Cerita Dalem Yudhanegaran Jogja: Belimbing Wuluh, Kereta Paulina, Gusti Yudha

Cerita Dalem Yudhanegaran Jogja: Belimbing Wuluh, Kereta Paulina, Gusti Yudha

Elisabeth Meisya, Galardialga Kustanto - detikJogja
Senin, 11 Sep 2023 15:12 WIB
Pintu masuk Dalem Yudhanegaran, kompleks Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023).
Pintu masuk Dalem Yudhanegaran, kompleks Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023). Foto: Elisabeth Meisya/detikJogja
Jogja -

Dalem atau ndalem di kompleks Keraton Jogja merupakan kediaman bagi anak selir raja. Salah satu dalem adalah Dalem Yudhanegaran atau Ndalem Yudonegaran, kediaman dari GBPH Yudhaningrat.

Dalem Yudhanegaran

Gusti Yudhaningrat adalah adik tiri dari Raja Keraton Jogja saat ini, Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Yudaningrat merupakan putra ke-13 Sultan HB IX dari permaisuri KRAy Hastungkoro.

Dalem Yudhanegaran terletak tidak jauh dari Alun-alun Utara, tepatnya di Jalan Ibu Ruswo No. 35, Yudonegaran, Prawirodirjan, Kemantren Gondomanan, Kota Jogja. Posisi dalem mudah diakses karena terletak di pinggir jalan raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat tim detikJogja berkunjung pada Kamis (7/9/2023), memasuki area Dalem Yudhanegaran harus melewati sebuah lorong di bangunan menjulang berwarna putih. Bangunan itu merupakan pintu utama.

Di halaman depan terlihat pendopo yang cukup luas dengan terpajang tujuh kereta kuda serta alat musik gamelan. Kereta kuda tidak hanya terletak di bagian pendopo, namun juga di luar area pendopo. Terdapat sebuah kandang kuda yang berisi dua kuda putih yang terletak sudut halaman depan. Terdapat pula Ndalem Ageng untuk menyimpan gamelan dan pusaka.

ADVERTISEMENT

Di sebelah pendopo, berdiri sebuah musala dengan corak warna hijau dan terdapat sebuah prasasti. Di sebelah persis musala terdapat parkiran mobil dan sejumlah bangunan rumah. Rumah itu dihuni warga yang membantu aktivitas di Dalem Yudhanegaran.

Saat memasuki halaman paviliun yang menjadi tempat tinggal pribadi dari keluarga GBPH Yudhaningrat, terasa sejuk dan asri. Banyak tanaman dan kandang burung peliharaan.

Kondisi pendopo masih terjaga keasliannya, seperti lampu, ukiran-ukiran pada atap dan tiang pendopo. Saat detikJogja berkunjung ke lokasi, kebetulan saat itu kelompok ibu-ibu darmawanita sedang berlatih musik gamelan, termasuk istri Gusti Yudha.

Di sisi timur Dalem terdapat satu kantor yayasan hukum. Berdasarkan keterangan Gusti Yudha, yayasan tersebut masih beroperasi hingga saat ini.

Di depan bangunan tersebut terdapat pendopo yang bangunannya masih terawat.

Pohon Belimbing Wuluh

Terdapat tiga pohon belimbing wuluh d iDalem Yudhanegaran. Yakni berada di samping musala, depan paviliun, dan di samping. Ternyata ada makna dari keberadaan belimbing wuluhitu.

"Belimbing wuluh ini menandakan kalau bangunannya sudah tua," ujar Ninik (55), salah satu pengelola Dalem, saat diwawancarai tim detikJogja, Kamis (7/9).

Pohon belimbing wuluh di Dalem Yudhanegaran. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023).Pohon belimbing wuluh di Dalem Yudhanegaran. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023). Foto: Galardialga Kustanto/detikJogja

Sementara itu dilansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DIY, belimbing wuluh bermanfaat untuk kaum wanita setelah melahirkan terutama bagian daun untuk dibuat pilis. Khasiatnya adalah sebagai obat kesehatan mata.

