Sejumlah warga Kalurahan Karangwuni, Wates, Kulon Progo, sempat mengungsi karena suara sirine early warning system (EWS) tsunami yang meraung selama 20 menit. Ternyata EWS yang eror itu baru dipasang pada awal Agustus 2025.
"Iya, EWS baru tahun ini, baru terpasang awal-awal Agustus selesainya," ungkap Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Kulon Progo, Muh Juaini, saat dimintai konfirmasi wartawan lewat telepon, Senin (8/9/2025).
Juaini menjelaskan, EWS tersebut diperoleh dari hasil pengadaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2025. Sebenarnya, pihaknya mengajukan enam EWS tapi baru satu yang terealisasi dan itu ditempatkan di Karangwuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juaini menyampaikan belum ada penyerahan secara resmi dari BNPB ke BPBD Kulonprogo. Oleh karena itu, jika ada kerusakan masih menjadi tanggung jawab penyedia alat.
"Jadi masih tanggung jawab penyedia, penyerahan di pemerintah menunggu berita acara serah terima kedua hibahnya ke Pemda Kulon Progo belum," ujarnya.
Terkait penyebab EWS bisa eror, Juaini belum dapat memberikan penjelasan.
"Kami juga heran kenapa tiba-tiba berbunyi, padahal sudah dites, operasionalnya sudah di-Bimtek ke petugas. Prinsipnya kalau kami eror itu EWS," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates,dihebohkan dengan suara sirine EWS tsunami yang meraung selama 20 menit pada Sabtu (6/9) pukul 23.15 WIB. Sejumlah warga mengungsi mencari lokasi aman akibat peristiwa itu.
Warga yang sedang beristirahat di rumah sempat kaget dan panik. Mereka akhirnya merasa lega setelah mengetahui bahwa alat itu berbunyi karena kerusakan sistem, bukan karena terjadi tsunami.
"Iya, bunyinya lumayan kencang sampai bikin masyarakat kaget," ucap Lurah Karangwuni Anwar Musadad saat dimintai konfirmasi wartawan Minggu (7/9).
Bahkan, akibat suara sirine itu, sejumlah warga mengungsi karena khawatir terjadi bencana Tsunami, mengingat lokasi Karangwuni berada dekat dengan laut Selatan Jawa.
"Bahkan ada warga yang sudah pergi evakuasi diri ke tempat aman," ujarnya.
Selain mengungsi, beberapa warga juga mendatangi kantor Balai Kalurahan Karangwuni, tempat di mana sirine itu terpasang. Mereka lanjut Anwar, datang untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya, ada cukup banyak yang datang ke sini buat memastikan karena memang bunyi sirine tak kunjung mati. Akhirnya kami telepon BPBD untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi," jelasnya.
Tim BPBD akhirnya memeriksa EWS tersebut. Ternyata, sirine berbunyi karena ada kerusakan sistem.
"Bunyi sirine peringatan tsunami muncul akibat eror sistem. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.15 WIB hingga 23.35 WIB," ungkap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo Sunardi.
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Lokataru Sebut Delpedro Marhaen Tetap Semangat Meski Ditetapkan Tersangka
Detik-detik Pembuat Mural 'Awas Intel' di Jokteng Wetan Didatangi Polisi