Kala Menu MBG Bikin Separuh Murid SMAN 1 Jogja Keracunan

Terpopuler Sepekan

Kala Menu MBG Bikin Separuh Murid SMAN 1 Jogja Keracunan

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 18 Okt 2025 08:56 WIB
Kala Menu MBG Bikin Separuh Murid SMAN 1 Jogja Keracunan
SMAN 1 Jogja Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Ratusan siswa SMA Negeri 1 Jogja mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Mereka mengalami sakit perut hingga diare.

Kasus keracunan MBG tersebut menarik perhatian pembaca detikJogja selama sepekan terakhir lantaran menimpa nyaris separuh dari siswa di sekolah yang sering dijuluki SMA Teladan itu.

Awal Mula Keracunan

Kepala SMA Teladan Jogja, Ngadiya menjelaskan menu MBG yang bermasalah itu disantap oleh para siswa pada Rabu (15/10). Namun siswa baru mengalami gejala keracunan pada Kamis (16/10) dini hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang diare sampai dua kali, tiga kali, tapi juga ada yang hanya sakit perut saja," papar Ngadiya saat ditemui di SMA 1 Jogja, Kamis (16/10/2025).

ADVERTISEMENT

Pihak sekolah kemudian melakukan pengecekan. Ternyata jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan cukup banyak.

"Dari hasilnya, siswa kami yang berjumlah 972 orang, tercatat 426 siswa mengalami sakit perut tadi malam, sekitar pukul 01.00-03.00 WIB," sambungnya.

Sebagian dari siswa dibawa ke layanan kesehatan meski tidak ada yang harus menjalani rawat inap. Bahkan kebanyakan siswa masih tetap masuk sekolah meski ada beberapa yang terpaksa izin tidak masuk.

Ngadiya mengonfirmasi pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan hingga Pihak puskesmas sudah mendatangi sekolah. Dari pernyataan pihak SPPG, sumber masalahnya ada di ayam dalam menu MBG.

Adapun menu MBG kemarin yang disantap siswa, kata Ngadiya, adalah nasi, ayam saus bbq, salad, dan pisang.

"Dari pihak SPPG mengakui bahwa kemungkinan memang ada keracunan dari MBG yaitu dari ayamnya. Keterangan dari pihak SPPG, proses memasaknya kemruputen (terlalu awal), jadi terlalu mruput masaknya," ungkapnya.

"Sehingga ayam dikirim ke sekolah sudah agak lama. Seharusnya masak sekitar jam 8, di-packing jam 9, dan dikirim ke sini jam 11. Tapi kemruputen lah," lanjut Ngadiya.

Lebih lanjut Ngadiya mengatakan, pihak SPPG Wirobrajan mengaku siap bertanggung jawab atas kejadian ini.

"Mereka (SPPG) menyatakan akan bertanggung jawab dan mengaver semua kebutuhan penanganan. Masih, (MBG) tetap berjalan. Tapi mereka memastikan hal seperti ini tidak terulang lagi, dan akan diamati reaksi siswa setelah makan," pungkasnya.

detikJogja kemudian mencoba mendatangi SPPG Wirobrajan yang terletak di jalan Arjuna, Wirobrajan. Namun, pihak SPPG enggan memberikan keterangan terkait kejadian ini.

Sultan HB X Kritik Sistem

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal insiden keracunan ratusan siswa di SMA Negeri 1 Jogja atau SMA Teladan diduga karena menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Sultan pun menyinggung statemen yang pernah ia sampaikan sebelumnya.

Sultan lagi-lagi menyinggung soal margin waktu memasak dan waktu makanan itu disantap siswa. Jarak waktu yang lama menurutnya bisa membuat makanan tak lagi segar dan rawan menimbulkan keracunan.

Dalam kasus keracunan di SMA Teladan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan yang menaungi sekolah itu, juga menaungi 8 sekolah lainnya. Di dalamnya, terdapat 3.444 siswa dari 9 sekolah itu.

"Saya kan sudah mengatakan, ya gimana, kalau mau bikin 3.000 porsi ya tidak bisa to. Nek biasane mung (kalau biasanya cuma bikin) 50 (porsi) terus (bikin) 3.000, dengan dapur tradisional itu suruh masak 3.000 itu jam piro le arep tangi (jam berapa harus bangun)," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Jumat (17/10/2025).

Untuk itu, kata Sultan, perlu dilakukan evaluasi. Tak hanya mencari tahu penyebab keracunan di SMA Teladan, namun diperlukan evaluasi menyeluruh terkait teknis pelaksanaan MBG.

Sultan berpendapat, SPPG memiliki beban jika harus menyediakan 3 ribuan porsi per SPPG. Meski sudah dilakukan pengawasan hingga kewajiban memiliki sertifikat higienis, menurutnya, jika beban SPPG masih seberat ini sulit untuk memastikan bahan makanan selalu fresh.

"Lo iya (perlu evaluasi), sekarang masalahnya, misal maunya itu harus diawasi, terus punya sertifikat. Tapi kalau dapurnya itu mung nganggo (cuma pakai) areng atau pakai LPG tapi (dibebani) 2 atau 3 ribu porsi nggak akan bisa. Rumah makan wae ra ono sing (tidak ada yang) buka nganti (sampai) 3 ribu porsi terus, nggak akan mampu," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Terpopuler Sepekan: Soeharto Pahlawan-Aksi Cium Gus Elham Tuai Kecaman"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads