Dugaan Kekerasan Keluarga Pasien ke Residen RS Sardjito Berakhir Damai

Dugaan Kekerasan Keluarga Pasien ke Residen RS Sardjito Berakhir Damai

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 25 Agu 2025 21:12 WIB
Closeup of a medical stethoscope with folder .
Ilustrasi dokter residen. Foto: Getty Images/Ash2016
Sleman -

Seorang dokter residen pria inisial EN menjadi korban kekerasan yang dilakukan keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito. Kasus ini kemudian berakhir damai dan tidak berlanjut ke ranah hukum.

Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan kasus ini berakhir damai setelah terjadi pertemuan antara pelaku dengan korban. Saat pertemuan itu, pelaku mengaku meminta maaf atas peristiwa tersebut.

Selain itu, Banu mengatakan sudah ada pula surat akta penyelesaian sengketa yang ditandatangani oleh RSUP Dr Sardjito dan pihak keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah bertemu bersama artinya sepakat untuk menyelesaikan ini secara mediasi. Kami sangat memberikan perlindungan terhadap tenaga medis yang ada di kita. Kita tidak membiarkan bentuk apapun intimidasi dan sebagainya terhadap SDM kita," kata Banu saat ditemui wartawan, Senin (25/8/2025).

Dia menjelaskan, peristiwa berawal dari RSUP Dr Sardjito yang menerima pasien rujukan dari RS Soerojo dalam kondisi kritis. Pasien itu masuk UGD pada Jumat (22/8) dan pada saat datang sudah menderita pendarahan lambung. Namun, pada dini hari Sabtu (23/8) kondisi pasien sudah memburuk dan tidak tertolong.

ADVERTISEMENT

"Malam itu, ternyata kondisinya makin buruk. Kita sudah berupaya maksimal sesuai dengan prosedur di bawah pengawasan dokter anastesi yang ketat ternyata beliau tidak bisa tertolong dan meninggal (pada Sabtu pagi)," kata Banu saat ditemui wartawan, Senin (25/8/2025).

Atas kondisi itu, salah seorang keluarga korban merasa tidak terima dan emosional. Secara spontan, keluarga pasien itu kemudian meluapkan emosi dengan melakukan kekerasan pada seorang dokter residen yang bertugas.

"Memang dipukul, begitu. Kemudian karena yang mukul cewek dia sendiri mau jatuh. Nah residen kami sempat memegangi supaya dia (pelaku) nggak jatuh," jelasnya.

Banu menegaskan, yang melakukan penganiayaan ini bukan keluarga pasien yang merupakan tenaga medis.

"Itu yang melakukan bukan nakes tersebut tetapi keluarganya," jelasnya.

Banu Hermawan menjelaskan, pihaknya tidak menoleransi perilaku kekerasan maupun bullying dalam bentuk apa pun.

"Kami sampaikan bahwa RSUP Dr Sardjito dan FKKMK UGM berkomitmen untuk menghilangkan atau zero bullying di dalam ranah pendidikan kedokteran. Kami tidak menolerir adanya bullying baik yang dilakukan oleh keluarga pasien atau oleh internal tenaga medis lain," kata Banu.




(afn/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads