Bagaimana Cara Cacing Pita Masuk ke Tubuh Manusia? Ini Penyebab dan Gejalanya

Bagaimana Cara Cacing Pita Masuk ke Tubuh Manusia? Ini Penyebab dan Gejalanya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Kamis, 21 Agu 2025 12:02 WIB
Gegara Makan Daging Mentah,Tubuh Turis Ini Kemasukan Cacing Pita
Ilustrasi tubuh manusia kemasukan cacing. (Foto: Site News)
Jogja -

Tahukah kamu bahwa sesuatu yang tampak kecil dan tak kasat mata seperti telur cacing pita bisa memicu masalah kesehatan serius pada manusia? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, infeksi dari Taenia solium (cacing pita babi) dimulai dari hal sepele, yaitu telur yang keluar bersama feses babi atau manusia. Tanpa disadari, siklus ini bisa terus berulang.

Yang lebih mengejutkan, infeksi ini tidak selalu terlihat dari luar. Sementara cacing pita dewasa di usus tidak menimbulkan gejala berat, larvanya bisa berpindah dan membentuk kista di otot, kulit, mata, hingga otak.

Penasaran bagaimana cacing pita bisa masuk ke tubuh manusia? Mari simak penjelasan berikut yang dihimpun dari laman US Centers for Disease Control and Prevention, WebMD, serta Medical News Today berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab dan Cara Cacing Pita Masuk ke Tubuh Manusia

Infeksi cacing pita tidak muncul tiba-tiba, melainkan karena ada faktor penyebab yang memungkinkan telur atau larva masuk ke tubuh manusia. Proses penularan ini bisa terjadi lewat makanan, minuman, kebersihan diri, hingga lingkungan. Agar lebih mudah dipahami, berikut beberapa penyebab utama masuknya cacing pita ke tubuh manusia:

ADVERTISEMENT

1. Menelan Telur Cacing Pita

Telur cacing pita bisa tersebar melalui tanah, air, atau makanan yang tercemar kotoran hewan yang sudah terinfeksi. Misalnya babi atau sapi yang menjadi inang awal cacing pita.

Saat tertelan, telur cacing pita akan menetas menjadi larva di dalam usus, lalu berkembang dan bisa menyebar ke jaringan tubuh lain. Kondisi ini sangat berisiko jika makanan atau minuman tidak terjaga kebersihannya.

2. Mengonsumsi Daging atau Ikan yang Kurang Matang

Daging babi, sapi, maupun ikan air tawar bisa menjadi media bagi larva cacing pita untuk bertahan hidup. Jika daging atau ikan tersebut dimakan dalam kondisi mentah atau setengah matang, larva akan masuk ke dalam tubuh manusia. Setelah berada di usus, larva ini berkembang menjadi cacing pita dewasa yang panjangnya bisa mencapai belasan meter dan bertahan bertahun-tahun.

3. Penularan Antarmanusia

Cacing pita kerdil atau dwarf tapeworm adalah satu-satunya jenis cacing pita yang bisa menuntaskan siklus hidupnya dalam satu inang manusia. Artinya, seseorang bisa menularkan langsung ke orang lain tanpa perantara hewan. Penularan ini lebih sering terjadi di lingkungan dengan kebersihan rendah, karena telur cacing bisa berpindah lewat kontak atau makanan yang sudah tercemar.

4. Melalui Serangga Perantara

Selain lewat hewan besar, penularan cacing pita juga bisa melibatkan serangga kecil seperti kutu atau kumbang. Serangga ini bisa memakan kotoran tikus yang terinfeksi, lalu membawa telur cacing dalam tubuhnya.

Jika serangga tersebut tidak sengaja tertelan oleh manusia, telur akan berkembang menjadi cacing pita. Situasi seperti ini lebih mudah terjadi di area dengan sanitasi buruk.

5. Kurangnya Kebersihan Diri

Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air besar adalah salah satu penyebab utama penularan cacing pita. Telur cacing yang keluar bersama tinja bisa menempel di tangan, lalu berpindah ke makanan yang dimakan. Kondisi ini bahkan bisa membuat seseorang terinfeksi ulang (reinfection) karena telur dari tubuhnya sendiri masuk kembali ke sistem pencernaan.

6. Kebiasaan Hidup di Lingkungan dengan Sanitasi Buruk

Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya sangat memudahkan siklus hidup cacing pita. Air minum yang terkontaminasi, pembuangan limbah yang sembarangan, serta kebiasaan makan daging mentah menjadi faktor risiko yang besar. Di daerah dengan masalah sanitasi, penularan cacing pita lebih sering terjadi dan sulit dicegah tanpa perubahan perilaku hidup bersih.

Gejala Infeksi Cacing Pita di Tubuh Manusia

Infeksi cacing pita sering kali tidak langsung disadari karena sebagian besar penderitanya tidak merasakan keluhan berarti. Meski begitu, keberadaan parasit ini di dalam tubuh manusia bisa menimbulkan gangguan kesehatan, mulai dari ringan hingga serius, tergantung jenis cacing pita dan kondisi tubuh penderita. Karena itu penting mengenali tanda-tanda awal agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.

Gejala cacing pita juga bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang hanya mengalami gangguan pencernaan ringan, ada pula yang merasakan keluhan lebih berat seperti penurunan berat badan atau kelelahan. Dalam beberapa kasus, infeksi bahkan bisa menimbulkan komplikasi berbahaya jika larva cacing berpindah ke organ lain. Berikut adalah gejala cacing pita yang umum terjadi pada manusia:

1. Nyeri dan Ketidaknyamanan di Perut

Cacing pita dapat mengganggu sistem pencernaan sehingga memicu rasa sakit di perut. Keluhan bisa berupa kram, perut terasa penuh, atau nyeri yang datang dan pergi.

2. Mual, Muntah, dan Diare

Infeksi cacing pita sering menimbulkan masalah pencernaan lain seperti mual, muntah, hingga diare berulang. Kondisi ini membuat tubuh kehilangan cairan dan terasa lemas.

3. Perubahan Nafsu Makan

Beberapa orang merasakan peningkatan rasa lapar, sementara yang lain justru kehilangan selera makan. Perubahan ini bisa menyebabkan berat badan turun drastis tanpa alasan jelas.

4. Kelelahan dan Lemas

Cacing pita menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi manusia. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan gizi, terasa mudah lelah, dan kehilangan energi.

5. Penurunan Berat Badan

Karena nutrisi banyak terserap oleh parasit, penderita sering mengalami penurunan berat badan meski pola makan tidak berubah. Kondisi ini juga bisa disertai kekurangan vitamin dan mineral penting.

6. Gangguan Tidur dan Pusing

Beberapa penderita mengeluhkan sulit tidur akibat rasa tidak nyaman pada perut. Ada pula yang mengalami pusing atau kepala terasa ringan karena tubuh kekurangan energi.

7. Segmen Cacing Keluar Bersama Feses

Tanda yang paling jelas adalah munculnya potongan atau segmen cacing pita pada tinja, bahkan terkadang terlihat keluar dari anus. Ini menjadi ciri khas infeksi cacing pita.

8. Masalah Saraf pada Kasus Berat

Jika larva cacing pita berpindah ke organ lain, seperti otak atau mata, infeksi dapat menyebabkan gangguan serius. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang, hingga infeksi berbahaya yang mengancam nyawa.

Cara Membunuh Cacing Pita di Dalam Tubuh Manusia

Mengatasi infeksi cacing pita membutuhkan penanganan medis yang tepat. Pasalnya, cacing pita dewasa biasanya menetap di usus, sementara larvanya bisa berpindah ke organ tubuh lain dan menyebabkan masalah yang lebih serius.

Proses pengobatan juga bisa berbeda tergantung jenis infeksi, apakah hanya di pencernaan atau sudah menyebar ke jaringan tubuh lain. Berikut ini adalah upaya medis yang umumnya dilakukan untuk membunuh cacing pita di dalam tubuh manusia.

1. Obat Minum (Oral Medications)

Langkah utama yang biasanya dilakukan dokter adalah memberikan obat minum khusus untuk membunuh cacing pita. Obat ini bekerja dengan melumpuhkan atau melarutkan cacing, sehingga bisa keluar bersama feses. Agar proses keluarnya lebih lancar, dokter kadang menyarankan penggunaan obat pencahar.

Pada infeksi tertentu, misalnya cacing pita babi, dokter juga bisa menambahkan obat anti muntah untuk mencegah risiko tertelan kembali larva cacing saat muntah. Proses ini cukup efektif, bahkan hingga 95% berhasil bila dijalankan sesuai prosedur.

2. Pemeriksaan Lanjutan Setelah Pengobatan

Meski obat bisa membunuh cacing pita, pemeriksaan tidak berhenti di situ. Biasanya, sampel feses pasien diperiksa kembali beberapa kali dalam beberapa bulan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi cacing pita atau telurnya yang tersisa. Dengan cara ini, dokter bisa memastikan pengobatan benar-benar tuntas dan tidak ada risiko infeksi berulang.

3. Obat Anti-Peradangan

Transisi ke kondisi yang lebih berat, jika cacing pita sudah keluar dari usus dan menyebabkan peradangan di jaringan tubuh lain, dokter dapat meresepkan obat anti-inflamasi berupa steroid. Obat ini berfungsi untuk mengurangi pembengkakan yang ditimbulkan oleh kista atau larva di jaringan tubuh. Dengan begitu, kerusakan organ bisa ditekan seminimal mungkin.

4. Operasi Kista

Dalam kasus yang sangat serius, larva cacing pita dapat membentuk kista di organ vital seperti hati atau paru-paru. Bila kista ini mengancam nyawa, maka jalan terakhir adalah operasi. Dokter akan menghancurkan isi kista terlebih dahulu dengan menyuntikkan obat, misalnya formalin, sebelum mengangkatnya. Cara ini dilakukan agar larva benar-benar mati dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.

Upaya Mencegah Infeksi Cacing Pita

Setelah mengetahui bagaimana cacing pita dapat masuk ke tubuh manusia hingga pengobatannya, langkah pencegahan menjadi hal penting untuk diperhatikan. Pencegahan tidak hanya melindungi kesehatan, tetapi juga mengurangi risiko infeksi yang bisa membahayakan tubuh. Berikut beberapa cara efektif yang dapat dilakukan:

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet, menyentuh hewan, dan sebelum makan.
  2. Hindari konsumsi daging atau ikan mentah atau setengah matang. Masak daging hingga suhu aman, yaitu minimal 63Β°C untuk potongan utuh dan 71Β°C untuk daging giling. Gunakan termometer makanan untuk memastikan suhu tercapai.
  3. Bekukan daging dan ikan minimal 24 jam pada suhu -20Β°C untuk membunuh telur dan larva cacing pita.
  4. Berikan perawatan rutin pada hewan peliharaan seperti anjing agar bebas dari cacing pita, dan pastikan mereka hanya makan daging yang dimasak.
  5. Rutin membersihkan dan mendesinfeksi area yang sering disentuh di rumah.
  6. Cuci buah dan sayuran dengan air matang atau yang telah diolah secara aman sebelum dikonsumsi.

Infeksi cacing pita pada tubuh manusia memang mengerikan. Oleh karena itu kita wajib melakukan langkah-langkah pencegahan seperti di atas. Semoga penjelasan ini bermanfaat!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads