Bocah Korban Gigitan Ular Weling Masih di ICU Usai Terima 21 Antivenom

Regional

Bocah Korban Gigitan Ular Weling Masih di ICU Usai Terima 21 Antivenom

Robby Bernardi - detikJogja
Senin, 30 Jun 2025 09:35 WIB
Bocah korban gigitan ular dirawat di Ruang ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan, Kabupaten Pekalongan, Selasa (24/6/2025).
Bocah korban gigitan ular dirawat di Ruang ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan, Kabupaten Pekalongan, Selasa (24/6/2025). Foto: dok detikJateng
Jogja -

Korban gigitan ular Bernama Rafa (11) masih dirawat intensif di ICU RSI Pekajan Pekalongan. Rafa tercatat sudah mendapatkan 21 vial antivenom.

"Iya masih di ICU, mohon doanya. Pasien R saat ini berada dalam pengawasan ketat tim medis RSI Pekajangan. Semangat gotong royong dan kepedulian yang ditunjukkan oleh semua pihak ini menjadi kunci keberhasilan penanganan kasus darurat medis," kata Humas RSI Pekajangan Pekalongan, Atina, Minggu (29/6/2025), dilansir dari detikJateng.

Atina menyebut Dinkes Pekalongan dan RSUD Kajen turut mendukung penanganan pasien Rafa. Dinkes Pekalongan disebut berperan aktif untuk memastikan ketersediaan ntivenom. RSUD Kajen sendiri telah memberikan bantuan signifikan berupa 12 vial antivenom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, kami telah menerima antivenom, yang diserahkan langsung ke RSI Pekajangan oleh dr Imam Prasetyo Direktur RSUD Kajen, dan disaksikan langsung oleh keluarga pasien pada Jumat (27/6)," kata Atina.

Secara total, lanjutnya, Rafa sudah mendapatkan 21 vial antivenom. Seluruh antivenom tersebut sudah disuntikkan ke Rafa.

ADVERTISEMENT

"Hingga saat ini, RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan telah menerima total 21 vial antivenom yang seluruhnya telah diberikan kepada pasien R," ujar Atina.

Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, menyebut telah mengirimkan 15 vial antivenom untuk Rafa. 15 anti venom tersebut, 12 di antaranya dari RSUD Kajen, 2 dari dr Tri Maharani dan 1 dari Dinkes Provinsi.

"Kami dan RSUD Kajen, selalu berkoordinasi dengan RSI Pekajangan, untuk kesembuhan pasien. Ini kemarin kita mengirimkan 15 vial antivenom," kata Imam dalam rilis yang diterima detikJateng, Minggu (29/6).

"Kami RSUD Kajen berempati dan selalu bekerjasama dengan RSI Pekajangan untuk penanganan terbaik. Karena antivenom ini agak susah dicarinya, RSUD Kajen mendapatkan dari Bio Farma Bandung, langsung kami ambil dan kirim ke RSI," jelasnya.

Dia menyebut tak mudah dalam mendapat antivenom. Selain itu, 1 antivenom memiliki harga Rp 4,5 juta.

"Kami harapkan pasien untuk segera membaik dan beraktifitas kembali," terangnya.

"Kami dari rumah sakit, seluruh tenaga kesehatan, tidak mempunyai niat jahat ya, untuk mencelakakan pasien. Niat kita selalu untuk menolong pasien. Dan untuk pasien kemarin, kami menghadirkan dr Tri Maharani, spesialis emergency medis, tentunya ini bertujuan untuk mengakhiri polemik yang sudah sepuluh hari ini beredar," tambahnya.

Sempat Viral Salah Diagnosis

Diberitakan sebelumnya, kisah Rafa viral di media sosial usai RSUD Kajen disebut salah diagnosis. Kuasa hukum keluarga Rafa, Imam Maliki, mengungkapkan insiden tragis itu terjadi pada Senin (16/6) dini hari. Saat itu, korban tengah tidur.

Sempat dibawa ke mantri kesehatan, Rafa kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Senin pagi. Saat itu, RSUD memberikannya suntikan dan oksigen selama sekitar 45 menit. RS menganggap pasien kondisinya aman sehingga bisa dilakukan rawat jalan.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.




(afn/afn)

Hide Ads