Siswa 2 Sekolah di Kulon Progo Diduga Keracunan, Penyedia MBG Buka Suara

Siswa 2 Sekolah di Kulon Progo Diduga Keracunan, Penyedia MBG Buka Suara

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 31 Jul 2025 14:40 WIB
Suasana SPPG Dapur Sehati Wates, Kulon Progo, Kamis (31/7/2025).
Suasana SPPG Dapur Sehati Wates, Kulon Progo, Kamis (31/7/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Siswa dari dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wates, Kulon Progo mengeluhkan sakit perut hingga diare setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan MBG bagi dua sekolah tersebut buka suara.

Perwakilan SPPG Dapur Sehati Wates, Riski Fadilah mengatakan pihaknya telah mengetahui adanya dugaan keracunan menu MBG yang disediakan SPPG ini. Namun, penyebab pasti siswa mengeluhkan sakit usai menyantap menu MBG masih harus menunggu hasil laboratorium.

"Sementara sampai saat ini masih proses pengambilan sampel. Jadi untuk hasilnya seperti apa, kita dari mitra itu belum tahu. Terkait masalah kronologinya, kita juga belum bisa menyampaikan karena dari hasil lab-nya sendiri kita masih harus menunggu 14 hari," ucapnya saat ditemui di SPPG Dapur Sehati Wates, jalan Jogja-Wates, wilayah Triharjo, Wates, Kulon Progo, Kamis (31/7/2025) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disinggung soal menu apa yang disajikan dalam distribusi MBG kemarin, Riski menyebut, olahan daging ayam dan sejumlah sayuran. Selain itu juga ada mie sebagai pendampingnya.

"Kalau pastinya saya kurang hafal, tapi yang jelas menu kemarin ada bahan ayam, wortel, kwetiau juga," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Riski mengatakan menu tersebut sudah diolah sesuai prosedur operasi baku yang berlaku. Sehingga, dia memastikan, menu sudah layak untuk dikonsumsi.

"Mengenai SOP kita tetap menjalankan itu, karena dapur SPPG Wates ini salah satu dapur yang menjadi atensi karena di pinggir jalan, dekat bandara, jadi untuk terkait SOP kita tekankan kepada semua karyawan itu tidak toleransi terkait APD, terkait jam loading bahan baku, terkait masalah kelayakan dari bahan baku itu juga, terkait dengan manajemen waktu pengolahan, persiapan, itu semua dilaksanakan dengan baik," ucapnya.

"Semua yang dilakukan sama SDM dimonitor oleh PIC. Jadi setiap tim pengolahan, tim persiapan itu ada satu tim PIC, untuk monitoring kinerja anggotanya. Jadi semua terawasi dengan baik sesuai SOP yang ditentukan, termasuk memakai APD penutup rambut, kaos tangan, sama sandal lantai," imbuhnya.

Riski mengatakan selama ini SPPG Dapur Sehati Wates telah menyuplai 2.700 porsi menu MBG ke sekolah-sekolah di Kapanewon Wates. Mulai dari sekolah tingkat TK hingga Sekolah Menengah Atas.

"Kalau untuk total keseluruhan ada 2.700 an. Menyuplai mulai dari SD SMP TK PAUD sama SMA di wilayah Kecamatan Wates," terangnya.

Riski mengatakan pascakejadian ini SPPG Dapur Sehati Wates masih beroperasi seperti biasa. Distribusi menu MBG ke sejumlah sekolah di wilayah Kapanewon Wates juga tetap berjalan normal.

"Tetap distribusi, berjalan seperti biasa dengan pendampingan dan pengawasan dari Bhabinkamtibmas," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, siswa di SMP Muhammadiyah 2 Wates, Bendungan, Kulon Progo, mengeluhkan sakit perut, muntah hingga diare pasca menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal serupa juga terjadi di SMP N 3 Wates.

Dari pantauan detikJogja di SMP Muhammadiyah 2 Wates siang ini, tampak puluhan siswa putra maupun putri sedang menjalani pemeriksaan medis di ruang BK sekolah tersebut. Pemeriksaan dilakukan oleh Puskesmas Wates bersama Dinas Kesehatan Kulon Progo. Para siswa juga diberi obat pereda mual.

Mayoritas siswa mengeluhkan sakit perut hingga diare setelah mengonsumsi MBG yang disediakan pada Rabu (30/7/2025) kemarin. Keluhan tersebut muncul sejak semalam dan terus berlangsung sampai hari ini.

"Kemarin makan MBG, yang dimakan ada ayam, tahu, sama semangka. Setelah makan belum kerasa. Kerasanya pulang sekolah, mual, sakit perut, diare dan dirasakan sampai pagi ini," ucap salah satu siswa kelas VII, Diaz (14) saat ditemui di lokasi Kamis (31/7/2025)

Hal serupa diungkapkan siswa lain, Ghanim (13). Dia mulai merasakan mual hingga diare pada tengah malam tadi.

"Awalnya kemarin makan MBG. Tapi belum kerasa apa-apa. Mulai kerasa mual jam 12 malam sampai diare empat kali. Sekarang juga masih sakit perut dan lemas," terangnya.

Ghanim mengatakan menu MBG kemarin tidak menunjukkan mencurigakan. Tidak ada indikasi basi maupun berbau. "Enggak ada mas, kaya normal biasa aja. Gak ada bau juga," ucapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arif Mustofa, mengatakan selain di SMP Muhammadiyah 2 Wates, laporan soal dugaan keracunan akibat MBG ini juga terjadi di SMP N 3 Wates. Laporan tersebut diterima pihaknya pada pagi tadi.

"Hari ini kita mendapat laporan bahwa ada anak-anak yang bergejala diare dan muntah. Itu di SMP N 3 Wates di Sogan. Awalnya kita dapat laporan itu jam 07.30 WIB," ujarnya saat ditemui di sela pemeriksaan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Wates.

"Begitu datang kemudian teman-teman Puskesmas juga sudah melakukan investigasi awal ke SMP 3 Wates. Cuman karena kondisi air mati dan toilet antri karena banyak yang diare sehingga dipulangkan. Sehingga kita di SMP 3 wates tidak terlalu dapat banyak info yang cukup," ujarnya.

Arif mengatakan siswa mengalami gejala mulai dari mual, muntah dan diare. Jumlah siswa yang menunjukkan gejala tersebut masih dalam penghitungan pihaknya. Adapun hingga hari ini, baru SMP Muhammadiyah 2 Wates dan SMPN 3 Wates yang melaporkan adanya kejadian ini.

"Kita belum ada informasi lanjutan dari jadwal MBG yang ada di Seworan, tadi juga ada 13 sekolah kalau tidak salah SD dan SMP area SPPG tersebut. Pastinya yang agak besar memang sini (SMP Muhammadiyah 2 Wates) dan Sogan (SMPN 3 Wates). Yang SD belum ada informasi yang kita terima," ujarnya.

Arif mengatakan pihaknya telah melakukan serangkaian investigasi untuk mengungkap penyebab siswa mengalami gejala serupa. Termasuk di antaranya pengambilan sampel dari SPPG penyedia MBG, bekas muntahan hingga tinja. Sampel ini akan dicek oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLLK).

"Ada sampel makanan, muntahan, dan tinja. Jumlahnya belum bisa dipastikan. Sekarang masih proses investigasi dan akan dicek ke BLLK," ucapnya.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads