BRIN soal Kasus Radioaktif Cikande: Bisa Segera Diselesaikan

BRIN soal Kasus Radioaktif Cikande: Bisa Segera Diselesaikan

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 01 Okt 2025 18:39 WIB
Area terpapar radioaktif di Cikande, Serang. (Dok. Bapeten)
Foto: Area terpapar radioaktif di Cikande, Serang. (Dok. Bapeten)
Sleman -

Kasus kontaminasi radiasi Cesium-137 (Cs-137) ditemukan di kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini terlibat dalam penanganan dekontaminasi radioaktif dan pelimbahan.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim ahli untuk memastikan lokasi sumber kontaminasi dan area sekitarnya kembali aman.

"Termasuk upaya dekontaminasi dan pelimbahan, ya. Baik lokasi yang jadi sumber, maupun lokasi-lokasi yang terkontaminasi di sekitar situ," ungkap Handoko saat ditemui wartawan di UGM, Rabu (1/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses dekontaminasi di lapangan saat ini dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dengan pendampingan teknis yang intensif dari BRIN dan pengawasan dari Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).

ADVERTISEMENT

"Kami mendampingi dan membantu terus kemudian juga membuatkan standar penanganan, membuatkan standar penyimpanan, pokoknya hampir semuanya lah ya. Karena ahli-ahlinya kan ada dari kami, gitu," jelasnya.

Handoko meyakinkan bahwa meskipun ada lokasi dengan tingkat paparan yang cukup tinggi, penanganan yang diterapkan saat ini dapat segera menuntaskan masalah.

"Tapi itu dengan penanganan yang ada saat ini bisa segera diselesaikan sih, ya," tegasnya.

Di sisi lain, Handoko bilang bahwa paparan radioaktif yang terjadi di Cikande berasal dari barang yang terkontaminasi, bukan dari sumber radioaktif pasif.

"Kan dari barang yang terkontaminasi. Jadi sebenarnya relatif mudah diatasi sih, sebenarnya," ujar Handoko.

Untuk menjamin keamanan warga, Handoko memastikan bahwa akses ke lokasi yang terkontaminasi telah dibatasi.

"Kalau itu kan sudah akses sudah dibatasi di lokasi titik-titik itu, ya," katanya.

Sementara itu, untuk penemuan sumber utama radioaktif, BRIN menyatakan masih melanjutkan pemeriksaan forensik bersama Bareskrim.

Terkait hasil analisis detail dari BRIN dan perkembangan pencarian sumber utama kontaminasi, Kepala BRIN mengarahkan agar seluruh informasi dikoordinasikan melalui satu pintu.

"Kalau itu kami sudah sepakat untuk semua komunikasinya satu pintu ya. Lewat Pak Menko Pangan (Zulkifli Hasan), jadi bisa tanya langsung Pak Menko Pangan saja," pungkasnya.

Sebelumnya, Kasus kontaminasi radiasi Cesium-137 (Cs-137) di kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, menjadi sorotan publik. Daerah tersebut saat ini ditetapkan sebagai zona khusus radiasi.

"Investigasi Satgas memastikan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di Cikande, tidak pada rantai pasok nasional maupun ekspor. Jadi hanya satu titik di Cikande," ucap Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas, Zulkifli Hasan kepada detikFinance.

Penetapan zona terdampak radiasi ini dilakukan menyusul pengembalian udang asal Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) karena diduga tercemar Cesium-137 (Cs-137).

Kasus kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) di kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, bermula dari temuan otoritas Amerika Serikat. Awalnya, FDA dan US Customs mendeteksi paparan radioaktif pada produk udang beku asal Indonesia pada Selasa (19/8).

FDA mengatakan BMS Foods telah menangani produk dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan kontaminasi Cs-137, sehingga ada kemungkinan produk-produk lain ini juga dapat menimbulkan masalah keamanan.

Setelah dilakukan penarikan, pemerintah Indonesia kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui sumber kontaminasi radiasi tersebut. Per 9 September 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap dugaan bahwa pabrik baja di sekitar kawasan menjadi sumber awal kontaminasi.

Tim gabungan lalu memindahkan material yang terkontaminasi radiasi dari area terdampak. Tahap awal dekontaminasi dimulai.

"Satgas telah mengambil keterangan dan pemeriksaan terhadap PT PNT yang di Cikande. Jadi, satu perusahaan sebetulnya Di Cikande sebagai sumber terkontaminasi dan 15 pemilik lapak besi bekas," terang Zulhas.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads