Renungan Harian Katolik Hari Ini 21 September 2025 dan Bacaannya: Kekayaan

Renungan Harian Katolik Hari Ini 21 September 2025 dan Bacaannya: Kekayaan

Santo - detikJogja
Minggu, 21 Sep 2025 04:00 WIB
Doa Rosario
Renungan harian Katolik. (Foto: Marissa demuner/Unsplash)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian Katolik hari ini adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 21 September 2025 merupakan hari Minggu biasa. Dengan orang kudus Santo Mateus, Rasul dan Pengarang Injil. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.

Mengangkat tema tentang kekayaan, mari simak renungan Katolik hari Minggu, 21 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Inspirasi Pagi" oleh Alfons Jehadut. Renungan harian Katolik berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil dan doa Katolik hari ini sebagai penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Katolik Hari Ini Minggu, 21 September 2025

Bacaan Injil Katolik 21 September 2025

Am. 8:4-7;

  • Am 8:4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini
  • Am 8:5 dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,
  • Am 8:6 supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"
  • Am 8:7 Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!

Mzm. 113:1-2,4-6,7-8;

  • Mzm 113:1 Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan!
  • Mzm 113:2 Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.
  • Mzm 113:4 Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
  • Mzm 113:5 Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,
  • Mzm 113:6 yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
  • Mzm 113:7 Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,
  • Mzm 113:8 untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.

1Tim. 2:1-8;

  • 1Tim 2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
  • 1Tim 2:2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
  • 1Tim 2:3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
  • 1Tim 2:4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
  • 1Tim 2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
  • 1Tim 2:6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
  • 1Tim 2:7 Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul?yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta?dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
  • 1Tim 2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Luk. 16:1-13

  • Luk 16:1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
  • Luk 16:2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
  • Luk 16:3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
  • Luk 16:4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
  • Luk 16:5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
  • Luk 16:6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
  • Luk 16:7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
  • Luk 16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
  • Luk 16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
  • Luk 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
  • Luk 16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
  • Luk 16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
  • Luk 16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

ADVERTISEMENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini

Seorang majikan memecat bendaharanya karena telah menghamburkan harta miliknya. Bendahara itu salah dalam mengurus harta majikannya. Kesalahan itu tidak ditampilkan secara jelas. Namun, kita bisa mengatakan bahwa alasannya adalah karena tidak jujur.

Kesalahannya bukan semata-mata masalah ketidakpandaian dalam mengurus harta benda. Bendahara itu tampaknya menggunakan kecerdikannya untuk mendapatkan banyak keuntungan bagi dirinya sendiri.

Karena itu, dia dipecat. Dia tidak boleh bekerja lagi sebagai bendahara dan harus membuat laporan utang piutang terakhir kepada majikannya. Setelah diberitahukan bahwa dirinya dipecat, bendahara itu memikirkan apa yang harus diperbuat dalam waktu yang tersisa.

Ia tidak menyesali perbuatannya, tetapi hanya berkeluh kesah dalam hati. Dia tidak memiliki banyak jalan untuk bisa bertahan hidup. Lalu, dicarinya suatu cara supaya ada orang yang mau menampungnya setelah pemecatan itu.

Dia mengambil hati orang yang berutang dengan menghapus bagian utang yang merupakan jatah bagi dirinya sendiri. Dengan cara itu, dia mendapat sahabat-sahabat yang akan membuka pintu baginya ketika dikeluarkan dari pekerjaannya.

Setelah diberitahukan bahwa dirinya dipecat, bendahara itu memikirkan apa yang harus diperbuat dalam waktu yang tersisa. Ia tidak menyesali perbuatannya, tetapi hanya berkeluh kesah dalam hati.

Dia tidak memiliki banyak jalan untuk bisa bertahan hidup. Lalu, dicarinya suatu cara supaya ada orang yang mau menampungnya setelah pemecatan itu. Dia mengambil hati orang yang berutang dengan menghapus bagian utang yang merupakan jatah bagi dirinya sendiri.

Dengan cara itu, dia mendapat sahabat-sahabat yang akan membuka pintu baginya ketika dikeluarkan dari pekerjaannya. Tindakan bendahara tersebut mendapat pujian dari sang majikan, sebab dengan itu, dia bertindak cerdik.

Dia memakai kekayaan yang ada dalam kekuasaannya untuk menjamin masa depannya. Dia lihai memakai waktu yang begitu mendesak guna melakukan suatu tindakan yang tepat.

Dengan perumpamaan ini, kita dipanggil untuk bertindak secara bijaksana dalam memakai harta kekayaan yang berada di bawah kontrol kita demi menjamin masa depan kita. Harta kekayaan tidak boleh menjadi Tuhan dalam hidup kita, dan kita tidak boleh diperbudak olehnya.

Bagaimana kita memperlakukan harta kekayaan yang dititipkan Tuhan kepada kita? Pada saat-saat tertentu dalam hidup, kita sering kali menghadapi situasi yang sulit dan menakutkan seperti yang dialami oleh bendahara yang tidak jujur itu ketika dipecat.

Pada saat-saat seperti itu, apakah kita bersandar pada Tuhan? Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan kita kesempatan lain? Ingat dan sadarilah bahwa Tuhan selalu memberi kita kesempatan lain! Tugas kita adalah percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita.

Doa Penutup

Allah maha pengasih dan penyayang, segala perintah-Mu Kauringkas dalam perintah cinta kepada-Mu dan kepada sesama manusia. Semoga dengan mentaati perintah-perintah-Mu, kami dapat memperoleh kehidupan abadi.

Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik hari ini Minggu, 21 September 2025 dengan bacaan Injil dan doa penutup. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads