Putri Campa merupakan istri dari Raja Majapahit terakhir yaitu Prabu Brawijaya V. Putri Campa secara tidak langsung adalah sosok yang mempelopori Islamisasi di Majapahit.
Menurut catatan sejarah, Putri Campa menganut keyakinan Islam. Singkatnya, ia dinikahi Prabu Brawijaya V dan berusaha menjadikannya masuk Islam.
Namun, sayangnya hingga akhir hayat hidup sang Raja Majapahit, ia gagal menjadi seorang muslim. Meskipun gagal mengislamkan raja, tetapi Putri Campa memiliki status penting dalam memudahkan Islam untuk masuk bagian dari kerajaan Majapahit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, seperti apa sosok Putri Campa dan bagaimana perannya dalam membawa Islam ke Majapahit? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Sosok Putri Campa
Menyadur buku 'Tionghoa Dalam Pusaran Politik' yang ditulis oleh Benny G. Setiono, Putri Campa merupakan perempuan yang didatangkan oleh Sunan Ampel untuk dihadiahkan kepada Prabu Kertabumi atau Brawijaya V. Diketahui bahwa Putri Campa memiliki nama asli Dewi Kiem.
Ia merupakan putri bangsawan Cemboja yang terkenal dengan nama Putri Cempo (Campa) dan menganut keyakinan Islam. Upaya Sunan Ampel menghadiahkan Putri Campa kepada Prabu Brawijaya V dilatarbelakangi keinginan membobol pertahanan Majapahit yang kala itu bercorak Hindu-Buddha.
Cara tersebut berhasil hingga akhirnya Prabu Brawijaya V menjadikan Putri Campa sebagai istrinya. Saat Putri Campa sedang mengandung tiga bulan, banyak yang meramalkan bahwa putranya kelak akan menjadi raja besar di Jawa.
Namun, saat itu keadaan Majapahit tidak kondusif karena sedang dalam masa peperangan dengan Kerajaan Keling (Kediri). Akhirnya, Putri Campa diserahkan kepada Arya Damar, seorang raja pertama Kesultanan Palembang Darussalam dengan tujuan keamanan.
Sementara itu, dikutip dari buku 'Sejarah Islam Nusantara' oleh Ustaz Rizem Aizid, Arya Damar merupakan putra Prabu Brawijaya V. Ketika Putri Campa diserahkan kepada Arya Damar, tak lama lahirlah seorang putra bernama Raden Patah.
Raden Patah kemudian menjadi anak tiri Arya Damar karena statusnya telah bersuami dengan Putri Campa. Sedangkan jika Prabu Brawijaya V tidak memberikan istrinya kepada Arya Damar, maka Raden Patah statusnya menjadi adik dari Arya Damar. Hal tersebut dikarenakan Arya Damar juga putra dari Prabu Brawijaya V.
Peran Putri Campa dalam Islamisasi di Majapahit
Dikutip dari dua literatur yang berbeda yaitu jurnal 'Resistensi Perempuan Dalam Babad Tanah Jadi Kajian Feminisme Dalam Sastra Tradisional' oleh Bayu Aji Nugroho dan Alfian Rokhmansyah, dan buku 'Wali Songo: 9 Sunan' oleh Noer Al, pada tahun 1443 M, Putri Campa merupakan perempuan yang dihadiahkan untuk raja Majapahit berdasarkan ide dari Sunan Ampel.
Sunan Ampel sendiri juga diketahui sama-sama berasal dari negeri Campa. Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat, yang merupakan putra dari Syekh Ibrahim dengan adik dari Putri Campa, sehingga secara tidak langsung ia merupakan kemenakan dari Putri Campa. Masyarakat negeri Campa dikenal dengan penganut agama Islam, maka tak heran jika Putri Campa pun beragama Islam.
Menurut catatan sejarah, pada tahun 1443 M Sunan Ampel masuk ke Pulau Jawa dan singgah di daerah Gresik kemudian lanjut pergi ke Majapahit untuk bertemu bibinya yaitu Putri Campa. Keberadaannya di Pulau Jawa berperan penting terhadap proses Islamisasi kala itu di wilayah Majapahit.
Diketahui bahwa Prabu Brawijaya V kala itu mengangkat Raden Rahmat menjadi Sunan di Ngampel, sehingga kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Ngampel atau Sunan Ampel. Lebih lanjut lagi, Sunan Ampel yang menunjuk Raden Patah sebagai Sultan Demak yang merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa pada 1475 M. Sejak saat itu juga muncul peraturan di kerajaan untuk memperbolehkan bagi siapa saja yang ingin memeluk Islam.
Demikian informasi terkait sosok Putri Campa, istri Prabu Brawijaya V yang membawa Islam ke Majapahit. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(aku/ams)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar