Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Anggoro Sukartono mengungkap pihaknya mengevakuasi enam orang saat demo ricuh di sekitar Mapolda DIY beberapa waktu lalu. satu orang di antaranya adalah Rheza Sendy Pratama (21) mahasiswa Amikom yang meninggal.
Hal ini disampaikan Anggoro usai pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Kompleks Kepatihan Jogja, Selasa (2/9/2025) kemarin. Anggoro menceritakan momen demo pada Minggu (31/8) saat itu ricuh.
"Dalam situasi chaos seperti itu ada enam yang diamankan, ada yang luka bacok di sini (dada) dan hari ini masih hidup. Jadi enam orang yang diamankan termasuk almarhum itu, kecepatan kita bagaimana menolong mereka membawa ke rumah sakit," kata Anggoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggoro menjelaskan kala itu, pihaknya mengevakuasi para korban ke area Polda DIY dan memberikan pertolongan pertama. Setelahnya pihaknya menghubungi RSUP Dr Sardjito untuk mengevakuasi para korban.
"Dari enam orang yang kita bawa, semua menjadi tanggung jawab rumah sakit pada saat kita serahkan. Pertolongan pertama di kami, sudah kami lakukan," terangnya.
Pihaknya mengatakan tak ada arahan kekerasan saat pengamanan massa. "Tidak ada instruksi melakukan menghalau dengan keras, tidak ada instruksi itu," jelasnya.
Dia juga memerinci kondisi korban Rheza saat dievakuasi ke dalam Polda DIY saat demo pada Minggu (31/8) pagi. Sebab, kondisi di luar Polda DIY sudah ricuh.
"Jadi korban itu diambil dari TKP, dibawa ke dalam (Polda DIY) untuk diselamatkan karena kondisinya dalam keadaan lemah. Jadi diangkat, dibawa, karena situasi gas air mata semua," jelas dia.
RSUP Sardjito Terima 26 Pasien dari Aksi di Jogja
Di sisi lain, RSUP DR Sardjito mengatakan menerima puluhan pasien saat aksi demo di Jogja dan sekitarnya. Total ada 29 pasien yang ditangani Sardjito.
"Jadi dari mulai demo dijalankan, itu kita sudah menerima sampai hari ini, pagi ini jam 7 pagi, kita menerima 29 pasien yang kita rawat di Sardjito," kata Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan, saat ditemui wartawan, Senin (1/9).
Banu menjelaskan dari 29 pasien itu, dua di antaranya merupakan pasien rujukan dari luar DIY.
"Ini ada 2 pasien tiba dari luar DIY. Itu kita tangani. Jadi ini tidak hanya DIY. Dari Purworejo (dua-duanya)," jelas Banu.
Dia menyebut dari total 29 pasien itu, 13 di antaranya menjalani rawat inap. Sedangkan satu orang dinyatakan meninggal yakni Rheza Sendy.
"Yang meninggal dunia, dari 29 itu 1 meninggal dunia," ujar dia.
Banu mengatakan keluarga Rheza tidak berkenan dilakukan visum. Oleh karena itu, pihaknya mengatakan penyebab kematian Rheza karena henti jantung atau cardiac arrest.
"Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut. Sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest (henti jantung) itu," ujarnya.
(ams/alg)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan