Jogja terkenal dengan kota yang menyimpan banyak peninggalan sejarah, salah satunya berupa candi. Di pusat Kota Jogja ada Candi Donotirto yang fungsinya berbeda dengan candi lainnya. Seperti apa kisahnya?
Jika biasanya candi digunakan untuk bersembahyang, Candi Donotirto digunakan sebagai pemandian umum. Candi Donotirto ini didaftarkan sebagai bangunan cagar budaya ini diinisiasi era Sultan Hamengku Buwono (HB) VII pada tahun 1930-an dan dibangun di era Sri Sultan HB IX.
Lokasi Candi Donotirto ini berada di Kemetiran Kidul. Pringgokusuman, Gedong Tengen, Jogja. Pantauan di lokasi, Senin (4/9/2023), Candi Donotirto masih digunakan warga sekitar untuk mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki area Candi Donotirto terasa seperti labirin. Bangunan menyerupai candi ini memiliki arsitektur khas Kerajaan Mataram.
Tampak ada bilik yang membagi antara wanita dan laki-laki. Di setiap bilik terdapat tujuh pancuran air yang terbagi dalam tiga sekat.
Suara air pun terdengar mengalir deras dari setiap pancurannya. Air dari pancuran ini terasa dingin dan segar.
![]() |
Di area luar pemandian, tepatnya di bagian depan terdapat sebuah kotak sumbangan bagi pengunjung yang ingin membayar.
"Iya warga sekitar. Dulu biasanya tukang becak di sini biasanya mandi", ujar Wahyu selaku Kepala Pokdarwis Sosromenduran, Wahyu, saat berbincang dengan detikJogja.
Wahyu menerangkan Candi Donotirto masih dikelola warga sekitar. Kemudian untuk pengelola secara umum ditangani Yus Koesdiarto.
"Nggak, kita sukarela di sini. Mau ngasih boleh, nggak juga nggak papa", jelas Wahyu.
Dia menerangkan uang sumbangan itu digunakan untuk mengelola Candi Donotirto. Sebagai informasi, Candi Donotirto dibersihkan dua kali dalam sebulan, tepatnya di awal dan pertengahan bulan.
Candi Donotirto ini sedang dalam proses didaftarkan sebagai warisan budaya.
"Dia (Pak Yus) mau mengajukan tapi kan kerepotan, dia mengajukan malah ke Dinas Kebudayaan harusnya ke Balai Cagar Budaya. Nanti sejarahnya dicari lagi seberapa penting itu pemandiannya," terang Wahyu saat menjelaskan Candi Donotirto.
Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto dan Elisabeth Meisya peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Sekjen PDIP Hasto Divonis 3,5 Tahun Bui