6 Contoh Cerita Dongeng Anak, Cocok Dibaca Bersama Anak-anak Sebelum Tidur!

6 Contoh Cerita Dongeng Anak, Cocok Dibaca Bersama Anak-anak Sebelum Tidur!

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 25 Nov 2023 18:27 WIB
5 Cerita Dongeng tentang Kejujuran, Bacakan ke Anak sebagai Pengantar Tidur
Ilustrasi 6 contoh cerita dongeng anak, cocok dibaca bersama anak-anak sebelum tidur! Foto: Getty Images/iStockphoto/Mongkolchon Akesin
Jogja -

Hari Dongeng Nasional akan segera berlangsung di tanggal 28 November besok. Sebagai bentuk perayaan dari momentum ini membacakan dongeng kepada anak bisa menjadi pilihan yang tepat. Berikut contoh cerita dongeng anak dalam berbagai bahasa.

Dongeng dikenal mampu memberikan efek yang positif bagi perkembangan anak-anak dan juga keharmonisan keluarga. Cerita dongeng dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan intelektual, pembentukan karakter, hingga kecerdasan emosional bagi anak-anak. Bukan hanya itu dengan membaca dongeng bersama mampu memperkuat hubungan orang tua dan anak.

Ini contoh dongeng anak dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris yang dirangkum detikJogja dari laman resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, Storyberries, hingga buku 'Baboning Pepak Basa Jawa'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Cerita Dongeng Anak #1: Kancil dan Siput Lomba Lari

Suatu hari Kancil bertemu dengan Siput di pinggir kali. Melihat Siput merangkak dengan lambatnya, sang Kancil dengan sombong dan angkuhnya berkata, "Hai Siput, beranikah kamu
beradu lomba denganku?"

Ajakan itu terasa mengejek Siput. Siput berpikir sebentar, lalu menjawab, "Baiklah, aku terima
ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah."

ADVERTISEMENT

"Tidak bisa. Masa' jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu Siput, binatang perangkak kelas wahid di dunia," ejek Kancil.

"Baiklah, ayo cepat kita tentukan harinya!" kata Kancil.
"Bagaimana kalau hari Minggu besok, agar banyak yang menonton," kata Siput.
"Oke aku setuju," jawab Kancil.

Sambil menunggu hari yang telah ditentukan itu, Siput mengatur taktik. Segera dia kumpulkan bangsa Siput sebanyak-banyaknya. Dalam pertemuan itu, Siput membakar semangat kawan-kawannya, mereka sangat girang dan ingin mempermalukan Kancil di hadapan umum. Dalam musyawarah itu, disepakatilah dengan suara bulat bahwa dalam lomba nanti di setiap Siput ditugasi berdiri di antara rerumputan di pinggir kali. Diaturlah tempat mereka masing masing. Bila Kancil memanggil, maka Siput yang di depannya itu yang menjawab. Begitu seterusnya.

Sampailah saat yang ditunggu-tunggu itu. Penonton pun sangat penuh menyaksikan perlombaan itu. Para penonton berdatangan dari semua penjuru hutan. Kancil mulai bersiap di garis start. Pemimpin lomba mengangkat bendera, tanda lomba akan segera dimulai. Kancil berlari sangat cepatnya.Semua tenaga dikeluarkannya. Tepuk tangan penonton pun menggema memberi semangat pada Kancil. Setelah lari sekian kilometer, berhentilah Kancil. Dengan napas terengah-engah dia memanggil.

"Siput!" seru Kancil.
Siput yang berada di depannya menjawab, "Ya, aku di sini." Karena tahu Siput telah ada
di depannya, Kancil pun kembali lari sangat cepat sampai tidak ada lagi tenaga yang tersisa.
Kemudian dia pun kembali memanggil.
"Siput!" teriak Kancil lagi.
Siput yang di depannya menjawab, "Ya, aku di sini."

Berkali-kali selalu begitu. Sampai akhirnya Kancil lunglai dan tak dapat berlari lagi. Menyerahlah sang Kancil dan mengakui kekalahannya.
Penonton terbengong-bengong. Siput menyambut kemenangan itu dengan senyuman saja. Tidak ada loncatan kegirangan seperti pada umumnya pemenang lomba.

Contoh Cerita Dongeng Anak #2: Cerita Menjaga Bola Raja

Pada suatu pagi, Kancil tampak sibuk menjaga sebuah benda besar berbentuk bola. Para binatang yang menyaksikan hal tersebut menjadi bertanya-tanya. Di antara binatang yang paling tinggi rasa ingin tahunya adalah Harimau.

"Kancil, bagaimana kalau saya saja yang menjaga bola itu? Berikan pada saya," ucap Harimau. "Jangan. Raja menyuruh saya agar menjaga bola ini. Tidak boleh dijaga oleh sembarangan orang." jawab Kancil.

Mendengar jawaban Kancil, Harimau agak berkecil hati. Dia berharap bisa menjaga dan memainkan bola itu dengan binatang lainnya.

"Bola ini tidak boleh dimainkan. Tidak boleh ditendang karena ini bola raja kita," Kancil menjelaskan.

Harimau semakin penasaran. Gajah yang sedari tadi menguping pembicaraan Harimau dengan Kancil ternyata juga berminat memainkan bola itu.

"Kancil saya juga mau. Saya senang main bola kaki. Tendang sana, tendang sini," kata si Gajah.
"Baiklah, kalau kalian berdua benar-benar mau menjaga atau memiliki bola ini saya akan minta izin kepada Raja," ujar Kancil

Kemudian pergilah si Kancil menghadap Raja padahal Kancil hanya bersembunyi dekat dari kedua hewan itu. Setelah satu jam kemudian, si Kancil datang lagi.

"Wahai Raja Hutan dan Gajah yang baik, Raja mengizinkan kalian berdua menjaga bola ini." Harimau dan Gajah senang sekali. Gajah sudah membayangkan bisa bermain dengan bola raja ini. Sementara harimau entah dalam keadaan lapar lebih memilih memakan bola ini. Padahal bola ini adalah sebuah durian. Duri durian langsung menusuk rongga-rongga mulut harimau sehingga sulit untuk berbicara.

"Kancil tega sekali kamu menipu saya. Duri durian ini sangat menyakitkan," ujar harimau kesakitan.

Contoh Cerita Dongeng Anak #3: Ella's Pocket Friends

Once upon a time, there was a little girl named Ella who loved to explore and collect things. She had a special pocket sewn onto her dress where she could store all of her treasures.
Ella was always on the lookout for new things to add to her pocket, and she loved the way it made her feel like she had a secret world with her everywhere she went.

One day, Ella went on a nature walk to the nearby woods. She was looking for new treasures to add to her pocket when she stumbled upon a beautiful pebble.
The pebble was smooth and had a unique pattern that caught Ella's eye. She was so excited about her discovery that she picked it up and put it in her pocket.

As she continued on her walk, she noticed her pocket getting heavier and heavier. She wondered that could be making it so heavy.
Ella reached into her pocket to see what was inside, but she couldn't find the rock! Instead, she felt something soft and furry.
She pulled it out of her pocket and saw a small mouse staring back at her!

Ella was so surprised! She had never had a mouse in her pocket before! She asked the mouse what it was doing in there, but the mouse just shrugged its tiny shoulders and ran off.
Ella wondered how the mouse got in there, but she didn't have much time to think about it as she was an a mission to find new things to add to her pocket.

Ella continued on her walk, but soon she heard a strange noise coming from her pocket. She reached in again and pulled out a toy trumpet!
She had no idea where it came from or how it got there, but she decided to play it anyway.
As she was playing her trumpet, he heard another noise coming from her pocket. This time, it was a small bird chirping!

Ella couldn't believe it. She had a mouse, a trumpet, and now a bird in her pocket! She wondered how they all got in there and decided to investigate. She looked around the woods but didn't see any animals that could have put them in her pocket.

Ella decided to invite all of her pocket friends back home with her. She carefully place the mouse, the trumpet, and the bird in a special corner of her room and gave them each a name.
The mouse was named Mousy, the trumpet was named Honk, and the bird was named Tweety.
They loved living with Ella in her bedroom.

Mousy, Honk, and Tweety became Ella's best friends in the world, and would go and have pocket adventures.
One fun game they liked to play was to try and guess what would come out of Ella's pocket next. Would it be a lava lamp? Or a lollipop?

Another pocket adventure that Ella and her pocket friends loved to do together was to have picnics. It was so nice to eat in the sunshine and open air.
Ella would reach into her pocket and they would have to make a game out of whatever came out.

One day, at one these picnics, Ella pulled out of a whole grand piano! Weren't the pocket friends pleased!
Mousy sang, Honk played, and Tweety found he was naturally musically talented, and could play all jazz standard from memory!

As they were making music, Ella noticed that her pocket was dancing!
"Look!" she exclaimed to her pocket friends. "I've got a new pocket surprise!"
She reached in and pulled out a small caterpillar.

The caterpillar was so tiny and groovy that Ella couldn't resist asking if he would join their pocket friend games.
"I would like that," he said.
He was nonetheless a little surprised, to fin himself in a girl's pocket, when he had been just about to take a large bite of a lettuce leaf at the local organic form.
He loved to dance; they called him Fred.

After the picnic, Ella and her pocket friends decided to play a game of hide and seek.
Honk hid under a leaf, Mousy hid behind a rock, Tweety flew up into a tree, and Fred crawled up Ella's sleeve.

Ella laughed as she tried to find al of her friends, but Fred was the hardest to find!
In the end he gave himself away, when he tried to munch on her elbow! (he forgot himself for a moment, and thought for a second that her elbow was a nice piece of rockmelon!)

When it was time to go home, Ella asked if Fred would come with her, and join her and her pocket friends.
But Fred wasn't sure.
"I kind of miss my home," he said.

"Where is your home?" asked Ella and the other pocket friends. But Fred couldn't say.

They tried pulling out some pocket surprises, in case it would help - perhaps a map, or a postcard our a clue - but they only pulled out a large leaf of lettuce.

"Oh! You have lettuce in you pocket!" said Fred. "You know what?"
"What?" asked all the pocket friends, leaning forward.
"I don't mind moving!"
They did laugh,
And form that day onwards, Fred lived very happily in Ella's pocket... along with that magic pebble, and plenty of lettuce leave!

Contoh Cerita Dongeng Anak #4: Spot My Spots

Meet Sacha. She's white with olive and black spots. She's leopard. She is one year old, and her Mum is teaching her to hide. Can you spot Sacha, Mum?
Sacha's Mum said to her, "Stay still and low, then nothing will see you."

All day, she has been practicing, but always somehow got it wrong: you could see her. She thought to herself, "If only I didn't have these spots and I was green, then I could hide in the grass."

Sacha always worked so hard. She wanted so much to hide well that as soon as she saw a puddle, she jumped in, and was covered in greenish-brown sludge.
So covered in greenish-brown sludge, she said to her mum, "Turn around, and tell me if you can see me... count to three first, though, before you turn around, please."

So her Mum closed her eyes and counted.
"1... 2... 3... Ready or not, I'm going to turn around!"

Sacha was standing in the tall grass, waving her tail back and forth because she was so excited. It was making the grass sway side to side. Can you see Sacha?

Sacha's Mum looked left at the tall grass, and then right to the huge pile of muck, then she said, "There you are.. You're behind that tall grass!"
Sacha pounced out, saying, "How did you find me?" And she shook off all the muck.
Sacha's Mum went down, right low, and said, "I could see your long tail swishing backwards and forwards. You will get it, my little Sacha. I love your spots. Remember: stay low and still, and nothing will see you."

Later that day, Sacha and her mum were walking through the jungle, when an idea came to her.
"What if I covered myself in tree branches? Then Mum would not be able to see me!"
Just then, they happened to be passing a huge palm tree with lost of branches. Sacha scooped up some branches and started wrapping herself up.
Within seconds, with her Mum still in view, Sacha said, "Mum, don't turn around please, and count to three."

Sach's Mum closed her eyes once again and counted to three.
"1... 2... 3... Ready or not, I'm going to turn around!"

Sacha put her ail in her mouth and hid. She panted excitedly, thinking 'Mum won't see my tail this time!'
Sacha's Mum opened her eyes. She looked left at the tall grass and right to the pile of muck, then up to the giant trees, then down to the leafy jungle floor.
She said, "Found you. Up that tree." Did you see Sacha?

