Berlokasi dekat Pantai Parangkusumo, terdapat sebuah tempat yang memiliki kisah menarik, yakni Cepuri Parangkusumo. Tempat ini diyakini sebagai lokasi pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Nyi Roro Kidul.
Mengutip dari laman Visiting Jogja yang dikelola oleh Dinas Pariwisata DIY, setiap tahunnya, banyak masyarakat yang datang ke Cepuri Parangkusumo untuk melangsungkan Upacara Labuhan. Tujuan diadakannya upacara ini sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Nyi Roro Kidul yang telah memberikan bantuannya bagi Bumi Mataram.
Konon, Cepuri Parangkusumo juga merupakan gerbang menuju Kerajaan Laut Selatan. Nah, agar tidak penasaran lagi, yuk, simak penjabaran lengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi Cepuri Parangkusumo
Pantauan detikJogja via Google Maps, Cepuri Parangkusumo tampak berdiri dengan pagarnya yang putih mengkilap di wilayah Pantai Parangkusumo, Kretek, Kabupaten Bantul DIY.
Lokasinya hanya terpaut 350 meter dari Pantai Parangkusumo dan terletak di bagian timur jalan. Jika ditarik garis hingga ke Titik Nol Jogja, jaraknya adalah 27 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 50 menit.
Gambaran Umum Cepuri Parangkusumo
Berdasar informasi dari Naskah Rekomendasi Penetapan Cepuri Parangkusumo sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Kabupaten oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul, struktur bangunan Cepuri Parangkusumo adalah pagar keliling berwarna putih dengan sebuah gapura untuk pintu masuknya.
Pagar keliling tersebut berukuran 16,4 m x 13,22 m dengan tinggi 1,27 m dan tebal 0,25 m. Pada bagian Selatannya terdapat sebuah gapura dengan bentuk paduraksa dan model limasan. Gapura tersebut didukung oleh dua pilar dari batu bata yang dilapisi plesteran.
Pagar keliling yang telah dijelaskan sebelumnya mengelilingi dua buah batu hitam yang disebut sebagai watu gilang. Batu hitam yang besar dinamakan Selo Ageng, sedangkan yang berukuran lebih kecil disebut Selo Sengker.
Batu Selo Ageng berukuran 180 cm x 210 cm x 56 cm, sedangkan Selo Sengker berukuran 130 cm x 60 cm x 33 cm. Keduanya dipercaya merupakan tempat duduk Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul tatkala bertemu.
Kisah Pertemuan Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul
Mitos paling terkenal yang melekat pada Cepuri Parangkusumo adalah kisah bertemunya pendiri Mataram Islam, yakni Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati, dengan Nyi Roro Kidul. Kisah bermula ketika Danang Sutawijaya pergi bertapa ke wilayah Lipura (sekarang bernama Bambanglipura).
Danang Sutawijaya alias Panembahan Senopati kemudian secara tidak sengaja tertidur pulas di atas sebuah batu indah di wilayah tersebut. Kala itu, sebuah bintang tiba-tiba jatuh di dekat kepalanya. Bintang tersebut berkata bahwa Danang Sutawijaya nantinya akan menjadi penguasa di Tanah Mataram.
Ki Juru Martani yang tengah menemaninya kemudian memberi saran agar Panembahan Senopati pergi bertapa di wilayah Laut Selatan. Sementara itu, dirinya sendiri akan bertapa di wilayah utara, daerah Gunung Merapi.
Panembahan Senopati kemudian menghanyutkan dirinya ke Sungai Opak dan ditolong oleh ikan Tunggul Wulung hingga sampai di Pantai Selatan. Di tempat tersebut, ia memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Akibat pertapaannya, Laut Selatan pun bergolak.
Merasa khawatir dengan hal tak biasa yang terjadi di Laut Selatan, Nyi Roro Kidul kemudian naik ke permukaan dan menemui Panembahan Senopati. Tempat keduanya bertemu itulah yang sampai sekarang dilestarikan di Cepuri Parangkusumo.
Demikian sekilas informasi tentang Cepuri Parangkusumo, saksi bisu pertemuan Panembahan Senopati dengan Nyi Roro Kidul. Semoga bermanfaat, ya, detikers!
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu