Salah satu pedukuhan di Bantul terbilang unik karena bernama Ngepet. Namun bukan karena banyak babi ngepet, siluman pesugihan yang kental di legenda masyarakat, pedukuhan yang berada di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul ini ternyata menyimpan cerita lain di balik penamaan tersebut.
Pantauan detikJogja, Kamis (30/5/2024), Ngepet berlokasi di pinggir Jalan Samas, Sanden, Bantul. Suasana di Ngepet sendiri terbilang jauh dari bisingnya kendaraan bermotor. Ngepet terbilang asri serta belum terlalu padat penduduk.
Salah satu tetua di Ngepet, Sukisdi Wiyono (85) menjelaskan, nama Ngepet bukan berhubungan dengan babi ngepet. Menurutnya, nama Ngepet berasal dari kata dalam bahasa Jawa 'kepepet'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asal usul nama ngepet itu dari kata kepepet (terdesak), itu bahasa Jawa. Jadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan babi ngepet," katanya saat ditemui di kediamannya, Ngepet, Sanden, Bantul, Kamis (30/5/2024).
Kepepet, kata Sukisdi, karena saat itu Belanda dan Jepang hendak saling serang. Namun, mereka tidak bisa melaksanakannya karena terhalang bukit pasir.
"Jepang sama Belanda duluan Belanda, terus Jepang mau menyerang tidak bisa ke selatan. Karena itu Jepangnya tidak jadi menyerang karena mau ke selatan sudah kepepet," ujarnya
"Karena itu Pedukuhan ini namanya Pedukuhan Ngepet. Kurang lebih itu sejarahnya," lanjut Sukisdi.
Sukisdi sendiri tidak bisa menjelaskan banyak karena mengalami gangguan pendengaran dan usianya sudah sangat tua. Apalagi, saat ini hanya Sukisdi orang yang paling tua di Ngepet.
"Dulu Pak Dukuh juga tanya sama saya soal Ngepet, karena saya saat ini yang paling tua di Ngepet," ucapnya.
Lurah Srigading, Prabawa Suganda menambahkan, Ngepet merupakan salah satu pedukuhan yang berada di ujung selatan Kabupaten Bantul. Sedangkan sebagian besar warga Ngepet berprofesi sebagai nelayan dan petani.
Selain itu, Ngepet termasuk dalam kawasan peninggalan prasejarah yang disebut dengan Gunung Wingko. Menurutnya, Gunung Wingko berasal dari kata Gunung yang berarti tempat yang tinggi dan Wingko yang berarti kreweng atau gerabah.
"Gunung Wingko digunakan penyebutan nama satu di antara bukit pasir. Bukit itu membentang dari barat-timur dan dipisahkan oleh jalan raya menuju Pantai Samas," ucapnya.
Di mana bagian barat jalan Samas bukit pasir termasuk wilayah Ngepet sedangkan bagian timur jalan termasuk wilayah Pedukuhan Tegalrejo, Srigading, Sanden, Bantul.
"Dan di Gunung Wingko sering untuk penelitian arkeologi. Hasilnya ditemukan sejumlah artefak berupa tulang manusia, tulang hewan, benda logam, bandul jala, keramik, benda dan fragmen gerabah yang dalam bahasa Jawa dinamakan wingko," katanya.
(aku/apu)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa