Sejarah Legenda Nyi Roro Kidul, Konon Muncul Saat Mataram Islam Berdiri

Sejarah Legenda Nyi Roro Kidul, Konon Muncul Saat Mataram Islam Berdiri

Jihan Nisrina Khairani - detikJogja
Kamis, 21 Des 2023 16:41 WIB
Lukisan Ratu Kidul (Sumber: Situs Kemdikbud)
Foto: Lukisan Ratu Kidul (Sumber: Situs Kemdikbud)
Jogja -

Banyak kisah yang beredar di masyarakat mengenai legenda Nyi Roro Kidul. Namun, bagaimana sejarah panjang kemunculan mitos-mitos tersebut? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Ada berbagai versi mengenai siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul. Sebagian literatur menyebutkan bahwa ia merupakan Dewi Sri yang diciptakan oleh Dewa Kaping Telu. Ada pula yang menyebutkan bahwa Nyi Roro Kidul adalah putri Kandita yang diusir oleh ayahnya akibat penyakit kulit.

Terlepas dari itu, sosok Nyi Roro Kidul selalu dilingkupi oleh cerita-cerita mistis yang dikaitkan dengan para raja dari Kerajaan Mataram Islam, terutama Panembahan Senopati. Sebelum membahas sejarah mitosnya, berikut adalah rangkuman mengenai pertemuan kedua tokoh di atas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul

Berdasarkan buku 'Kanjeng Ratu Kidul dalam Perspektif Islam Jawa' karangan Muhammad Sholikhin, disebutkan bahwa pertemuan pertama antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul terjadi di Laut Selatan Jawa.

Alkisah, Ki Juru Martani menasihati Panembahan Senopati agar tidak sombong setelah keinginannya untuk menjadi raja telah tercapai. Sang penasihat pun mengajaknya untuk pergi bertapa, di mana ia akan pergi ke Gunung Merapi, sementara Senopati ke Laut Selatan.

ADVERTISEMENT

Saat tiba di Kali Opak, Panembahan Senopati lantas menghanyutkan dirinya dan kemudian ditolong oleh sebuah ikan bernama Kiai Tunggul Wulung. Akhirnya, ikan tersebut mengantarkannya hingga ke Laut Selatan.

Selepas tiba di sana, Panembahan Senopati bertapa dan memohon petunjuk kepada Tuhan. Akibat tindakannya, seluruh Laut Selatan tiba-tiba bergelombang tinggi sehingga menimbulkan bencana bagi seluruh makhluk di laut.

Istana di bawah laut yang dipimpin oleh Nyi Roro Kidul pun gaduh. Hal ini membuat Nyi Roro Kidul pergi ke permukaan air dan melihat Senopati yang sedang bersemedi. Melihat kecantikan sang penguasa Laut Selatan, Panembahan Senopati terpikat dan lantas tinggal di bawah air selama tiga hari.

Merasa terlalu lama di istana bawah laut, Panembahan Senopati meminta diri untuk kembali ke Mataram. Ia merasa kaget karena melihat sosok Sunan Kalijaga yang sudah ada di pesisir Pantai Parangtritis. Panembahan Senopati pun meminta maaf kepadanya.

Makna Kisah Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati

Perlu dipahami bahwa pernikahan antara Nyi Roro Kidul dengan Panembahan Senopati sebaiknya dimaknai secara simbolis, yaitu persatuan antara daratan dengan lautan dalam kekuasaan Mataram Islam.

Masih dari sumber yang sama, pertemuan kedua sosok di atas dapat menjadi suatu bentuk legitimasi kekuasaan Mataram Islam yang baru berdiri sehingga orang-orang akan tunduk di bawah otoritas sang raja.

Kemunculan mitos Nyi Roro Kidul juga disebutkan sebagai bagian dari strategi Ki Juru Martani untuk membangun rasa hormat masyarakat. Sebagai adipati, sang penasihat merasa bahwa Panembahan Senopati tidak akan mendapatkan pengakuan yang layak sebagai raja, kendati sebagai salah satu trah Brawijaya V.

Munculnya legenda Nyi Roro Kidul juga dianggap sebagai bagian dari upaya Ki Juru Martani untuk memperoleh penghormatan dari masyarakat. Sebagai penasihat utama, ia meyakini bahwa Panembahan Senopati tidak akan mendapat pengakuan yang sepenuhnya pantas sebagai raja, meskipun berasal dari trah Brawijaya V.

Dikisahkan bahwa pada masa berdirinya Kerajaan Mataram, terjadi gelombang tsunami yang menghantam Laut Selatan, sebuah peristiwa monumental berabad-abad yang konon bersamaan dengan berdirinya kerajaan tersebut.

Panembahan Senopati lantas memanfaatkan peristiwa ini dengan menciptakan mitos Nyi Roro Kidul sebagai strategi mendapatkan dukungan politik dan melegitimasi pemerintahannya. Mitos ini kemudian diwariskan secara turun-temurun, memberikan landasan spiritual dan keabsahan pada kepemimpinan Panembahan Senopati serta keturunannya.

Mitos Nyi Roro Kidul bagi Mataram Islam

Menyadur buku 'Para Raja dan Pahlawan Perempuan, serta Bidadari dalam Folklore Indonesia' karangan Wiyatmi dkk, lokasi bertapa Panembahan Senopati saat ini dianggap sebagai situs bersejarah yang telah dibangun sebuah cempuri.

Cepuri ini berfungsi sebagai tempat doa sebelum acara labuhan yang sering diadakan oleh pihak Keraton Jogja pada hari-hari tertentu. Di dalam cempuri tersebut, terdapat dua batu yang dipercayai sebagai tempat duduk Panembahan Senopati dan Ratu Kidul, yang kemudian dikenal sebagai batu cinta.

Tempat ini dianggap sebagai titik pertemuan antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul yang menandai perjanjian mereka. Perjanjian ini bermula dari permintaan Panembahan Senopati kepada Ratu Kidul untuk mendukungnya menjadi penguasa Mataram.

Hingga saat ini, pihak Keraton Jogja dan masyarakat masih melaksanakan upacara adat labuhan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Nyi Roro Kidul. Selain itu, upacara labuhan juga diartikan sebagai tindakan politik balas budi terhadap Nyi Roro Kidul.

Dari mitos Nyi Roro Kidul, terlihat bahwa eksistensinya tidak dapat dilepaskan dari pemerintahan Panembahan Senopati. Sebagian besar masyarakat Jawa meyakini keberadaan tokoh Nyi Ratu Kidul sebagai penguasa dan penjaga Laut Selatan, meskipun dalam logika manusia sulit untuk dibuktikan.

Nah, itulah sejarah mitos Nyi Roro Kidul yang konon muncul saat Mataram Islam berdiri. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads