Okupansi Hotel di Jogja Meningkat Saat Demo, Sultan HB X Beri Rasa Aman

Okupansi Hotel di Jogja Meningkat Saat Demo, Sultan HB X Beri Rasa Aman

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 03 Sep 2025 17:31 WIB
Situasi gedung DPRD DIY dan Jalan Malioboro Jogja, Senin (1/9/2025) sore.
Situasi gedung DPRD DIY dan Jalan Malioboro Jogja, Senin (1/9/2025) sore. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut banyak orang kabur ke Jogja karena situasi demonstrasi di daerah asalnya. PHRI DIY berharap okunpasi semakin meningkat sejalan dengan adanya long weekend akhir pekan ini.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan momen Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendatangi Mapolda DIY saat kerusuhan pada Jumat (29/8) malam lalu menjadi acuan bahwa situasi Jogja tidak semencekam daerah lainnya.

"Ngarsa Dalem (Sultan) bisa ke Mapolda itu menjadi daya tarik yang luar biasa untuk orang datang ke Jogja. Itu sudah menandakan bahwa, oh Jogja itu aman karena Ngarsa Dalem," paparnya saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini jujur ya, sangat berdampak bagi kita, dan kita berterima kasih pada Ngarsa Dalem yang sudah bersusah payah kersa ke sana. Kami dari PHRI merasakan betul dampaknya," sambung Deddy.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lanjut Deddy, aksi demonstrasi tanpa kerusuhan yang terjadi di Jogja pada Senin (1/9) lalu juga turut menegaskan jika Jogja aman dikunjungi. Menurutnya, okupansi hotel kini menyentuh angka 40%.

"Mereka malah ingin datang karena yang tadi saya sampaikan, di daerah mereka itu masih bergejolak, gitu. Mana itu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bandung, seperti itu, itu potensi pasar kita. Jawa Timur, itu Surabaya," papar Deddy.

"Sekarang, saat ini ya, dari tanggal kemarin, (okupansi) 30 sampai dengan 40%. Ini dimungkinkan akan meningkat. Mulai Jumat, Sabtu, ini reservasinya sedikit agak meningkat," imbuhnya.

Deddy menambahkan, mayoritas wisatawan yang datang ke Jogja sekarang ini memang berasal dari daerah yang saat ini tengah bergejolak akibat gelombang demonstrasi.

"Ada juga yang sekarang stay di Jogja untuk, katanya sih, untuk mengamankan diri dengan keluarganya. Mengajak keluarga-keluarganya untuk datang ke Jogja. Lebih aman, katanya seperti itu," terangnya.

"Oh, banyak. (terbanyak dari) DKI (Jakarta), yang kedua Jawa Barat, kemudian Jawa Timur. Sudah sejak tanggal demo itu, tanggal 30 ya. Mereka ke sininya sejak tanggal 1 dari sana," imbuh Deddy.

Lebih lanjut Deddy berharap okupansi hotel di Jogja bisa meningkat akhir pekan ini karena adanya long weekend libur Maulid Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, adanya event Garebeg Maulud juga menjadi daya tarik tersendiri.

"Ya semoga aja target kita di 55% liburan Maulid Nabi ini bisa (tercapai), karena kita juga menginformasikan ada event Grebek Maulud, karena ada event itu budaya. Ini yang menjadi daya tarik mereka datang ke Jogja juga," jelas Deddy.

Di sisi lain, seperti diberitakan detikTravel, sejumlah negara mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan kepada warganya yang tinggal dan hendak berkunjung ke Indonesia imbas situasi demonstrasi. Antara lain, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Prancis, Jepang, Filipina, Inggris, dan Kanada.

Menanggapi itu, Deddy mengonfirmasi masih ada wisatawan mancanegara berkunjung ke Jogja. Hal ini menurutnya menunjukan bahwa Jogja memang benar aman untuk dikunjungi.

"Kalau travel warning itu kan dari negaranya mereka, kan gitu. Ya, kita kan nggak bisa apa-apa, kan berlaku juga semua wilayah di Indonesia bukan cuma DIY," tutur Deddy.

"Tapi ya masih ada. Saya di (hotel) Loman ini masih ada turis asing yang stay, dan ada yang check in lagi. Kalau saya sih, ini branding kita bahwasanya mereka masih stay di sini kan juga merasakan aman, dan memang aman-aman saja, nggak ada masalah," pungkasnya.




(apu/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads