Sirene early warning system (EWS) tsunami yang meraung selama 20 menit pada Sabtu malam pekan lalu bikin heboh warga di Kalurahan Karangwuni, Wates, Kulon Progo. Sebagian warga sempat mengungsi. Ternyata sirene yang baru dipasang itu mengalami kerusakan.
Peristiwa itu terjadi menjelang tengah malam, Sabtu (6/9) pukul 23.15 WIB. Akibatnya sejumlah warga sempat mengungsi, mengingat Karangwuni dekat dengan laut Selatan Jawa.
"Iya, bunyinya lumayan kencang sampai bikin masyarakat kaget. Bahkan ada warga yang sudah pergi evakuasi diri ke tempat aman," kata Lurah Karangwuni, Anwar Musadad saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (7/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu ada juga sejumlah warga yang mendatangi kantor Balai Kalurahan Karangwuni, tempat di mana sirine itu terpasang.
"Ya, ada cukup banyak yang datang ke sini buat memastikan karena memang bunyi sirine tak kunjung mati. Akhirnya kami telepon BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi," ujar Anwar.
BPBD Sebut Eror Sistem
Tim BPBD Kulon Progo segera memeriksa EWS tersebut. Ternyata, sirene itu berbunyi karena ada kerusakan sistem.
"Bunyi sirine peringatan tsunami muncul akibat eror sistem. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.15 WIB hingga 23.35 WIB," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo Sunardi.
Dia memastikan tidak ada peristiwa kebencanaan yang menyebabkan alat itu berbunyi. "Untuk penyebab masih menunggu hasil pemeriksaan oleh vendor penyedia EWS," ujarnya.
Baru Dipasang Agustus
Ternyata EWS yang eror itu baru dipasang pada awal Agustus 2025.
"Iya, EWS baru tahun ini, baru terpasang awal-awal Agustus selesainya," ungkap Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Kulon Progo, Muh Juaini, saat dimintai konfirmasi wartawan lewat telepon, Senin (8/9/2025).
Juaini menjelaskan, EWS tersebut diperoleh dari hasil pengadaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2025. Sebenarnya, pihaknya mengajukan enam EWS tapi baru satu yang terealisasi dan itu ditempatkan di Karangwuni.
Juaini menyampaikan belum ada penyerahan secara resmi dari BNPB ke BPBD Kulonprogo. Oleh karena itu, jika ada kerusakan masih menjadi tanggung jawab penyedia alat.
"Jadi masih tanggung jawab penyedia, penyerahan di pemerintah menunggu berita acara serah terima kedua hibahnya ke Pemda Kulon Progo belum," ujarnya.
Terkait penyebab EWS bisa eror, Juaini belum dapat memberikan penjelasan.
"Kami juga heran kenapa tiba-tiba berbunyi, padahal sudah dites, operasionalnya sudah di-Bimtek ke petugas. Prinsipnya kalau kami eror itu EWS," ujarnya.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Gelagat Anggun Sopir Bank Gondol Rp 10 M Sebelum Ditangkap
Penjelasan Menkeu Purbaya soal Postingan Anaknya 'Lengserkan Agen CIA'