Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 2 September 2025 merupakan hari biasa. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.
Mengangkat tema tentang pengharapan, mari simak renungan Katolik hari Selasa, 2 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Limitless: Renungan Harian untuk Kehidupan yang Luar Biasa Asyik" oleh Nick Vujicic. Renungan harian berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil hari ini dan doa Katolik hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Selasa, 2 September 2025
Bacaan Injil 2 September 2025
1Tes. 5:1-6,9-11;
- 1Tes 5:1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
- 1Tes 5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
- 1Tes 5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput.
- 1Tes 5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
- 1Tes 5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
- 1Tes 5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
- 1Tes 5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
- 1Tes 5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.
- 1Tes 5:11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Mzm. 27:1,4,13-14;
- Mzm 27:1 Dari Daud. Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
- Mzm 27:4 Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.
- Mzm 27:13 Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup!
- Mzm 27:14 Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!
Luk. 4:31-37
- Luk 4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
- Luk 4:32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
- Luk 4:33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:
- Luk 4:34 "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
- Luk 4:35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
- Luk 4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar."
- Luk 4:37 Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Renungan Harian Katolik 2 September 2025
Saya telah melihat kemampuan manusia yang menakjubkan untuk bangkit mengatasi keadaan mereka di tempat-tempat yang begitu suram seperti panti asuhan di China, kawasan kumuh di Mumbai, dan penjara di Rumania. Saya pernah bicara di depan penghuni panti sosial di Korea Selatan, yang beberapa di antaranya cacat dan yang lainnya merupakan ibu tunggal.
Ketangguhan mereka membuat saya terpana. Saya juga pernah mengunjungi sebuah penjara di Afrika Selatan yang dikelilingi tembok beton dan jeruji berkarat. Para pelaku kriminal yang paling buruk tidak diizinkan mengikuti kebaktian pelayanan kami, tapi saya bisa mendengar banyak dari mereka di luar, di seluruh penjara itu, ikut bernyanyi mengiringi puji-pujian kami.
Rasanya seakan-akan Roh Kudus memenuhi seluruh orang di sana dengan sukacita Allah. Secara fisik, mereka adalah tawanan, tapi secara roh mereka telah dibebaskan oleh karena iman dan pengharapan mereka. Saat berjalan keluar dari penjara hari itu, saya merasa para tahanan tersebut terlihat jauh lebih bebas daripada kebanyakan orang yang ada di luar penjara.
Ingatlah bahwa kesedihan memiliki fungsi tersendiri. Sangatlah wajar bila anda merasakan emosi itu, tapi anda tak boleh membiarkannya mendominasi pikiran anda siang dan malam. Anda bisa mengendalikan respons anda dengan beralih pada pikiran dan tindakan yang lebih positif yang dapat mengangkat roh serta semangat anda.
Karena saya orang yang cenderung spiritual, saya biasanya berpaling pada iman dalam masa-masa kesesakan. Yang mengejutkan, pelatihan saya di bidang akuntansilah yang menawarkan pendekatan yang bersifat lebih pragmatis. Bila anda berkata tidak punya harapan, itu berarti anda berpikir peluang untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam kehidupan anda selanjutnya adalah nol.
Nol? Itu sedikit ekstrem, kan? Kuatnya keyakinan terhadap masa depan yang lebih baik itu begitu nyata bagi saya sampai-sampai sepertinya akan jauh lebih mungkin mengatakan masa depan anda pasti akan menjadi lebih baik lagi. Iman, pengharapan, dan kasih merupakan pilar-pilar penyangga bagi kerohanian kita.
Apa pun keyakinan anda, anda tidak bisa tidak memiliki harapan sebab segala sesuatu yang baik dalam kehidupan dimulai dari sana. Jika anda tidak memiliki pengharapan, apakah anda akan pernah merencanakan untuk berkeluarga? Tanpa pengharapan, apakah anda bisa berupaya mempelajari hal baru? Pengharapan adalah batu loncatan bagi hampir semua langkah yang kita ambil.
Yesaya 40:31 berkata, "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
Saat pertama kali mendengar ayat itu, saya sadar saya tidak memerlukan tangan dan kaki. Jangan pernah lupa bahwa Allah tidak pernah menyerah terhadap anda.
Doa Penutup
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah cahaya sejati yang menyinari semua orang untuk menyelamatkan mereka. Kuatkanlah kami agar dapat menyiapkan bagi-Mu jalan perdamaian dan keadilan.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari Selasa, 2 September 2025 dengan bacaan Injilnya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.
(sto/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan