Jamu umumnya disajikan dalam bentuk minuman dengan rasa yang biasanya pahit. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), obat tradisional itu bisa diolah menjadi selai bercita rasa gurih dan manis.
Inovasi ini merupakan buah karya praktisi jamu bernama Sutrisno. Dia dikenal sebagai pencetus Kampung Jamu Gendong Desa Kiringan, Jetis, Kabupaten Bantul
"Kalau jamu gendong itu hanya bertahan 12-24 jam, nah kami kembangkan jadi sirup jamu, permen jamu, jamu instan, es krim jamu, dan yang terakhir ini ada selai jamu," kata Sutrisno saat ditemui di sela acara Musyawarah Daerah (Musda) Gabungan Pengusaha (GP) Jamu DIY di Taman Jamu Naturindo, Pengasih, Kulon Progo, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sutrisno mengatakan, selai jamu itu untuk mematahkan stigma tentang jamu yang dikenal pahit dan jauh dari kata enak. Dengan diolah jadi selai, dia berharap jamu bisa dikonsumsi seluruh kalangan termasuk pemuda dan anak-anak.
"Tujuan saya agar anak kecil sampai dewasa bisa menyehatkan diri dengan jamu, apapun jamunya. Dengan cara ini yang kurang suka minum jamu bisa jadi suka," ujar dia.
Sutrisno menerangkan pembuatan selai jamu ini sudah dilakukan sebelum pandemi COVID-19. Serangkaian uji coba dia lakukan untuk memperoleh resep yang pas.
"Dalam prosesnya, saya campurkan berbagai macam bahan rempah dengan tumbuhan yang biasa digunakan untuk pembuatan jamu, seperti kunir, kunyit, beras kencur, dan sebagainya," ujarnya.
Produk selai jamu bikinan Sutrisno akhirnya mendapat izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Seiring dengan itu, kemasannya juga dipercantik dengan wadah kaca seperti produk selai pada umumnya.
"Untuk pemasaran sudah ke beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Kalimantan. Beberapa kali kami juga kirim ke Belanda dan Malaysia," ucap Sutrisno.
Harga selai jamu ini Rp 20.000 per botol. Varian rasanya ada kunir asem, beras kencur, jahe merah, dan wedang uwuh.
"Sementara baru itu varian rasanya karena masih awal. Untuk dikenalkan kepada masyarakat, jadi yang rasanya lebih mudah diterima. Ke depan bisa diolah dari macam-macam tumbuhan. Bisa temu lawak, seroja, dan lain sebagainya," jelasnya.
Menjaga Warisan Leluhur
Selai jamu hanya sebagian kecil dari hasil inovasi sejumlah para praktisi jamu agar produk jamu tetap relevan di tengah kemajuan zaman. Selain Sutrisno, ada sekitar 30-an praktisi, pelaku usaha, dan produsen jamu anggota GP Jamu DIY yang berlomba menciptakan produk inovasi.
Mereka juga terus berupaya menghadirkan produk jamu yang selaras dengan ilmu pengetahuan, berdasarkan riset mendalam dari para ahli. Langkah ini tak lepas dari ditetapkannya Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya tak Benda (WPTB) oleh UNESCO pada 2023.
"Dengan pengakuan itu artinya ada kesempatan untuk kita jamu itu mengglobal. Cuma karena image masyarakat jamu itu empiris, makanya harus bagaimana mengejar sisi ilmiahnya. Sehingga butuh kerjasama dengan akademisi untuk risetnya," ucap Ketua GP Jamu DIY, Teguh Adi Nugroho.
"Jadi produk itu kalau bisa produk hasil riset, terus kita gunakan untuk formula yang dikomersilkan. Jadi mungkin menjadi peluang yang bisa kita kerjakan," imbuhnya.
Teguh menjelaskan, pengakuan UNESCO terhadap budaya sehat jamu itu melalui perjuangan yang panjang. Maka itu momen Hari Jamu Nasional yang diperingati setiap tanggal 27 Mei jadi lebih bermakna dan membakar semangat pelaku industri jamu untuk terus berinovasi.
"Butuh sekian waktu ya untuk kemarin kita bisa mendapat pengakuan seperti budaya lain, perlu waktu lama. Tentu sama memperjuangkan jamu ini. Kami di daerah, kemudian di pusat, itu juga dari akademisi, praktisi berusaha untuk membuat konsep agar jamu jadi warisan budaya tak benda ke UNESCO. Alhamdulillah 6 Desember 2023 dapat sertifikat pengakuan," ucapnya.
Teguh berharap, momen ini bisa menjadikan jamu yang merupakan warisan luhur Nusantara lebih dikenal masyarakat luas. Dia juga berharap agar ada peluang untuk jamu menjadi salah satu alternatif pengobatan yang bisa diterapkan di setiap rumah sakit.
"Harapannya seperti itu, dan itu juga yang sedang diperjuangkan oleh teman-teman pelaku usaha jamu," pungkas dia.
(dil/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi