Cukup banyak kematian manusia yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa, salah satunya ular weling. Dokter spesialis toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani mengungkapkan tips penanganan yang bisa dilakukan saat digigit ular weling.
Maharani menjelaskan, sebetulnya banyak korban meninggal bukan karena akibat gigitan ular weling. Namun akibat first aid atau pertolongan pertama yang salah.
Dia mengatakan pertolongan pertama yang benar adalah imobilisasi atau membatasi area gerak yang digigit ular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"First aid yang salah misalnya diikat, disiram air panas, dikeluarkan darahnya, disedot, diberi herbal, diberi batu hitam, dan masih banyak lagi," ujar Maharani saat dihubungi detikJogja, Jumat (27/6/2025).
Kesalahan saat pertolongan pertama tersebut, Maharani bilang, dapat menyebabkan bisa atau venom menyebar ke seluruh tubuh.
"Venom atau bisa menyebar lewat kelenjar getah bening bukan pembuluh darah. Jadi semua first aid yang diajarkan bukan imobilisasi adalah salah dan menyebabkan fatalitas," kata Ketua Kajian Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI itu.
Maharani pun menjelaskan terkait pertolongan pertama yang bisa dilakukan. Yaitu tergantung pada fase dari envenomation-nya (proses masuknya bisa).
"Di mana di fase lokal tidak membutuhkan obat antibisa. Cukup imobilisasi dan obat suportif simptomatis saja dan observasi 24 sampai 48 jam sedang di fase sistemik. Kemudian baru bisa diberikan antibisa ular sesuai dengan jenis ular dan juga venom efeknya," kata Maharani.
Menurut Maharani, pertolongan pertama adalah kunci untuk menyelamatkan korban dari gigitan ular berbisa. Sebab, jika pertolongan pertama sudah salah, maka berakibat fatal yakni kematian.
"Jadi fatalitas disebabkan karena first aid yang salah, dan juga yang paling penting ketika sistemik. Yaitu pertolongan kegawatdaruratan berupa menyelamatkan airway atau jalan nafas dengan memasang intubasi dan ventilator," jelasnya.
"Lalu memberikan oksigen adekuat dan memberikan akses intravena untuk memasukkan obat obat seperti antivenim dan anticholinesterase," pungkas Maharani.
(afn/afn)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi