Tanggul Sungai Serang di Kulon Progo Jebol, Ancam Rumah Warga-Bangunan Sekolah

Tanggul Sungai Serang di Kulon Progo Jebol, Ancam Rumah Warga-Bangunan Sekolah

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Senin, 29 Jan 2024 17:27 WIB
Kondisi kerusakan tanggul di Sungai Serang, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Senin (29/1/2024).
Kondisi kerusakan tanggul di Sungai Serang, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Senin (29/1/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Tanggul Sungai Serang di Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jebol. Rusaknya tanggul tersebut membuat pintu air rusak, akses jalan inspeksi ditutup, hingga mengancam bangunan sekolah dan permukiman warga.

Tanggul jebol ini terletak di RW 13, Wonosidi Kidul, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo. Persisnya di belakang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulon Progo.

Dari pantauan detikJogja di lokasi siang ini, tampak tanggul setinggi 5-7 meter dengan lebar berkisar 8 meter ini sudah dalam kondisi rusak parah. Bangket tanggul telah ambrol sehingga hanya menyisakan puing-puingnya saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua RW 13, Wonosidi Kidul, Sutrisno, mengatakan tanggul ini diketahui jebol pada tadi malam. Rusaknya tanggul diduga akibat tergerus aliran Sungai Serang yang sempat banjir kemarin.

"Jadi longsor itu diperkirakan pada tadi malam karena di wilayah Wates hujan dan Sungai Serang juga banjir," ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi, Senin (29/1).

ADVERTISEMENT

Sutrisno menyebut peristiwa ini merupakan yang kedua. Sebelumnya pernah ada peristiwa serupa tapi skalanya jauh lebih kecil.

"Jadi ini longsor kedua. Dulu sebagian belum parah, cuma bawah saja dan sudah dilaporkan, sudah ditinjau tapi belum ada tindakan. Dan yang terjadi semalam lebih parah lagi," ungkapnya.

Sutrisno mengatakan jebolnya tanggul ini membuat akses jalan inspeksi yang terletak di sekitar tanggul untuk sementara waktu ditutup. Padahal jalan tersebut digunakan masyarakat sebagai akses alternatif menuju sejumlah fasilitas publik seperti POM bensin, sekolah dan Masjid Agung Kulon Progo.

"Jalan tersebut digunakan oleh masyarakat sebagai jalan pintas untuk menuju ke wilayah Kedunggong, Pom bensin dan Masjid Agung oleh warga di sekitar Giripeni maupun Panjatan. Sehingga sebenarnya itu merugikan sebagian warga," ujarnya.

Tak hanya itu, jebolnya tanggul juga merusak pintu air yang menghubungkan saluran irigasi Kali Mambu menuju Sungai Serang. Kali Mambu sendiri merupakan saluran irigasi utama di Kota Wates yang berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari permukiman ke Sungai Serang.

"Saluran itu namanya Selokan Kali Mambu, itu merupakan saluran dari seluruh kota Wates kalau hujan maka muaranya di Sungai Serang lewatnya Kali Mambu tersebut. Terus jika di wilayah kami hujan lebat dan kebetulan wilayah utara menoreh hujan lebat maka terjadi banjir sehingga air yang dari Kota Wates tidak bisa masuk ke sungai. Jika pas keadaan Sungai Serang tidak banjir maka itu merupakan jalan satu-satunya dari aliran air hujan dari kota Wates," jelas Sutrisno.

Kondisi kerusakan tanggul di Sungai Serang, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Senin (29/1/2024).Kondisi kerusakan tanggul di Sungai Serang, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Senin (29/1/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Rusaknya tanggul ini lanjut Sutrisno secara langsung berdampak bagi warga di Wonosidi Kidul. Khususnya bagi warga RT 01 yang merupakan tempat di mana tanggul itu berada.

"Wilayah kami terdiri dari 5 RW, di situ masuk wilayah RT 01 yang banyak KK 267 diperkirakan 1.000 jiwa di situ. Terus 4 RT lain juga terdampak. Sebab jika biasanya bisa lewat situ bahkan di situ juga sering digunakan untuk olahraga pagi masyarakat terpaksa nyari alternatif jalan lain," terangnya.

Rusaknya tanggul tersebut juga mengancam MAN 2 Kulon Progo. Untuk diketahui, bangunan sekolah ini terletak di pinggir sungai Serang dan hanya dipisahkan dengan jalan inspeksi selebar 2,5 meter.

"Untuk tanggul yang longsor itu berdekatan dengan ruang kelas, sehingga itu mengancam paling tidak 2 ruang kelas, tambah parkir sisi selatan," ujar Muhammad Nur Kholis selaku Waka Humas MAN 2 Kulon Progo, saat ditemui di lokasi siang ini.

Pihak sekolah pun terpaksa memindah ruang kelas siswa sebagai antisipasi kemungkinan terburuk imbas jebolnya tanggul tersebut.

"Untuk sementara yang satu kelas di sisi paling timur memang sudah dipindahkan geser ke sebelah barat, karena kebetulan kelas sebelah baratnya kosong," ucapnya.

Respons Pemerintah

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Taufik Prihadi mengatakan laporan soal tanggul jebol di Wonosidi Kidul sudah diterima pihaknya. Tadi siang BPBD bersama jajaran kalurahan dan kapanewon setempat telah meninjau lokasi untuk dilakukan assessment atau rencana tindak lanjut.

Untuk langkah awal, BPBD meminta warga sekitar untuk segera bersurat kepada pemerintah yang nantinya akan diteruskan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) selaku pihak yang berwenang.

"Sudah kita assessment, terus karena itu masuk wilayah BBWSSO jadi warga ada kapanewon dan kalurahan bersama kita satu segera buat surat kepada bupati sama kita sama PU, kedua memberitahukan ke BBWSSO karena itu wilayah kewenangannya. Bisa koordinasi dengan kita untuk suratnya nanti dibuat," ujarnya ketika dihubungi via telepon sore ini.

Langkah berikutnya yakni menyegerakan pembersihan lokasi secara mandiri yang nantinya akan dibantu dukungan logistik dan alat berat dari BPBD Kulon Progo.

"Sementara untuk menanggulangi itu, masyarakat yang ada di situ diminta untuk kerja bakti, bisa konfirmasi ke kita kapan melakukan kerja bakti, untuk logistik bisa kita backup sebagai tindakan sementara. Sambil nunggu yang punya kewenangan baik dari BBWSSO maupun dari beliau Bu PJ Bupati ataupun Pak Sekda," ucapnya.

"Nanti kalau masyarakat di situ sudah ada kerja bakti dan kita support, andaikan memang diperlukan kita siap untuk kemudian mengoptimalkan BTT yang alokasi alat berat," imbuhnya.




(cln/apu)

Hide Ads