Pohon belimbing juga ditanam di belakang Siti Hinggil Keraton Jogja yang melambangkan bagian belakang merupakan tempat bagi seorang wanita. Selain itu, belimbing wuluh juga bermakna bahwa abdi dalem dan rakyat seharusnya menghormati sabda rajanya.

Tidak hanya pohon belimbing wuluh, terdapat pohon sawo kecik di Dalem Yudhanegaran. "Iya (masih baru), baru nanem sekitar 4 tahunan," ucap Ninik.

Kereta Kuda

Di area Dalem Yudhanegaran terpajang kereta kuda koleksi pribadi sekaligus buatan Gusti Yudha.

Kereta terpajang di berbagai area di Dalem Yudhanegaran, salah satunya di pendopo yang terletak di halaman depan Dalem. Terhitung ada lima kereta serta dua andong yang terpajang di area pendopo.

Kereta kuda 'Paulina' di Dalem Yudhanegaran, kompleks Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023).Kereta kuda 'Paulina' di Dalem Yudhanegaran, kompleks Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023). Foto: Elisabeth Meisya/detikJogja

Dari tujuh kereta tersebut ada salah satu kereta yang memiliki cerita unik, yaitu kereta 'Paulina'.

Pengelola Dalem Yudhanegaran, Ninik (55), mengatakan kereta tersebut sempat viral.

"Dulu itu paling terkenal sejak awal kereta Paulina. Kereta Paulina dipakai ratu sejagad (miss universe) yang namanya Paulina. Dadi dijenengi Paulina (jadi dinamakan Paulina). Yang namain anak-anak," jelasnya dengan tertawa kepada tim detikJogja.

"Dia datang ke Indonesia ke Jakarta terus ke Jogja. Ke Jogja dikirab pakai kereta itu," imbuh Ninik.

Rumah Warga

Di kompleks Dalem Yudhanegaran terdapat beberapa rumah warga. Rumah tersebut ada yang berada di bagian depan dan di bagian belakang Dalem.

Gusti Yudhaningrat mengatakan warga yang menempati rumah itu merupakan keturunan dari pembantu Gusti Kanjeng Ratu Dewi.

Rumah warga di dalam kompleks Dalem Yudhanegaran, Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023).Rumah warga di dalam kompleks Dalem Yudhanegaran, Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023). Foto: Elisabeth Meisya/detikJogja

"Ini ada 27 KK tapi hanya kecil. Dulu pembantunya Gusti Kanjeng Ratu Dewi. Diberi kamar-kamar tapi terus keturunannya juga ikut nimbrung," kata Gusti Yudhaningrat, saat diwawancarai oleh tim detikJogja, Kamis (7/9).

"Rumah pinjaman dari keraton itu pada ke sini. Ada 4 yang sana, situ 3, tambah," imbuhnya.

Sejarah Singkat Dalem Yudhanegaran

Dalem Yudhanegaran dibangun pada tahun 1877-1921. Awal pembangunan, lebih dulu dibangun tempat ibadah atau musala. Terdapat sebuah prasasti yang menandakan tahun berapa bangunan tersebut dibangun dengan tulisan bahasa Arab.

"Yang paling unik itu adalah masjidnya ini, langgar. Rumah pangeran itu sebelum ini dibuat lebih dulu dibuat rumahnya Allah dulu. Ya untuk administrasi, untuk salat, untuk makan sama tukang-tukangnya itu untuk persiapan, itu depan masjid itu", jelas Gusti Yudha.

GBPH Yudhaningrat di Dalem Yudhanegaran, Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023).GBPH Yudhaningrat di Dalem Yudhanegaran, Keraton Jogja. Foto diunggah pada Senin (11/9/2023). Foto: Elisabeth Meisya/detikJogja

Kemudian nama dari dalem ternyata berganti sesuai dengan orang yang menempatinya.

"Dalemnya itu sesuai siapa yang ditunjuk untuk menempati. Kemarin Yudhanegaran, kemudian Wijilan kanjeng Wijil ya, terus sekarang Yudhaningratan. Harusnya gitu, karena ini kan milik Keraton, jadi (rumah) dinas," paparnya yang tinggal bersama istri dan satu anaknya

Dalem Yudhanegaran terdiri dari bangunan pendopo, pringgitan, dalem ageng, paviliun, serta bagian belakang terdiri dari dapur dan tempat abdi dalem yang membantu kebutuhan Dalem.

Dalam bangunan Dalem Ageng dulunya ditempati pangeran awal yang ada di sini dan puteri dari permaisuri. Namun saat ini sebagai tempat menaruh gamelan dan pusaka.

"Istimewanya karena pangeran awal yang ada di sini pangeran BRAy kemudian putri dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Dewi. Kalau seperti saya nggak berani. Jadi hanya kita buat sebagai gudang gamelan dan pusaka saja. Terus saya di sini (paviliun) karena istri saya dari orang biasa pada takut masuk sana," ujar Gusti Yudhaningrat.

Diketahui, Gusti Yudhaningrat menetap di Jogja mulai tahun 1988. Saat itu dia pindah dari Jawa Tengah.

"Saya dulu dari dari Jawa Tengah. Saya jadi pegawai negeri di Jawa Tengah terus bapak meninggal harus nikah itu tahun 1988 baru pindah sini," jelasnya.

Saat menginjakkan kaki ke tanah Jogja, Gusti Yudha menceritakan bagaimana kondisi Dalem Yudhanegaran waktu itu kurang terawat.

"Saya masuk sini itu dicongkopi bambu-bambu itu lho. Terus yang tengah jemblong ke bawah dah jatuh ke bawah kena hujan. Terus lantainya pada merekah terus nanti keluar apa binatang-binatang kecil itu lho. Ada coro, ada luwing, ada macem-macem. Medeni banget," ujarnya

Penyebab Dalem tidak terawat karena lama tidak dihuni sehingga menjadi sarang hewan khususnya serangga.

Awal didirikan, Dalem ditempatkan sebagai hunian dari pangeran BRAy kemudian ditempatkan putri permaisuri. Setelah itu Dalem pernah dijadikan tempat kuliah bagi Fakultas Sastra UGM. Setelah itu Dalem ditempati oleh Gusti Yudhaningrat.

Dalem Yudhanegaran juga pernah dijadikan tempat untuk Sekolah Menengah Farmasi dan Sekolah Asisten Apoteker. Keberadaan sekolah tersebut berada di bagian timur depan pendopo. Namun bangunan tersebut telah dirobohkan.

Saat ini di dalam area Dalem Yudhanegaran terdapat kantor Yayasan Hukum Cakrayudha yang terletak di bagian timur.

Dalam bangunan Dalem Ageng terdapat tulisan dan lukisan di bagian depan dan langit-langit atap. Tulisan dan lukisan tersebut adalah buatan dari Gusti Yudhaningrat.

"Itu yang nulis Gusti sendiri lho, ini yang ngecat yang nulis nulis jadi Gusti itu seninya tinggi banget. Itu atas itu juga Gusti sendiri. Jadi itu ki koyo Arab gundul opo yo. Itu namanya bagongan kalau nggak salah," jelas Ninik, pengelola Dalem Yudhanegaran saat diwawancarai oleh tim detikJogja, Kamis (7/9).

Di depan pendopo juga terdapat salah satu gedung Informasi Kedaruratan dan Kepedulian Jogjakarta (IKKJ).

"Sing nolong-nolong orang, kalau di jalan ada umpamane bensine entek terus ditulungi, bane gembos. Itu kan ketuanya Gusti", terang Ninik.

Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto dan Elisabeth Meisya peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads