Pakar Parasitologi Wanti-wanti Cacingan Picu Komplikasi, Ini Tips Mencegahnya

Pakar Parasitologi Wanti-wanti Cacingan Picu Komplikasi, Ini Tips Mencegahnya

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 21 Agu 2025 16:45 WIB
Ilustrasi anak cacingan
Ilustrasi perut buncit tanda cacingan pada anak. (Foto: Getty Images/GOLFX)
Bantul -

Kasus bocah asal Sukabumi, Jawa Barat, Raya yang meninggal akibat digerogoti cacing gelang menuai perhatian. Pakar Parasitologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mewanti-wanti cacingan bisa mengakibatkan kematian. Lantas apa saja pencegahannya?

Pakar Parasitologi UMY, dr. Farindira Vesti Rahmasari mengatakan kasus meninggalnya Raya menjadi peringatan penting bagi orang tua untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak. Menurutnya, infeksi cacing terjadi ketika telur atau larva masuk ke tubuh melalui makanan, minuman maupun tanah yang terkontaminasi.

"Jika berlangsung lama tanpa pengobatan, jumlah cacing dalam tubuh bisa terus bertambah hingga mengganggu fungsi organ vital," kata Farindira kepada wartawan, Kamis (21/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemicunya biasanya karena kebiasaan anak bermain di tanah kotor, kurangnya kebiasaan mencuci tangan, dan lingkungan yang tidak higienis. Selain itu, infeksi berulang tanpa penanganan dapat menimbulkan hiperinfeksi.

ADVERTISEMENT

"Sehingga jumlah cacing di usus sangat banyak," ucapnya.

Menurutnya, jenis cacing yang paling banyak menyerang anak-anak adalah Ascaris lumbricoides atau cacing gelang. Selanjutnya adalah cacing tambang dan cacing cambuk.

Secara rinci, infeksi cacing gelang dalam jumlah besar dapat menimbulkan malnutrisi, sumbatan usus, perforasi, peritonitis bahkan berujung kematian.

"Infeksi berat bisa memicu komplikasi serius seperti sumbatan usus dan peritonitis. Inilah yang diduga menjadi penyebab kematian anak di Sukabumi tersebut," ujarnya.

Gejala Cacingan

Sedangkan untuk gejala awal cacingan, Farindira menyebut seperti mengalami perut buncit, nafsu makan menurun, berat badan sulit naik, serta sering mengeluh sakit perut atau mual tanpa sebab yang jelas. Oleh sebab itu, para orang tua harus mengetahui gejala cacingan pada anak.

"Karena kadang gejala muncul pada saluran pernapasan, seperti batuk atau mengi, karena larva bermigrasi lewat paru-paru. Pada kasus berat, cacing bahkan bisa keluar melalui muntahan, kotoran, hidung, atau telinga anak," katanya.

Pencegahan Cacingan

Terkait pencegahannya, Farindira menjelaskan bahwa sebetulnya sederhana, seperti rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan. Selain itu mengonsumsi obat cacing secara rutin setiap enam bulan.

"Pencegahan jauh lebih penting. Obat cacing sudah menjadi program pemerintah, tetapi keberhasilannya tergantung kesadaran orang tua. Selain itu, kebersihan makanan, minuman, dan kebiasaan mencuci tangan anak juga harus dijaga," ujarnya.

Tak hanya itu, pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh dalam artian tidak hanya pada individu. Menurutnya, pengaruh lingkungan sangat berpengaruh terhadap pencegahan cacingan.

"Karena pengobatan saja tidak cukup. Kalau lingkungan tetap kotor, sumber penularan akan terus ada. Jadi, menjaga sanitasi sama pentingnya dengan memberikan obat," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Raya, seorang bayi di bawah usia lima tahun (balita) di Sukabumi, Jawa Barat, viral karena sebelum meninggal tubuhnya dipenuhi cacing. Keluarganya mengungkap Raya sempat didiagnosis dokter tubercolosis (TBC).




(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads