Bagi umat Katolik, renungan harian Katolik hari ini adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 19 September 2025 merupakan Peringatan Fakultatif St Yauarius. Dengan orang kudus Santo Yanuarius, Martir. Santo Theodorus, Uskup dan Pengaku Iman. Santa Emilia de Rodat, Pengaku Iman. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.
Mengangkat tema tentang kegagalan, mari simak renungan Katolik hari Jumat, 19 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Inspirasi Pagi" oleh S Advent Novianto SJ. Renungan harian Katolik berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil dan doa Katolik hari ini sebagai penutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Jumat, 19 September 2025
Bacaan Injil Katolik 19 September 2025
1Tim. 6:2c-12;
- 1Tim 6:2 Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih. (6-2b) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.
- 1Tim 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat?yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus?dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
- 1Tim 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
- 1Tim 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
- 1Tim 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
- 1Tim 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
- 1Tim 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
- 1Tim 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
- 1Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
- 1Tim 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
- 1Tim 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20;
- Mzm 49:6 (49-7) mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka?
- Mzm 49:7 (49-8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya,
- Mzm 49:8 (49-9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya?
- Mzm 49:9 (49-10) supaya ia tetap hidup untuk seterusnya, dan tidak melihat lobang kubur.
Luk. 8:1-3.
- Luk 8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,
- Luk 8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
- Luk 8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Renungan Harian Katolik Hari Ini
Kita bisa memilih merespons pada kehilangan atau kegagalan yang kita alami dengan menjadi putus asa dan menyerah, atau membiarkan hal itu menjadi pengalaman yang memotivasi kita untuk menjadi lebih baik lagi.
Seorang teman saya adalah instruktur di pusat kebugaran dan saya pernah mendengar dia memberitahu para klien yang sedang berolahraga angkat beban untuk "mengarah pada kegagalan".
Itu membesarkan hati, bukan? Tapi teorinya adalah anda harus terus mengangkat beban itu sampai otot anda menjadi lelah sehingga kali berikutnya anda bisa berupaya melewati batasan itu dan membangun kekuatan yang lebih besar.
Salah satu kunci sukses dalam olahraga dan kerja apa pun adalah berlatih. Saya menganggap latihan sebagai kegagalan menuju kesuksesan, dan saya bisa memberi anda contoh sempurna yang melibatkan saya dan ponsel saya. Anda mungkin berpikir ponsel pintar adalah penemuan yang hebat.
Bagi saya, itu anugerah dari surga: alat tunggal yang bahkan bisa dipakai oleh seorang pria yang tidak memiliki tangan dan kaki untuk berbicara di telepon, mengirim survei dan pesan, bermain musik, merekam khotbah dan membuat catatan, serta mengetahui cuaca dan peristiwa-peristiwa dunia hanya dengan mengetuknya menggunakan ibu jari kaki saya.
Ponsel pintar itu tidak benar-benar dirancang sempurna bagi saya mengingat satu-satunya bagian diri saya yang bisa menggunakan layar sentuh itu berada jauh dari bagian tubuh saya yang bisa bicara.
Saya harus mencari tahu cara memosisikan ponsel itu di dekat mulut sesudah saya memencet tombolnya dengan kaki kecil saya. Metode yang saya rancang memberikan makna baru bagi istilah "flip phone" serta mendatangkan pelajaran yang dipenuhi memar dan lebam dalam hal peran kegagalan dalam kesuksesan.
Saya menghabiskan satu minggu penuh mencoba menggunakan kaki mungil saya untuk melempar telepon itu ke bahu, untuk kemudian menahannya dengan dagu agar saya bisa bicara.
Selama periode uji coba itu, anda bisa yakin bahwa saya berulang kali gagal. Wajah saya lebam-lebam karena terhantam telepon sampai saya terikat seakan-akan baru dihantam sekantong penuh uang koin.
Saya tidak akan memberitahu anda berapa banyak kali saya menghantam kepala atau hidung dengan ponsel. Atau berapa banyak ponsel yang rusak demi bisa menguasai tugas itu.
Saya mampu menerima beberapa pukulan dan mengganti beberapa ponsel. Yang tidak mampu saya kerjakan adalah menyerah. Setiap kali ponsel itu menghantam wajah saya, saya menjadi makin termotivasi untuk menguasai keahlian tersebut, dan akhirnya saya berhasil.
Tentu saja, sekana sudah suratan takdir, tak lama setelah saya akhirnya menguasai keahlian itu, muncul teknologi dengan perlengkapan headset berbasis Bluetooth yang bisa dipasang di telinga.
Sekarang lemparan ponsel saya yang terkenal itu sudah menjadi relik peninggalan teknologi masa silam dan hanya sesuatu yang saya lakukan untuk menghibur teman kala mereka bosan.
Doa Penutup
Ya Tuhan, dengan rendah hati kami mohon kepada-Mu, limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami dan doronglah kami selalu untuk menjalankan perintah-Mu. Semoga kami Kauhibur selama kehidupan sekarang dan Kauizinkan menikmati kebahagiaan.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari ini Jumat, 19 September 2025 dengan bacaan Injil dan doa penutup. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?
Tari Incling Khas Kulon Progo, Konon Jadi Alat Pergerakan Lawan Kolonialisme