Salah satu jejak jalur KA Jogja-Magelang yang melintas di Sleman adalah Stasiun Medari. Stasiun ini terletak di Kalurahan Caturharjo, Sleman. Dulunya, stasiun ini sibuk melayani angkutan tebu dari pabrik gula.
Eks stasiun itu terletak di tengah perkampungan padat penduduk. Bangunan masih berdiri kokoh meski cat yang menyelimuti sudah kusam. Di gunungan bangunan, terdapat tempat bekas dudukan papan nama stasiun. Sementara papan nama sudah tak ada lagi.
Kini tersisa tulisan Posyandu dan perpustakaan yang dipasang di kusen. Selain itu, di sebelah bangunan kini dimanfaatkan sebagai angkringan. Bangunannya yang masih kokoh diubah menjadi Posyandu dan perpustakaan desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di depan eks stasiun dibangun GOR. Dari cerita warga, di GOR itu lah dulunya terdapat rel kereta api.
Dikisahkan bahwa ketika pada masa perjuangan pasca kemerdekaan Indonesia, stasiun ini pernah dibakar, namun setelah itu dibangun pada lokasi yang sama. Sekitar 70 persen bangunan stasiun Medari ini masih asli.
"Itu bangunan stasiunnya dari dulu masih seperti itu, saya tahu karena dulu pas kecil sering main di situ," kata Adib Laz (56) salah seorang warga kepada detikJogja, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, Stasiun Medari merupakan salah satu stasiun besar kala itu. Sebab, terdapat jalur perpindahan rel kereta di situ. Tepatnya di lokasi yang saat ini menjadi GOR.
"Itu dulu ada kayak tuas untuk mindah rel kereta di sana. Termasuk stasiun besar lah," ujarnya.
Seingat dia, stasiun itu terbagi dalam beberapa ruangan. Seperti untuk kepala stasiun, ruang tunggu, dan penjualan tiket. Dia mengenang ketika berusia sekitar 6 tahun atau pada sekitar tahun 1974, lalu lintas kereta api sudah tak ramai. Baru saat dewasa dia tahu jika hal itu disebabkan oleh putusnya jalur kereta di atas Sungai Krasak.
Bekas Stasiun Medari, Sleman, yang kini menjadi Posyandu. Foto diunggah Sabtu (25/10/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja |
Meski begitu, dia masih sempat menjajal lori pengangkut tebu. Dari Stasiun Medari sampai Stasiun Tempel.
"Saya masih ngalami itu, nyegat lori dari Medari tapi cuma sampai Tempel terus balik lagi. Nggak bayar wong numpang," ujarnya.
Dahulu, saat masih aktif, stasiun ini mempunyai jalur cabang menuju sebuah pabrik gula (PG Medari) yang terletak di sebelah stasiun ini.
"Memang dulu ada pabrik gula yang sekarang jadi PC GKBI yang samping Kodim itu. Cuma untuk relnya sampai ke sana atau tidak nggak tahu. Kalau yang GKBI itu udah jadi pabrik tekstil sekitar tahun 72," ujarnya.
Sisa jalur kereta api yang masih tersisa di sekitar stasiun hanya sebuah underpass. Warga menyebutnya sebagai terowongan. Lokasinya tak jauh dari stasiun, sekitar satu kilometer. Underpass itu berada di jalur kereta api di tengah sawah dan ladang milik penduduk. Dahulu jalur rel yang ada di sekitar underpass ini lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya.
(ahr/ams)













































Komentar Terbanyak
Ketika Media Israel 'Ledek' Indonesia Tak Bisa Gelar Olimpiade 2036
Kala Gubernur DIY Sultan HB X Sangsikan Aturan Baru MBG
Hal yang Mustahil Dilakukan di Jogja: Naik Angkot