Pimpinan Ponpes di Sulsel Tampar Santri gegara Tak Salim Berujung Dipolisikan

Regional

Pimpinan Ponpes di Sulsel Tampar Santri gegara Tak Salim Berujung Dipolisikan

Tim detikSulsel - detikJogja
Selasa, 16 Sep 2025 13:04 WIB
Tangkapan layar pimpinan ponpes di Palopo menampar santrinya karena tidak disalami.
Foto: Tangkapan layar pimpinan ponpes di Palopo menampar santrinya karena tidak disalami. (Dok. Istimewa)
Jogja -

Pimpinan pondok pesantren (ponpes) berinisial Prof S menampar santrinya berinisial D (16) gegara tak salim usai pengajian di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Penamparan itu pun berujung Prof S dipolisikan orang tua korban.

Dilansir detikSulsel, Selasa (16/9/2025), peristiwa itu terjadi usai pengajian di masjid Pesantren Datok Sulaiman Palopo pada Sabtu (13/9) pagi. Penamparan santri itu ternyata terekam CCTV hingga videonya viral di media sosial.

Dalam video itu, Prof S tampak mengenakan sarung dan peci putih duduk di kursi. Di depan Prof S tampak sejumlah santri duduk di lantai yang mulai membubarkan diri meninggalkan masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selesai pengajian subuh itu para santri seperti biasa setelah pengajian mengadakan salim kepada direktur pondok pesantren inisial S," ungkap Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Sahrir kepada detikSulsel, Senin (15/9).

Beberapa santri itu terlihat bergantian menyalami tangan Prof S sebelum keluar masjid. Hingga akhirnya korban D yang hendak keluar dipanggil dan ditampar pelaku.

ADVERTISEMENT

"Korban ini kemungkinan lupa (menyalami pimpinan ponpes), dia langsung mau lari keluar dan ditegur oleh terlapor," tuturnya.

Dari video itu terlihat Prof S sempat berbincang di hadapan santrinya itu. Namun terlapor kembali melayangkan tamparan yang membuat peci santri itu terjatuh.

"Saat korban mau melaksanakan salim dilakukanlah kekerasan itu, ditampar oleh terlapor pada bagian wajahnya," ujarnya.

Aksi Prof S itu pun membuat orang tua D tak terima. Prof S lalu dilaporkan ke polisi pada Minggu (14/9).

"Kalau untuk terkait kekerasan kepada anak yang terjadi di pondok pesantren kami telah menerima laporan tersebut dari orang tua korban," beber Sahrir.

Polisi masih menyelidiki kasus ini. Korban D sudah menjalani visum di rumah sakit.

"Korban itu ditampar sebanyak 3 kali dan sudah kami periksakan ke rumah sakit untuk mengambil visum," imbuhnya.

Ada 1 Korban Tampar Lainnya

Belakangan diketahui korban penamparan itu tak hanya korban D, tapi ada satu korban lainnya. Korban yakni remaja berinisial MK (14) yang duluan ditampar saat hadir di Pesantren Putra Datok Sulaiman Palopo pada Jumat (12/9).

Remaja MK ini padahal bukan santri. Dia datang ke lokasi setelah diundang sebagai qori atau orang yang melantunkan bacaan Al-Qur'an saat Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Kronologi sama (dengan peristiwa yang dialami santri D), cuma masih dilidik juga sama anggota," ujar Sahrir.

Orang tua MK pun disebut sudah melaporkan kejadian yang diterima anaknya itu ke polisi pada Sabtu (14/9). Poliis pun kini mengusut dua kasus dugaan kekerasan terhadap anak yang dilakukan Prof S.

Nantinya, polisi akan melakukan pemanggilan terhadap Prof S untuk diperiksa. Penyidik akan melakukan gelar perkara setelah terlapor dimintai keterangan.

"Kalau untuk terlapor sendiri belum dilakukan pemeriksaan. Kami masih melakukan pengumpulan-pengumpulan alat bukti, keterangan saksi yang lain dan melihat hasil visum kepala korban," jelasnya.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads