Cagak ANIEM Palbapang, Cagar Budaya Jejak Elektrifikasi di Bantul Era Kolonial

Cagak ANIEM Palbapang, Cagar Budaya Jejak Elektrifikasi di Bantul Era Kolonial

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Jumat, 22 Sep 2023 07:01 WIB
Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023).
Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Kabupaten Bantul ternyata masih menyimpan bukti adanya modernisasi masyarakat saat era kolonial Belanda berupa cagak atau tiang ANIEM. Tiang yang berfungsi mengalirkan listrik era itu masih berdiri di simpang empat Palbapang.

Pantauan detikJogja, cagak Aniem yang menjulang tinggi ini berdiri di simpang empat Palbapang, Pedukuhan Karasan, Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul. Cagak tersebut berada di sisi selatan simpang Palbapang, tepatnya di dekat lampu APILL.

Tampak pula sebuah papan penanda bertulis 'Bangunan Cagar Budaya Cagak ANIEM Palbapang SK Bupati No.458 tahun 2016 tanggal 30 Desember 2016'. Papan penanda itu tepat berada di samping cagak ANIEM Palbapang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kondisi cagak ANIEM itu kini kebanyakan telah berkarat. Pada bagian atasnya sudah tidak ada kabel menjuntai layaknya tiang listrik.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto menjelaskan bahwa istilah cagak ANIEM populer di Jawa, khususnya pada akhir abad ke-19. Cagak itu dibuat dan digunakan oleh ANIEM (Algemene Nederlandsch Indische Electrisch Maatscapij), yakni nama sebuah perusahaan listrik swasta Belanda.

ADVERTISEMENT
Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023).Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

ANIEM didirikan di Gambir, Jakarta, pada tahun 1897. Selanjutnya, tahun 1937 ANIEM menjadi pengelola listrik di Jawa bagian tengah, timur, dan Kalimantan.

"Jadi cagak ANIEM Palbapang di Bantul merupakan salah satu cagak listrik yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda. Selain itu, cagak ANIEM Palbapang adalah yang masih tersisa di Kabupaten Bantul," kata Nugroho kepada detikJogja, Selasa (12/9/2023).

Nugroho melanjutkan, bahwa cagak ANIEM ini memiliki keunikan karena karena gaya arsitektur yang tidak dapat ditemukan pada cagak listrik lain. Selain itu, usia cagak ANIEM Palbapang sudah tua.

"Dan bahan untuk mendirikan cagak listrik ini keseluruhannya terdiri dari pelat baja. Hal itu yang membuat kondisinya relatif baik meski pada beberapa bagiannya tampak berkarat," ujarnya.

Secara rinci, tinggi dari cagak ANIEM ini sekitar 6 meter. Sedangkan untuk ukuran alas atau bagian terbawahnya yang berbentuk persegi dengan ukuran 45x45 cm.

Bagian terbawah berbentuk persegi dan memiliki pintu pelat baja yang menghadap ke utara. Bagian terbawah merupakan terminal atau titik pengendali operasional listrik dengan jangkauan persebaran titik pijar listrik tertentu.

Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023).Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Menurutnya, bagian atas dari bagian yang berbentuk persegi itu disambungkan dengan empat buah baja profil berbentuk trapesium. Pada profil pelat-pelat baja trapesium inilah pelat-pelat baja dirangkai atau diikat sedemikian rupa sehingga membentuk persilangan antar pelat.

"Apabila diperhatikan persilangan antarpelat ini berbentuk seperti sebuah anyaman," jelasnya.

Sambungan pelat-pelat baja pada empat profil baja yang berfungsi sebagai penyangga utama ini berfungsi untuk memperkuat dan menstabilkan posisi cagak listrik dalam seluruh rangkaiannya. Sehingga, semakin ke atas rangkaian pelat baja ini mengerucut.

"Sedangkan puncak dari rangkaian ini terdiri atas lima buah pelat runcing yang tersusun simetris antar sudutnya. Puncak ini jika diperhatikan terdapat empat buah pelat runcing melengkung yang artistik," katanya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya

Perlu diketahui juga bahwa sistem rangkaian baja pada cagak listrik ini menggunakan teknik las, sekrup dengan kualitas tinggi. Seluruh rangkaian tersebut di atas menjadikan sosok cagak listrik ini terlihat unik.

"Sementara di bagian tengahnya terdapat konstruksi yang menyerupai antena dengan ujung runcing. Baja di bagian tengah di puncak ini berfungsi sebagai penangkal petir," lanjut Nugroho.

Di bawah puncak dibentangkan beberapa pipa baja yang terangkai dengan konstruksi cagak utama. Rangkaian beberapa pipa baja yang disusun dari atas ke bawah dalam perimbangan kanan dan kiri berfungsi untuk menempatkan penghambat listrik atau isolator yang terbuat dari keramik.

"Penghambat listrik yang berbentuk seperti botol dengan tubuh yang pendek ini digunakan untuk menambatkan rentang kawat baja yang berfungsi sebagai penghantar listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik," ucapnya.

Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023).Cagak Aniem Palbapang di simpang Palbapang, Bantul, Selasa (12/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Cagak ANIEM Mulai Tidak Berfungsi Usai Kemerdekaan Indonesia

Nugroho mengungkapkan, bahwa ANIEM disebut-sebut memiliki kinerja yang sangat baik dan efektif. Pasalnya perusahaan ini melakukan desentralisasi produksi dan pemasaran dengan cara membentuk sejumlah anak perusahaan di daerah.

"Dengan demikian produksi tenaga listrik dilakukan secara sendiri-sendiri di berbagai daerah," katanya.

Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, perusahaan listrik swasta Belanda ini pun diakuisisi oleh Indonesia. Hal itu membuat beberapa bangunan seperti gardu induk listrik peninggalan ANIEM menjadi bangunan yang tidak lagi berfungsi sebagai pengelola tenaga listrik.

"Lebih-lebih setelah urusan perlistrikan dikelola secara profesional oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara)," ujarnya.

Di sisi lain, Nugroho menilai keberadaan cagak ANIEM wajib dilestarikan. Pasalnya keberadaan cagak itu memperkaya keberagaman tinggalan budaya dan memperkuat potensi budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul.

"Cagak Aniem Palbapang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan pendidikan. Apalagi cagak itu menunjukkan bukti adanya modernisasi hingga industrialisasi masyarakat Bantul," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads