Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat adanya kenaikan pemesanan kamar hotel menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di DIY. PHRI pun mengingatkan hotel agar tidak menaikkan harga terlalu tinggi.
Ketua PHRI DIY, Dedy Pranowo, meluruskan soal harga kamar hotel bintang tiga di kawasan Malioboro yang disebut-sebut mencapai Rp 2,9 juta di media sosial. Ia menerangkan harga itu adalah paket, bukan tarif per malam.
"Itu kan Rp 2,9 juta tidak semua hotel, tapi hotel yang menjual paket hiburan. Bukan per malam. Kan dari cost sudah dihitung. Kalau bintang 4-5 normal, tapi tidak semua hotel berani pasang harga sekian di masa sekarang," kata Deddy saat dihubungi detikJogja, Senin (15/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedy menjelaskan PHRI DIY telah menetapkan batas kenaikan harga hotel tak lebih dari 40 persen. Ia juga mengimbau kepada penyedia jasa tidak boleh menjadikan momen Nataru sebagai ajang aji mumpung.
"Batas atasnya itu dari harga publish rate, kenaikan yang bisa ditoleransi maksimal 40 persen. Kami sepakat ada batas bawah, batas atas. Tolong itu dilaksanakan, jangan menjadi ajian mumpung," tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Bidang Destinasi PHRI Kota Jogja, Novi Soesanto. Ia menyebut pembatasan harga untuk menghindari penyedia jasa aji mumpung menaikkan harga dengan rate tinggi.
"Pembatasan itu sudah setiap tahun, kita imbau untuk harganya nggak terlalu aji mumpung gitu loh," kata Novi.
"Itu yang kita hindari, supaya pada nggak kapok lah ke Jogja lagi. Misalnya hotelnya bintang satu dikasih harga nggak wajar. Misal Rp 10 juta, kan bintang satu, nggak mungkin orang mau beli," tambahnya.
Novi mencontohkan salah satu hotel bintang empat di Kota Jogja yang menaikkan harga tak sampai 40 persen. Kenaikan harga tersebut juga sudah termasuk paket yang ditawarkan.
"Salah satunya misal harga saat ini Rp 3,8 juta ya untuk non-member, itu sudah termasuk dinner, udah paket. Itu dari harga awal (di hari biasa tanpa paket) Rp 2,4 juta. Kenaikan nggak sampai 40 persen," jelasnya.
"Kalau dibilang wajar ya masih wajar. Kalau orang komen mahal itu kalau kita lihat booking-nya di last minute. Jadi hindari last minute, booking sebulan sebelumnya, harganya wajar," tuturnya.
Reservasi Tidak Setinggi Tahun Lalu
Ketua PHRI DIY Dedy Pranowo menerangkan rata-rata reservasi hotel di DIY pada periode 20 Desember hingga 2 Januari berada di kisaran 30-45 persen.
"Kalau meningkat sih iya bisa dibandingkan dengan hari-hari biasa. Di DIY sendiri, rata-rata hunian periode 20 Desember sampai 2 Januari itu di angka 30 sampai dengan 45 persen," ujar Dedy.
Dedy menyebut kawasan Malioboro dan sekitarnya tercatat lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Meski begitu, kenaikan ini dinilai tak setinggi tahun lalu.
"Di wilayah tengah, Malioboro, dan sekitarnya memang reservasi sudah mencapai 40-60 persen. Kenaikan iya (keseluruhan), tapi nggak seperti tahun lalu," ungkapnya.
"Kalau tahun lalu kan kita reservasi di periode itu dibandingkan dengan tanggal sekarang itu bisa mencapai 45 persen," lanjutnya.
(apu/ams)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Apa Itu Matel atau Mata Elang? Ini Penjelasan dan Cara Menghadapinya