Ratusan Warga Ikuti Prosesi Labuhan Merapi di Kinahrejo Sleman

Ratusan Warga Ikuti Prosesi Labuhan Merapi di Kinahrejo Sleman

Agus Septiawan - detikJogja
Senin, 12 Feb 2024 09:03 WIB
Juru Kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono (blangkon putih) memimpin jalannya Labuhan Merapi di Gunung Merapi, Senin (12/2/2024) pagi.
Juru Kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono (blangkon putih) memimpin jalannya Labuhan Merapi di Gunung Merapi, Senin (12/2/2024) pagi. Foto: Agus Septiawan/detikJogja.
Sleman -

Prosesi Labuhan Merapi di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman berlangsung khidmat, Senin (12/2/2024) pagi. Prosesi rutin tahunan ini diikuti oleh ratusan warga maupun Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dipimpin langsung oleh sang juru kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono.

Labuhan ini dalam rangka peringatan Sri Sultan Hamengku Bawono ka 10 naik tahta. Prosesi ini juga berlangsung di Gunung Lawu dan Pantai Parangkusumo. Labuhan ini merupakan kali kedua berlangsung secara terbuka pascaCOVID-19 melandai.

"Labuhan pada tahun ini seperti biasa tidak ada perubahan jadi seperti tahun-tahun yang kemarin," jelasnya ditemui diPetilasan Juru Kunci Merapi, Senin (12/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru Kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono (blangkon putih) memimpin jalannya Labuhan Merapi di Gunung Merapi, Senin (12/2/2024) pagi.Juru Kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono (blangkon putih) memimpin jalannya Labuhan Merapi di Gunung Merapi, Senin (12/2/2024) pagi. Foto: Agus Septiawan/detikJogja

Ditanya apakah ada pesan khusus dari Sri Sultan Hamengku Bawono ka 10, Mas Asih, sapaannya, memastikan tidak ada. Khususnya terkait Pemilu 2024. Diketahui tahun ini bertepatan dengan tahun politik, bahkan pemungutan suara berlangsung Rabu (14/2).

ADVERTISEMENT

"Pesan khusus tidak ada," katanya.

Mas Asih menjelaskan secara umum Labuhan Merapi bermakna mohon perlindungan kepada sang kuasa. Sehingga ada prosesi pemanjatan doa setibanya di Petilasan Srimanganti. Prosesi ini juga bermakna membuang sial dan keburukan. Ditandai dengan melarung sejumlah ubo rampe pemberian Sri Sultan Hamengku Bawono ka 10.

"Ubo rampe yang dibawa di antaranya sinjang cangkring, sinjang kawung kemplang, ada semekan gadhung, semekan gadhung Mlati, terung wuluk, kampuh paleng, destar daramuluk, destar udaraga dan arta tindhih," ujarnya.

Prosesi Labuhan Merapi diawali dari diterimanya ubo rampe di Kantor Kapanewon Cangkringan pada Minggu (11/2/2024). Selanjutnya diinapkan di petilasan Juru Kunci Gunung Merapi di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan. Berlanjut dengan pemutaran wayang kulit semalam suntuk.

Pada pagi harinya, para abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat berkumpul di petilasan Juru Kunci Merapi. Setelahnya berjalan kaki menuju Petilasan Srimanganti. Di sanalah prosesi Labuhan Merapi berlangsung.

"Makna labuhan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Minta keselamatan wilayah lereng Merapi pada umumnya dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya," katanya.




(apl/apl)

Hide Ads