Kala 'Ojol' Beroda 3 Ramaikan Jogja tapi Dianggap Tak Berizin

Terpopuler Sepekan

Kala 'Ojol' Beroda 3 Ramaikan Jogja tapi Dianggap Tak Berizin

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 08 Jun 2025 09:21 WIB
Tampilan Bajaj Maxride di jalanan Kota Jogja, Rabu (4/6/2025).
Tampilan Bajaj Maxride di jalanan Kota Jogja, Rabu (4/6/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Bajaj Maxride yang beberapa waktu terakhir mulai meramaikan transportasi online di Jogja ternyata menjadi sorotan Pemda DIY. Pemda DIY mempersoalkan izin operasi kendaraan roda tiga yang bisa dipesan secara daring layaknya ojol itu.

Kepala Dishub DIY Chrestina Erni Widyastuti bahkan telah mencoba klarifikasi langsung kepada pihak Maxride perihal izin tersebut. Menurutnya, angkutan penumpang tak bisa tiba-tiba langsung beroperasi tanpa ada izin.

"Temen-temen (Dishub) ada yang datang untuk klarifikasi secara informal tapi saya lupa tanggalnya. Kemudian kami bersama sama dengan OPD terkait pengin mengklarifikasi," jelas Erni saat dihubungi, Kamis (29/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya kan mereka harus audiensi dulu seperti yang lain, bisa ndak beroperasi di wilayah Jogja. Kebetulan itu kayanya belum, baik di kota maupun di Sleman belum," sambung Erni.

Beri Surat Peringatan

Erni juga menyatakan pihaknya telah melayangkan surat peringatan terhadap Maxride soal kelengkapan izin. Pemda DIY juga berkoordinasi dengan kepolisian soal masalah itu.

ADVERTISEMENT

"Kami juga sudah memberikan surat peringatan tapi kok semakin banyak. Saya sempat ditegur, dikira kami membiarkan. Kami sudah mengulik informasi dulu," ungkap Erni.

"Dishub telah berkoordinasi dengan pihak berwenang, Kalau masih belum memenuhi persyaratan ya penertiban yang kami lakukan," tegasnya.

Maxride Punya Patokan Lain

City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah ditemui detikJogja di Kantor Maxride, Mlati, Sleman, Jumat (30/5/2025).City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah ditemui detikJogja di Kantor Maxride, Mlati, Sleman, Jumat (30/5/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Lain halnya dengan Dishub, pihak Maxride mengaku sudah memenuhi kriteria untuk beroperasi di Jogja. City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah mengatakan Maxride ialah aplikasi yang mirip dengan aplikasi ojek online pada umumnya.

Karena itu, izin untuk beroperasi di Indonesia sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 12 Tahun 2019 sudah mereka kantongi. Untuk legalitas kendaraanya, kata Bayu, pihaknya sudah mengantongi Sertifikasi Registrasi Uji Tipe (SRUT).

"Seperti yang disampaikan Dishub kan memang saat ini berpatokan pada PM (Permenhub) 12, kami sudah memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditentukan di PM 12," kata Bayu saat ditemui detikJogja di kantor Maxride di Jombor, Sleman, Jumat (30/5/2025).

"Maxride sendiri di Jogja beroperasi tanpa trayek, tidak ada jadwal, sama seperti ojol pada umumnya, cuma jenisnya roda 3. Sehingga kalau disebutkan kami membutuhkan KIR, sebetulnya kami tidak ber-KIR karena bukan kendaraan plat kuning," sambung dia.

Meski begitu, dia menyatakan hendak menemui Dishub DIY untuk menyamakan presepsi. Tim Maxride disebut telah menyambangi Dishub DIY pada Senin (26/5). Bayu kemudian disarankan oleh petugas di Dishub DIY untuk mengirim surat permohonan bertemu lebih dulu. Surat pun sudah dikirimkan Rabu (28/5) lalu. Namun hingga saat ini dia belum mendapat konfirmasi dari Dishub.

"Mungkin karena tanggal merah surat belum dibalas. Surat dalam rangka untuk bisa bertemu dalam rangka penyampaian izin yang kita miliki. Di PM 12 kan kalau secara NIB sudah kita miliki, NIB untuk perusahaan dealer untuk berjualan di sini, ataupun NIB untuk aplikator," kata dia.

Cerita awal mula Maxride hingga cerita driver Maxride di halaman selanjutnya...

Cerita Awal Mula Maxride

Bayu bercerita bahwa Maxride sebenarnya pertama kali muncil di Makassar pada 2023 lalu. Ide pendirian Maxride muncul setelah melihat becak kayu dan becak mulai ditinggalkan setelah hadirnya ojek online.

"Kita awal mulai Maxride di Oktober 2023, kota pertama di Makassar. Kita lihat itu bentor sama becak kayu sebetulnya mulai ditinggalkan karena para konsumen lebih memilih opsi roda dua dan empat yang sudah online. Jadi roda tiga itu sudah mulai tergerus yang sebenarnya roda tiga ini market konvensional yang sudah lama," ujar Bayu kepada detikJogja, Rabu (4/6/2025).

Setelah mendapat respons positif di Makassar dengan menghadirkan 800 unit bajaj, Maxride mulai mengembangkan sayap ke beberapa kota lain seperti Medan dan Jogja.

"Secara regulasi kita juga mumpuni untuk mulai di Makassar, dan pemerintah sana cukup support karena menjadi solusi bagi mereka bagaimana pengemudi bentor dalam tanda kutip susah diatur menjadi mudah diatur," kata Bayu.

"Kemudian kita buka Desember 2024 di Medan, terus April ini kita buka di Jogja. Selanjutnya kita ada rencana ke Solo, Semarang, Surabaya, dan Manado," imbuhnya.

Bayu juga mengungkapkan siapa sosok di balik Maxride saat ini.

"Saat ini General Manager kami Pak Antonio Gratiano, beliau orang Jakarta dan saat ini dia membawahi operasional seluruh Indonesia," ungkap Bayu.

Pengalaman Jadi Driver Maxride

Bajaj Maxride milik Darsono saat ditemui di Jetis, Kota Jogja, Senin (2/6/2025).Bajaj Maxride milik Darsono saat ditemui di Jetis, Kota Jogja, Senin (2/6/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja

Salah satu yang sudah mengaspal dengan Bajaj Maxride ialah Darsono (56). Pria yang dulunya penarik becak motor ini mengaku mendapat untung lebih setelah menjadi driver Maxride.

"Saya udah sekitar tiga minggu. Ngikutin kemajuan lah, tadinya saya bentor (becak montor) terus ada ini saya pindah ini," buka Darsono saat berbincang dengan detikJogja di Bumijo, Jetis, Kota Jogja, Senin (2/6/2025).

"Kalau saya sehari tadi bisa narik, kalau saya nggak males bisa 30 tarikan. Hari ini pakai istirahat saya narik 10 kali, ada yang sampai 19-18 tarikan. Itu belum yang tak ambil, kalau ambil semua bisa sampai 20-30," ungkapnya.

Darsono membandingkan keuntungan yang dia dapat saat narik bentor dan menjadi driver Maxride. Menurutnya, keuntungan bisa naik berkali-kali lipat.

"Kalau untung tergantung kitanya, kalau kita sregep narik pasti untung. Kalau bentor gini, kalau hotel ramai itu dapat tarikan. Kalau hotel nggak ada tamu kadang seminggu sekali naik tiga sampai empat kali. Karena tamu hotel rata-rata online, kita kalah sama yang online. Jadinya kalau untung, ya bisa berkali-kali lipat ini," tutur Darsono.

Namun, keuntungan tersebut tak serta-merta didapatkan Darsono. Sebab, untuk menarik bajaj Maxride ada biaya sewa seharga Rp 75 ribu per harinya.

"Kalau sekarang saya narik 10 kali dapat uang Rp 170 ribuan, tapi belum bayar sewa ini Rp 75 ribu sama Rp 60 ribu buat bensin, masih sisa dikit tapi lumayan. Kalau bentor belum tentu sehari narik. Saya pernah itu bentor seminggu cuma narik satu kali," tuturnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video 5 Tuntutan Demo Ojol: 90% Driver, 10% Aplikator Harga Mati"
[Gambas:Video 20detik]
(afn/afn)

Hide Ads