Kenapa Hari Ibu Diperingati Tanggal 22 Desember? Ini Sejarahnya

Semua Bunda Dirayakan

Kenapa Hari Ibu Diperingati Tanggal 22 Desember? Ini Sejarahnya

Arum Sekar Pertiwi - detikJogja
Sabtu, 20 Des 2025 13:23 WIB
Kenapa Hari Ibu Diperingati Tanggal 22 Desember? Ini Sejarahnya
Peringatan Hari Ibu. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kikujiarm)
Jogja -

Di Amerika Serikat, Hari Ibu diperingati setiap hari Minggu kedua di bulan Mei. Namun, di Indonesia, Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember. Lantas, mengapa Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember?

Dikutip dari buku Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998) karya Mutiah Amini, perayaan Hari Ibu di Indonesia tidak terlepas dari Kongres Perempuan Indonesia pertama. Pelaksanaan kongres ini dimulai pada tanggal 22 Desember 1928.

Lantas, bagaimana kisah hari pelaksanaan kongres tersebut hingga akhirnya menjadi Hari Ibu di Indonesia? Simak pembahasan tentang sejarah Hari Ibu di Indonesia yang dirangkum dari buku Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998) karya Mutiah Amini dan Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang oleh Susan Blackburn berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kongres Perempuan Indonesia Pertama

Kongres Perempuan Indonesia pertama dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita bersama. Apalagi, pada 1927, para aktivis perempuan Indonesia sempat mendapat undangan dari Pacific Congress di Hawaii, tetapi belum bisa mengirimkan wakilnya.

Pada tahun 1927, Ny. Soekonto, Ny. Soewardi, dan Nn. Soejatin membentuk Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang kemudian menjadi wadah untuk mewujudkan ide penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Akhirnya, Kongres Perempuan Indonesia pun berhasil diadakan pada 22-26 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan 29 perkumpulan perempuan di Indonesia dan diisi oleh 15 pembicara yang juga menjadi perwakilan dari organisasi seperti Wanita Oetomo, Putri Indonesia, Aisyiyah, Putri Budi Sejati, Wanita Taman Siswa, dan lain-lain.

Tujuan dari penyelenggaraan kongres ini adalah untuk memikirkan 3 hal yang sangat penting bagi kehidupan perempuan di masa itu yang berkaitan dengan kewajiban, kebutuhan, dan kemajuan perempuan.

Dari kongres ini, para perempuan yang terlibat kemudian mendirikan Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Perikatan ini bertugas untuk memikirkan pemberian beasiswa pendidikan bagi anak perempuan yang membutuhkan, penguatan pendidikan kepanduan, mencegah perkawinan anak, pengiriman usulan kepada pemerintah untuk memberikan dana kepada janda dan anak yatim serta memperbanyak sekolah perempuan, serta mengirimkan mosi kepada Raad Agama mengenai pencatatan nikah dan talak.

Jika dilihat dari jumlah organisasi yang terlibat dalam kongres ini, kongres ini memang tidak dapat diklaim mewakili semua organisasi perempuan di Indonesia. Apalagi kongres ini didominasi oleh perempuan Jawa. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengherankan karena pada saat itu pemerintah kolonial Belanda mempersulit penyelenggaraan suatu kongres.

Penetapan Tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dilakukan dalam Kongres Perempuan Indonesia Ketiga. Penetapan hari ibu sebagai peringatan tahunan diharapkan dapat menambah kesadaran perempuan Indonesia tentang kewajibannya sebagai "Ibu Bangsa."

Tanggal 22 Desember dipilih sebagai Hari Ibu karena Kongres Perempuan Indonesia pertama dipandang sebagai awal terbentuknya tonggak persatuan perempuan. Peristiwa tersebut menjadi momen munculnya kesadaran perempuan akan kewajiban dan kedudukannya di Indonesia.

"Peringatan itu semata-mata ditujukan kepada jasa ibu-ibu kita yang dalam kehidupannya tak ada bandingannya seberapa besar jasa mereka pada kita sekalian. Sebab mulai kita dikandung, ibu kita sudah memperuntuk hidupnya pada keselamatan kita, umpama sembarang diambil gerak badan, berarti untuk menjaga kandungannya itu. Biarpun mereka belum mengetahui tabiat dan rupa kita toh ibu-ibu kita sudah menunjukkan kecintaannya. Di saat kita dilahirkan tak sedikit penanggungan kesakitan ibu. Pengasuh dan penjagaannya sedari kita diahirkan hingga dewasa dan seterusnya, tak ada rasanya suatu yang untuk menebus utang budi sebesar itu," ungkap Ny. A. Latip, pengurus besar Istri Indonesia, dalam Doenia Isteri.

Pada 17 Desember 1939, dibentuk Komite Hari Ibu untuk memastikan bahwa Hari Ibu dapat diperingati serentak di seluruh Indonesia. Komite tersebut berisi beberapa organisasi seperti Pasundan Istri Jakarta, Persatuan Kaum Ibu Minangkabau, Pasundan Istri Jatinegara, Sarekat Istri Jakarta, Istri Indonesia Jakarta, dan lain-lain.

Demikian penjelasan tentang sejarah Hari Ibu di Indonesia. Sekarang sudah paham, kan, mengapa Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember?

Artikel ini ditulis oleh Arum Sekar Pertiwi peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.




(sto/dil)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads