mengetahui posisi jarak aman, status Gunung Merapi, hingga destinasi wisata di lereng Gunung Merapi. Selain itu, pengguna juga dapat mengetahui posisinya berada di mana melalui sistem informasi geospasial.
"Ada fitur namanya Paman Lepi (Posisi Aman Lereng Merapi). Contoh dari sini informasinya sudah tahu berapa jarak kita. Kedua, status Merapi, level 3 siaga. Jarak aman atau bahayanya dari puncak Merapi berapa, 5 kilometer, sudah muncul di sini. Ada namanya Dewi Lepi (Destinasi Wisata Lereng Merapi)," ungkapnya.
Dia menambahkan, aplikasi SIMANTAB turut dirancang untuk dapat melakukan monitoring kondisi Gunung Merapi secara langsung melalui fitur Merapi Live. Selain itu, pengguna dimudahkan mencari informasi terkait tempat evakuasi di sekitar Gunung Merapi melalui fitur Pandu Timan.
Aplikasi aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan nomor-nomor penting terkait kebencanaan dan pelayanan umum yang dapat dihubungi oleh pengguna.
"Termasuk ada Merapi Live ini, CCTV langsung ini. Pandu Timan (Panduan Menuju Titik Aman). Ada lagi kalau kondisi darurat, jadi misalnya ada angin kencang, pohon tumbang, atau bahaya, Lapor Kak Kodar (Lapor Kak Kondisi Darurat)," kata Makwan.
Lebih lanjut, Makwan mengatakan status siaga Gunung Merapi menjadi hal yang menarik sebagai sarana belajar. Pasalnya destinasi wisata di lereng Merapi masih aman dikunjungi, salah satunya obyek wisata Lava Tour.
Objek wisata ini menyajikan atraksi mobil Jeep yang masuk dan melintasi Kali Kuning sekaligus menyaksikan jatuhnya abu vulkanik dari posisi aman. Wisatawan dapat menyaksikan secara langsung peristiwa erupsi Merapi dari jarak aman. Masing-masing Jeep telah dilengkapi dengan barcode SIMANTAB yang dapat diakses oleh pelancong.
"Wisata di lereng Merapi itu ada namanya Lava Tour. Itu ada 1100 Jeep, itu kan jual Merapi. Di Jeep itu kita kasih barcode SIMANTAB. Di samping kenyamanan itu yang kita berikan kepada wisatawan, kita juga kasih bonus untuk wisatawan. Atraksinya tidak hanya jeep masuk ke Kali Kuning," katanya.
"Nanti kalau wisatawan datang ke Sleman bisa lihat namanya luncuran awan panas, luncuran lava pijar. Kemudian kita kasih bonus nanti kalau ada awan panas biasanya nanti diikuti abu vulkanik, bisa merasakan jatuhnya abu vulkanik ke tubuh kita. Itu hanya bisa dilihat di Merapi, yang penting pada posisi aman, pakai SIMANTAB," sambung Makwan.
Makwan menegaskan peningkatan kesiapsiagaan bencana harus tetap dilakukan masyarakat setempat maupun pihak pengelola wisata. Keberadaan SIMANTAB dapat dioptimalkan untuk memperoleh informasi terkini terkait Merapi. Hal tersebut sebagai upaya Kabupaten Sleman memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan yang berkunjung ke Sleman.
"Tapi yang pasti kita harus tetap meningkatkan kesiapsiagaan kita salah satunya adalah mengetahui informasi terkini tentang kondisi Merapi. Aktivitasnya kaya apa, status aktivitasnya terutama, kemudian jarak yang direkomendasikan bahaya berapa kilometer. Kemudian kita harus tahu posisi kita ada di mana, itu yang penting di Merapi itu, dengan SIMANTAB kita menjadi tahu. Kita harus adil, harus berterima kasih kepada wisatawan kita, dia kan bawa duit. Kita kasih dia kenyamanan, keamanan, dan bisa dilakukan secara mandiri. Ini menjadi penting," tutup Makwan.
Sebagai informasi, aplikasi SIMANTAB yang diluncurkan November 2023 lalu telah mendapatkan penghargaan dari BIG untuk kategori kabupaten atas inovasi pemanfaatan informasi geospasial dalam bentuk aplikasi informasi kebencanaan.
(apu/ahr)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya