Ada berbagai cara edukatif yang dapat dilakukan sebagai pengantar tidur anak-anak. Salah satunya adalah dengan membacakan cerita fabel atau dongeng sebelum tidur.
Dijelaskan dalam buku "Dongeng (Teori dan Aplikasi)" oleh Pupung Puspa Ardini, membacakan dongeng kepada anak bermanfaat dalam mengembangkan daya imajinasi anak, meningkatkan kemampuan berbahasa, serta menumbuhkan nilai-nilai moral dan karakter positif dalam diri anak. Namun, memilih dongeng yang tepat perlu diperhatikan oleh orang tua karena bisa jadi si anak tidak akan mendapatkan kesan dan pesan apa pun dari dongeng tersebut.
Salah satu dongeng yang mungkin bisa dipilih adalah dongeng Gajah dan Semut. Kisah tentang Gajah yang angkuh dan Semut yang penuh semangat ini cocok dibacakan sebagai cerita fabel sebelum tidur karena penuh pesan moral. Yuk, simak beberapa dongengnya di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kumpulan Dongeng Gajah dan Semut
Dongeng Gajah dan Semut #1
Gajah merasa dirinyalah yang paling kuat. "Aku tak takut sama siapa pun. Akulah yang paling perkasa di hutan ini. Hahaha!!!" Gajah selalu mengucapkan kata-kata itu.
Gajah melihat ada segerombolan semut merayap di batang pohon yang tumbang. "Hai, semut kecil, sedang apa kalian?" tanya gajah.
"Kami sedang gotong-royong mengangkut makanan."
Dasar semut kecil tak berdaya! Coba lihatlah aku. Aku kuat dan hebat. Kalau cuma makanan sekecil itu, kutiup saja sudah sampai tempatnya. Hahaha..."
"Gajah, semua makhluk memiliki kelebihan sendiri-sendiri," jawab Semut jengkel.
"Apa kelebihanmu, si kecil tak berdaya?" kata Gajah.
Gajah mengangkat batang pohon yang sedang dilalui semut-semut tadi. Hampir saja semut-semut tadi terjatuh.
"Mengangkat pohon tempat kalian berpijak ini sangat mudah!" kata Gajah sambil berlalu.
Semut-semut ingin memberi pelajaran kepada Gajah supaya insaf. Ketika Gajah tertidur, semut-semut tadi mendatanginya. Mereka masuk ke telinga Gajah.
"Satu... dua... tiga!" teriak komandan mereka.
Semut itu pun beramai-ramai menggigit Gajah hingga pingsan. Setelah siuman, Gajah sadar ternyata dia tidak sekuat yang dikiranya. Semut-semut kecil yang dianggapnya lemah ternyata mampu menjatuhkannya.
(Sumber: buku "Bedtime Stories: 100 Dongeng Nina Bobok" oleh Heni Phepheo)
Dongeng Gajah dan Semut #2
Di masa lalu, ada lebih banyak hutan daripada sekarang, dan gajah liar sangat banyak. Pada suatu ketika, semut merah dan semut hitam sedang menggali tanah ketika seekor gajah liar muncul.
Gajah itu berkata, "Mengapa kamu menggali di sini? Aku akan menginjak-injak semua pekerjaanmu."
Jawab semut, "Mengapa kamu berbicara seperti ini? Jangan memandang rendah kami karena kami kecil. Mungkin kami lebih baik darimu dalam beberapa hal."
Gajah itu berkata, "Jangan bicara omong kosong, tidak ada yang bisa mengalahkanku. Aku dalam segala hal adalah hewan terbesar dan terkuat di muka bumi."
Kemudian semut berkata, "Baiklah, mari kita berlomba dan siapa yang akan menang. Kecuali kamu menang, kami tidak akan mengakui bahwa kamu adalah yang tertinggi."
Mendengar hal ini, gajah menjadi marah dan berteriak, "Baiklah, ayo kita mulai sekarang juga."
Gajah itu berlari dengan sekuat tenaga dan ketika lelah, dia melihat ke bawah tanah dan ada dua semut.
Jadi dia mulai lari lagi. Ketika dia berhenti dan melihat ke bawah, ada dua semut di tanah jadi dia berlari lagi. Tetapi di mana pun dia berhenti, dia melihat semut, dan akhirnya dia berlari sejauh itu hingga mati dari kelelahan.
Ada pepatah bahwa semut lebih banyak di dunia ini daripada jenis makhluk hidup lainnya, dan yang terjadi adalah kedua semut itu tidak pernah berlari sama sekali tetapi tetap di tempatnya.
Setiap kali gajah melihat ke tanah, ia melihat beberapa semut berlarian dan berpikir bahwa mereka adalah dua semut yang pertama, dan karenanya gajah berlari sampai mati.
(Sumber: buku "Kumpulan Dongeng Gajah" oleh Yoyok Rahayu Basuki)
Dongeng Gajah dan Semut #3
Gajah terkenal sangat angkuh. Ia mengaku hewan paling kuat. Ia disegani semua hewan karena berhasil mengalahkan Harimau. Dengan belalainya yang panjang, ia bisa membanting Harimau ke tanah.
Gajah meremehkan hewan-hewan. Ia tak disukai oleh hewan lain karena kesombongannya.
Suatu hari, Gajah mengadakan satu sayembara. Siapa saja yang bisa menaklukkannya dapat menggantikannya sebagai Raja Rimba.
Seluruh binatang berkumpul untuk mengikuti sayembara. Banyak hewan yang mengikuti sayembara itu. Tak satu pun hewan yang bisa menaklukkan Gajah, bahkan hewan buas sekalipun.
Gajah bertambah sombong dan memamerkan kehebatannya di depan para hewan. Tiba-tiba, terdengar suara seekor semut.
"Aku mau ikut sayembara ini! Bolehkah?" ucap Semut.
"Hei, kau bukanlah tandinganku! Badanmu saja sangat kecil!" ejek Gajah.
"Gajah, saat ini kau bisa sombong di depanku. Tetapi, kau belum pernah merasakan gigitanku, bukan? ucap Semut.
Gajah mulai geram mendengar perkataan Semut. Ia segera masuk ke arena pertarungan.
"Majulah, Semut!" kata Gajah.
Semut masuk ke arena dengan gagah berani. Semut diinjak-injak Gajah. Tetapi, Semut punya taktik. Ia naik ke punggung Gajah, lalu ke telinga Gajah yang lebar.
Semut langsung menggigitnya. Gajah berteriak kesakitan. Ia berusaha mengeluarkan Semut dari telinganya, tapi gagal.
"Aku menyerah, Semut!" teriak Gajah.
Semut merasa kasihan mendengar teriakan Gajah. Ia lalu keluar dari telinga Gajah. Si Gajah terdiam. Ia merasa malu karena dikalahkan oleh hewan kecil seperti Semut.
Hewan-hewan lain bersorak gembira. Keangkuhan Gajah telah dikalahkan oleh Semut.
(Sumber: buku "Dongeng Anak Terlengkap: Seri Binatang" oleh Kak Thifa)
Pesan Moral Dongeng Gajah dan Semut
Dikutip dari buku "Kumpulan Dongeng Gajah" oleh Yoyok Rahayu Basuki dan laman MTs Negeri 4 Sidoarjo, ada beberapa pesan moral dari dongeng Gajah dan Semut yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang pertama, dongeng ini mengajarkan kita agar jangan sekali-kali meremehkan orang yang terlihat tidak mampu di mata kita. Karena suatu saat mereka mungkin memiliki kesempatan untuk mempermalukan kita.
Pesan moral berikutnya adalah kita sebaiknya jangan sombong karena merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan yang lebih tinggi dari makhluk lain. Karena bisa jadi, makhluk yang kita rendahkan memiliki kemampuan untuk membalikkan keadaan dengan menyakiti dan menghancurkan kehidupan kita.
Kesimpulannya, dongeng Gajah dan Semut adalah pengingat bagi kita bahwa selemah apa pun seseorang, ia bisa saja bangkit di kemudian hari dan posisinya jauh melampaui kita.
Demikian pesan moral dongeng Gajah dan Semut beserta cerita fabelnya yang bisa dibacakan sebelum tidur. Semoga bermanfaat!
(sto/alg)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Gelagat Anggun Sopir Bank Gondol Rp 10 M Sebelum Ditangkap