Once again, Sacha pounced out of her hiding place, asking, "How did you find me this time?"
Sacha's Mum said, in a little voice, "Because you were breathing so fast you were making the tree branches away from side to side!"
Then Sacha's Mum said, "You will get it soon enough, my little Sacha." And they walked on.

Well, it was time for bed, and as Sacha was falling asleep up in the tree where her mum had chosen for them a sleep, an idea came to her.
'What if I was... Zzzzzzzzz.'
Oh no, Sacha has fallen asleep!

When Sacha woke the next morning, her Mum wasn't there. She looked all around, but still no Mum. Where was she?
"Hello, my little Sacha," said her Mum from the branch above.
Sacha was so surprised, she nearly fell off the tree!
"Remember for today's lesson: Just stay still and low, and nobody will see you."

So Sacha and her Mum were walking through the jungle. After a while, Sacha's Mum turned around, and what do you think? Sacha was gone!
She looked all around, calling out for her. She looked to the tall grass, to the pile of muck, up the tall trees, and all around the jungle floor. No Sacha!

"Mum, I'm over here!"
Sacha pounced out. Not even a tail-length away was where she had been hiding!
Sacha's Mum was so proud of her little Sacha.
They went to have their morning bath, and Sacha's Mum gave her a big cuddle and a lick!

Contoh Cerita Dongeng Anak #5:Tawon lan Semut

Ing jaman Nabi Sulaiman, gesang pinten-pinten tawon, salah satunggal ing antawisipun yaiku Pipo. Pipo yaiku anak tawon ingkang sampun dipuntilar pejah ibunipun. Wanci punika ibunipun pejah dicokot kalajengking. Sakmenika piyambakipun gesang piyambak tanpa nduwe sanak kadang. Amargi namun piyambakan, Pipo milih konjuk mengembara. Ngantos akhiripun piyambakipun dugi ing gurun ingkang wiyar. Ing madya gurun punika Pipo rumaos ngelak uga luwe. "Aku kudu enggal golek pangan uga banyu, nanging aku kudu golek ana ing ngendi?" batin Pipo.

Singkat cerita, Pipo banjur pados tedhan uga toya. Saksampune cekap dangu mabur, saking doh-dohan Pipo ningali toya uga tedhan. Nanging saksampune nyelak, jebulna ingkang dipunningalipun namung hamparan wedi ingkang wiyar. Kanthi kuciwa Pipo banjur mabur maneh kangge pados toya. Mboten dangu lajeng piyambakipun kepanggih kaliyan semut ingkang saweg kasisan mbekta tiganipun. Pipo banjur nyelaki semut punika.

"Hei, semut, sinten nami sampeyan?"
"Nami kula Kriwil. Nami sampeyan sinten?" jawab semut.
"Kula Pipo, sampeyan kersa dados kanca kula?" Kriwil banjur manggut-manggut.
"Menawi mekaten mangga kita sedaya madosi toya uga tedhan sareng-sareng?" Kriwil banjur wangsulan kanthi manggut-manggut maneh.

Singkat cerita ana ing contoh dongeng fabel bahasa jawa piyambake sedaya banjur kesah konjuk madosi tedhan. Saksampune dangu ngubengi gurun, piyambake sedaya nemu setunggal toya ingkang katon resik uga seger. Ing samping toya punika enten wit kurma ingkang kathah woh-e kanthi rasa legi. Kriwil lan Pipo bingah sanget. Piyambake sedaya enggal ngunjuk nedha sapuasipun.

Saksampune piyambake sedaya tuwuk, piyambake sedaya enggal madosi panggenan kagem tilem. Kalih dinten lajeng piyambake sedaya nemu panggen kagem tilem ingkang miturut piyambake sedaya tepat. Yaiku ing setunggal panggenan wiyar kang ana wit-witan. Piyambake sedaya mboten badhe luwe ugo ngelak amargi ing pinggir panggenan punika enten kathah wit buah-buahan uga setunggal toya ingkang resik sanget. Kriwil lan Pipo gesang kaliyan rukun. Tambah dinten paseduluran piyambake sedaya tambah sae. Piyambake sedaya banjur gesang kaliyan aman, tentrem uga bagya mulya.

Contoh Cerita Dongeng Anak #6: Roro Jonggrang

Ana ing jaman kerajaan Hindu-Buddha wonten satunggaling pangeran kang nduwe jeneng Raden Bandung Bondowoso, panjenenganipun nun injih putra saking raja Pengging Prabu Damar Moyo. Raden Bandung Bondowoso sawong pangeran sing terkenal kuwat lan sekti mandraguna.

Kajaba Pengging, ana kerajan sing liya sing nduwe jeneng Keraton Boko. Raja Keraton Boko nun injih Prabu Boko lan satunggal patih kanti asma Patih Gupalo. Prabu Boko nduwe putri siang ayu banget kanthi jeneng Rorojonggrang.

Ana ing sawijining dina Prabu Boko nduwe pepinginan ngambakne wilayah kerajan kanthi nyerang kerajan Pengging. Prabu Boko ngumpulake pasukan kanggo nyerang kerajaan Pengging. Peperangan gedhe banjur kedadean, korban jiwa lan bandha tansah katon ana ing pihak kerajaan Pengging ugo kerajaan Boko. Kanggo ngurangi rakyate sing mati, Prabu Damar Moyo dawuh dening anake yaiku Raden Bandung Bondowoso supaya perang ngelawan Prabu Boko. Mergo kekuwatan lan kesektian saka Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko banjur bisa dikalahke nganti tekan patine.

Krungu Prabu Boko mati, Patih Gupala dawuh marang pasukane kanggo mundur saka kerajaan Pengging mlayu menyang kraton Boko. Raden Bandung Bondowoso kang ngerteni yen prajurit saka kerajaan Boko mundur banjur ngoyak Patih Gupala lan pasukan sing mlayu menyang Keraton Boko. Patih Gupala lan pasukan sing mlayu menyang Keraton Boko. Patih Gupala sing ketok dhisik dewe ana Keraton nemoni Roro Jonggrang lan ngandhani menawi Prabu Boko wis mati neng tangan Raden Bandung Bondowoso. Ora suwe banjur Raden Bandung Bondowoso dugi ing keraton Boko. Pas dheweke lagi nggoleki Patih Gupala neng jero istana, dheweke ketemu karo anak Prabu Boko yaiku Roro Jonggrang. Amarga ayune Roro Jonggrang, Raden Bandung Bondowoso langsung katresnan marang piyambake. Lan njaluk kanggo bebatihan. Ananging Roro Jonggrang ora gelem, amarga dheweke ngerti menawi Raden Bandung Bondowoso sing wis mateni bapake.

Kanggo nolak lamaran Raden Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang menehake syarat yen Raden Bandung Bondowoso pengen ngrabeni piyambake. Roro Jonggrang banjur ngendikan, "Yen sampean pengen ngrabeni aku, sampean kudu nggawekne aku siji umur lan sewu candi ana wektu sewengi."

Panjaluk Roro Jonggrang pancen mustahil dilakoni. Ananging Raden Bandung Bondowoso nyaguhi penjauk saka Roro Jonggrang kasebut. Piyambake banjur nggawe sumur sing saiki dikenal kanthi jeneng Jalatunda. Lan nggawe 1000 candi kanthi njaluk bantuan para lelembut kanggo mbangun candi kasebut.

Kawatir Raden Bandung Bondowoso bisa nggrampungake gaweane banjur Roro Jonggrang njaluk dayang-dayang kanggo nutu pari lan ngobong damen neng sisih wetan supaya dikira menawi esuk wis teka. Para lelembut sing ngewangi Raden Bandung Bondowoso kanggo mbangun 1000 candi pada kabur amarga wedi arep esuk. Bangun 1000 candi durung genep, Raden Bandung Bondowoso mung bisa nutugake nganti 999 candi.

Raden Bandung Bondowoso nesu, murka amarga saktemene srengenge durung njedul. Piyambake nesu basan reti yen Roro Jonggrang sing wis nglakoni kabeh mau supaya para lelembut ngiri srengenge wis njedul. Raden Bandung Bondowoso nesu lan ngutuk Roro Jonggrang dadi arca sing kanthi saiki dikenal kanthi jeneng Arca Dewi Durga kanggo mepaki 1000 candi kesebut.

Demikian informasi mengenai contoh dongeng anak yang disajikan dalam berbagai bahasa yang cocok dibacakan pada anak-anak sebelum tidur. Semoga bermanfaat, detikers!




(cln/dil)

Hide Ads