Spanyol mengumumkan akan mengikuti jejak Italia untuk mengirimkan kapal perang ke wilayah perairan yang diblokade Israel di Gaza. Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal internasional yang mengangkut bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Gaza.
Dilansir detikNews, Kamis (25/9/2025), Perdana Menteri (PM) Spanyol, Pedro Sanchez, menjelaskan keputusan tersebut diambil demi memastikan bantuan dapat tiba dengan selamat.
Dalam konferensi pers di New York pada Sidang Umum PBB, Sanchez, mengatakan kapal bantuan itu mengangkut relawan dari 45 negara yang punya solidaritas terhadap penduduk Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah Spanyol bersikeras bahwa hukum internasional harus dihormati dan hak warga negara kami harus dihormati untuk berlayar melalui Mediterania dalam kondisi aman," ungkapnya pada Rabu (24/9) waktu setempat.
Sanchez menyampaikan Spanyol akan mengerahkan kapal angkatan laut untuk memperkuat armada dan memaksimalkan operasi penyelamatan.
"Besok kami akan mengirimkan kapal angkatan laut dari Cartagena dengan semua sumber daya yang diperlukan untuk membantu armada dan melakukan operasi penyelamatan," imbuhnya dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (25/9).
Diktahui Armada Global Sumud Flotila (GSF) mengerahkan sekitar 50 kapal sipil untuk mencoba menerobos blokade laut Israel di Gaza. Ada pengacara dan aktivis yang berada di kapal tersebut, termasuk salah satunya aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg.
Namun, berdasarkan juru bicara March to Gaza Greece yang merupakan bagian armada kapal internasional tersebut, Marikaiti Stasinou, kapal-kapal itu diserang 12 pesawat tanpa awak (drone) di perairan internasional, tepatnya 30 mil laut (56 km) dari Pulau Gavdos, Yunani.
Kepada Reuters pada Senin (22/9) lalu, Thunberg menuturkan jika drone berterbangan di atas mereka setiap malam.
"Misi ini tentang Gaza, bukan tentang kami, dan tidak ada risiko yang dapat kami ambil yang bisa mendekati risiko yang dihadapi warga Palestina setiap hari," jelas Thunberg lewat panggilan video dari kapal.
Sebagai informasi, Israel berulang kali mengkritik keberadaan armada bantuan tersebut. Namun pihak Israel tidak memberikan tanggapan apakah mereka terlibat dalam serangan drone.
Artikel ini ditulis ulang oleh Redella Reffa Herdianti peserta Program PRIMA Magang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan
Cara Membuat Kue Kontol Kejepit yang Rasanya Manis, Cocok untuk Pendamping Kopi