Malioboro Full Jalur Pedestrian Bikin Pedagang Tak Laku, Pakar Ungkap Penyebabnya

Malioboro Full Jalur Pedestrian Bikin Pedagang Tak Laku, Pakar Ungkap Penyebabnya

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Rabu, 08 Okt 2025 13:44 WIB
Suasana Malioboro, Jogja pagi ini, Selasa (7/10/2025).
Suasana Malioboro, Jogja pagi ini, Selasa (7/10/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja.
Jogja -

Pemkot Jogja baru saja melakukan uji coba kawasan Malioboro Jogja full pedestrian, kemarin. Pakar Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut uji coba tersebut tidak efektif.

Dosen Program Studi Manajemen Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Dr Subarsono, menyebut uji coba tersebut berdampak pada pedagang kaki lima (PKL). Sebab, jumlah wisatawan Malioboro menjadi berkurang.

"Saya bisa ambil kesimpulan di uji coba tersebut, yang pertama, pangsa Malioboro terutama PKL adalah wisatawan dari luar Jogja yang menggunakan akses bus pariwisata atau minibus," ujar Subarsono saat dihubungi detikJogja, Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga, ketika akses ke Malioboro itu dihentikan, maka wisatawan tidak berkunjung ke Malioboro. Kenapa? Karena lokasi parkir yang tersedia itu jauh dari Malioboro," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Subarsono mengatakan, area Malioboro yang bebas kendaraan membuat pengunjung enggan jalan kaki dari area parkir yang tersedia. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa banyak PKL yang mengeluhkan sepi pembeli.

"Termasuk juga dampak akses ke hotel sepanjang Malioboro. Ini juga menyulitkan wisatawan masuk hotel. Karena itu tadi yang saya katakan, tempat parkirnya terlalu jauh," katanya.

"Beberapa tempat parkir yang tersedia kalau kita lihat di barat ada Ngabean, terus di selatan itu di timur Bank Indonesia (BI). Ini kan cukup jauh," jelasnya.

Maka itu, Subarsono menyarankan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memberlakukan half pedestrian. Yaitu dengan mengizinkan beberapa kendaraan wisata untuk masuk area Malioboro.

"Kalau dilihat data empiris kemarin, menurut saya tidak efektif kalau mau full pedestrian. Yang saya sarankan adalah half atau separuh," katanya.

"Jadi, biarkan bus pariwisata mengantar wisatawan berhenti di Malioboro untuk menurunkan penumpang, asal ada area. Kemudian pada jam tertentu, bus wisata itu kembali menjemput wisatawan." ungkapnya.

Namun, Subarsono bilang, jika memang menginginkan kawasan full pedestrian, maka harus dibangun area parkir yang luas dan dekat dengan Kawasan Malioboro.

"Itu tadi kalau half ya, kalau mau benar-benar full, ya lahan parkir harus dibangun di utara Malioboro. Dan itu untuk jangka menengah dan panjang," ucapnya.

"Sebenarnya tata letak di Malioboro itu sudah cocok untuk pedestrian karena space-nya sudah luas. Tapi masalahnya kan datang dari luar, kendaraan mau diparkir di mana? Dan Pemkot biasanya kedodoran di dalam membuat lahan parkir itu," pungkasnya.




(apl/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads